25. Luka kita dan kembalinya dia!

23.4K 2.6K 261
                                    

Hai-hai! Aku balik nih, setelah empat hari nggak update. Senang nggak????

Please yang baca komen dong... sebiji aja udah bikin aku senang walau isinya cuma di 'next' in doang. :( Votenya jangan lupa ya bestieeeee..... karena itu yang bikin aku semangat nge-up. Mungkin aku up setelah lebaran aja lagi ya kalau gini ceritanya terus-terusan :( 

Baiklah,  untuk yang masih bertahan di sini, dan juga menunggu update-an cerita ini, aku ucapin makasih sebanyak-banyaknya. Kalian terbaikk!!!!  Readers on going dapat tempat tersendiri di hati aku :) 

 Kalian terbaikk!!!!  Readers on going dapat tempat tersendiri di hati aku :) 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

Rusak parah mood Ilana seharian ini. Dan itu berpengaruh pada intensitas percakapannya dengan Carla sesudah membaca chat gadis itu dengan suaminya. Di kampus, Ilana bahkan memilih duduk di bangku yang sedikit berjarak dari Carla. Katakanlah Ilana kekanakan. Tapi apa pun itu, beginilah Ilana. Daripada menyerang orang terdekatnya dengan kata-kata pedas, lebih baik ia menenangkan diri dengan caranya sendiri.

Ilana melamun sembari memanguku Ben yang masih berada dalam dekapannya. Duduk di atas ranjang, gadis itu sama sekali tidak fokus lantaran otaknya terus berpikir mengenai apa yang terjadi pada Atlan dan Carla sebelum lelaki itu menikahinya. Kan nggak lucu kalau tiba-tiba Carla dan Atlan pernah pacaran atau gimana. Ditipu dong berarti selama ini?

Suara pintu dibuka berhasil membuat pikiran kalut Ilana kembali jernih. Ia menoleh, menemukan Atlan yang baru saja masuk kamar sembari menenteng tas kerja merk Tumi. Astaga! Kenapa tampan sekali suaminya itu? Rompi hitam dipadukan dengan kemeja warna mint benar-benar cocok membalut tubuhnya.

Suaminya persis seperti CEO-CEO kaya yang dideskripsikan para author dalam cerita wattpad yang ia baca. Please ... jangan luluh karena lihat muka ganteng doang. Ingat, Na! Atlan cuma seperdelapan Jamal. Jangan kepincut!

"Eh, Bubu mesra banget sama Mumu? Nggak lihat Pupu datang, ya? Nggak mau digendong Pupu, ya?" gumam Atlan sambil melangkah ke arahnya. Ben yang dipaggil, kenapa ia yang ketar-ketir?

Kegelisahan Ilana belum berakhir sampai di situ. Atlan mendudukkan dirinya di pinggir ranjang, kemudian mengambil Ben dari pangkuannya.

"Main apa tadi sama Mumu, hm?"

"Mumu bwanana—Cucucup!" Ben berceloteh dengan bahasa bayinya.

Atlan yang memangku Ben ikut tertawa, lalu mengangkat ketiak Ben tinggi-tinggi hingga Ben terkikik. Diguncangkannya tubuh bayi itu, lalu didekatkannya bibir Ben pada bibirnya untuk dikecup lembut. "Sayang banget."

Bisa ditebak bagaimana muka Ilana? Merah bak kepiting rebus. Bolehkah ia cemburu pada Ben karena dapat kiss cuma-cuma dari suaminya?

"Mumu diam aja, nih? Pupu pulang kerja kok nggak disapa? Kan Bubu jadi sedih Pupunya dicuekin ...." ujar Atlan dengan suara yang dibuat-buat—seolah Ben yang berkata demikian.

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang