22. Cemburu!

26.1K 2.8K 170
                                    

Hai, im back!!! 

Siapa yang sering ngevote di sini tunjuk tangaaan! 

Terimakasih atas komentarnya di bab sebelumnya. Masih dengan permasalahan yang sama. Kenapa aku nggak mau up cepat? Ya karena bikin cerita itu susah guys, percayalah.  Rasanya kalau sepi nggak ada komentar atau vote itu kayak: Ah, cerita gue nggak layak baca kali ya? Dll. 

Aku senaaaang banget sama kalian yang komenin walau cuma 'next' dan 'semangat' doang. Bagi kebanyakan penulis, kata-kata itu kek obat lelah gitu lho. Apalagi komennya sesuai isi cerita.  Bahagianya separuh mati. :( 

**** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**** 

"Jadi lo belum skidipappap naninu toyor-toyor atau apalah namanya bareng Atlan yang wajahnya kelewat mesum itu?!"

Suara keras Carla mendapat cubitan dari Ilana lantaran mereka berjalan melintasi koridor gedung A. Jengkel banget, nggak, sih, punya teman yang mulutnya enggak bisa dijaga di depan umum?

Satu yang belum terceritakan. Bahwa Atlan dan Ilana tidak mengumbar pernikahan mereka pada teman-teman kampus. Hanya Baim dan Carla-lah orang spesial yang menjadi saksi atas janji suci dadakan itu. Tentu saja Ilana merasa panik. Takut-takut nanti ada yang salah paham—mengingat di Fakultas ini banyak sekali pengagum Atlan. Bisa diamuk dia nanti.

"Lo ngomong sekalian aja pinjam toa BEM biar satu kampus tahu gue udah kawin!" sindir Ilana memutar bola matanya malas.

"Yaelah, Na. Lo itu baru nikah, bukan kawin. Kecuali lo udah goyang ngebor—"

"Carla!"

"Hehehe." Carla cengengesan.

Di perjalanan menuju kelas terlihat beberapa gadis yang menatap Ilana sebal. Ada pula yang saling mengeluh lantaran Atlan tidak masuk kuliah siang ini. Yaiyalah nggak masuk. Atlan kan pindah jadwal ke pagi. Mampus lo nggak bisa caper sama laki gue. Rasain! Ilana bersorak riang dalam hati.

Atlan ambil kelas pagi hari ini, dan belum pulang hingga Ilana berangkat kuliah. Malahan Endah datang ke apartemen untuk membantu menjaga Ben selama ia di kampus. Kata Endah, Atlan hari ini ke mebel bersama Sutrisno. Lelaki itu akan memulai tugasnya sebagai pengurus mebel besar itu selama Meira koma.

Yang membuat Ilana sebal, kenapa Atlan tidak meneleponnya untuk memberitahu pulang terlambat dan sebagainya? Ia istri di sini jika Atlan lupa status itu.

"Lagian ya, Car. Gue kayak nggak ngelihat Atlan nafsu atau gimana sama gue. Gue bukan tipe dia katanya," keluh Ilana serupa bisikan. Matanya celingak-celinguk kiri-kanan, takut ada yang dengar.

"Tahu dari mana lo kalau dia nggak nafsu? Lo udah uji keperkasaannya?"

"Hah? Maksudnya?"

"Yaelah, Na. Laki-laki itu perlu digoda. Lo nggak pakai piyama kartun tolol lo itu pas tidur, 'kan?" Carla menaikkan sebelah alisnya.

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang