17. Malam Sakral? (17+)

53.9K 4.2K 209
                                    

Udah lama BENUA ATLANA nggak up. Ada yang kangen???

Kasih vote sama komennya dong guys. Kita challange, yuk? Kalau komen nyampe 50an, aku bakal fast up! Kalau nggak, tungguin ceritanya seminggu sekali.

Perhatian, part mengandung bahasan 17+
Harap bocil paham dan tidak ....

Perhatian, part mengandung bahasan 17+Harap bocil paham dan tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di depan kaca, Ilana sedang membersihkan sisa riasan dengan make up remover. Tentu saja ada Carla yang menemaninya. Gadis itu menjadi brides maid ala-ala yang mendampingi Ilana sepanjang rangkaian acara digelar. Tak luput dari pandangan, Puspita berdiri di belakang sang putri, mengusap surai yang telah dilepas sanggul serta pernak-perniknya itu.

"Gimana kalau malam ini, Ana tidur sama Mama? Kean sama Ana pisah kamar aja nggak apa-apa. Nikahnya kan juga demi Ben lagian."

Ucapan Ilana membuat mata Puspita dan Carla sama-sama membelalak. Gila! Apa-apaan pengantin baru minta tidur dengan ibunya? Puspita menahan malu, memaksakan senyum pada sahabat anak gadisnya.

"Na ... lo nggak lagi bercanda, 'kan, ngomong gitu?" Carla nyengir kuda.

"Lho, bercanda apanya. Gue takut tidur sama Kean. Nanti digrepe-grepe-"

"Na!" Puspita buru-buru menghentikan ucapan menyeleweng sang anak yang memandangnya dengan wajah tanpa dosa itu.

"Digrepe sekali paling ketagihan entar. Ayolah, Na. Cewek mah gitu. Awalnya nolak, terus malah minta karena ..." Menjeda ucapannya, Carla mencolek-colek pipi Ilana dengan telunjuk.

"Carla!" pekik Ilana bergidik ngeri.

Ilana ingin menyumpal mulut Carla dengan popok bayi agar gadis itu berhenti menakut-nakutinya. Sudah cukup ia merasa ketakutan gara-gara kata unboxing yang kini terngiang-ngiang di telinganya. Bisa dibilang, Ilana stress lantaran isu-isu 'malam pertama' dari berbagai pihak yang menerangkannya sejak tadi.

Keringat dingin keluar dari dahi Ilana. Bibir gadis itu bergetar-getar. Ditatapnya Puspita dari cermin sembari memohon. "Ma, Atlan itu ...." Bola matanya berputar mencari alasan yang masuk akal. "Ah iya. Atlan itu tidurnya suka ngorok, ngompol, terus kalau bangun tidur suka kentut. Bau banget. Ana alergi kentut. Jadi tolong, pisahin kamar Ana sama dia!"

"Ana, denger Mama. Mau sampai kapan kamu kayak gini? Malam ini kamu pisah kamar sama Atlan, terus malam-malam selanjutnya? Ingat, Na. Dia suami kamu. Permintaan dia adalah pahala. Lagian Atlan baik-baik aja Mama lihat. Bukannya ... kentut itu kebiasaan kamu?"

Suami? Really?

"Mama!"

Carla semakin terpingkal. Matanya bahkan berair melihat wajah menggerutu Ilana. "Udahlah, Na. Enak tahu skidipapap! Paling lo ketagihan-"

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang