24. Awal Kerumitan

24.7K 2.6K 137
                                    

Aku balik bestieee! 

Mumpung mood lagi bagus. Aku up nya lebih cepat. Senang gak??? 

Kasih tahu kamu dari belahan bumi bagian mana!

Part ini sedikit greget ya bestie. :) Yuk bantu cukupin komen sampai 50 kalau mau aku bantu juga buat up part selanjutnya. Ini lebih memanas lho.... yakin skip??? 

 yakin skip??? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

Ilana pikir, setelah cium-mencium semalam hubungannya dan Atlan semakin harmonis. Tapi nyatanya, entah apa yang membuat—baik suaranya maupun suara Atlan—enggan keluar walau hanya sekedar sapa.

Di sinilah gadis itu berada. Berdiri di depan cermin sambil menyisir rambut, lalu senyum-senyum memerhatikan bekas merah di lehernya.

Eits! Jangan salah kaprah. Bekas merah itu adalah lehernya yang gatal-gatal dan digaruk oleh Atlan menggunakan sisir. Menurut Ilana itu romantis. Bahkan ia ingat betul bagaimana ekspresi Atlan ketika menggaruk lehernya.

"Garuknya yang kencang, Kean!" titah Ilana malam tadi.

Atlan yang cemberut hanya bisa mematuhi ucapan istrinya. "Ngapain pakai sisir, sih? Padahal gue gigit—"

"Ih, jangan! Entar kalau gue jadi vampir pas lo gigit gimana?"

"Nggak akan jadi vampir, Na. Lo kata gue bangsa vampir apa? Kampret emang nih istri." Atlan bersungut-sungut. Sementara tangannya masih saja setia menggaruk leher Ilana dengan sisir yang diperuntukkan khusus untuk rambut Ben.

Dan karena gemas ... jiwa mesum dan penyakit TTLCG-nya kumat. Sembari memekik tertahan, ditindihnya lelaki itu, lalu menggigit leher Atlan keras-keras sampai Atlan menjerit kesakitan. Daripada ia yang digigit, mending ia yang menggigit duluan. Prinsip Ilana begitu.

TTLCG—Tidak Tahan Lihat Cowok Ganteng!

"Ekhm! Lihat kolor Pikachu gue nggak, Na?"

Suara bariton dari arah pintu kamar mandi membuat Ilana tersadar, bahwa bukan cuma dirinya yang berada di kamar ini. Ilana meringis ketika Atlan berjalan ke arah lemari dengan hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya. Astaga! Suaminya itu benar-benar sexy. Terkutuklah mata Ilana dan segenap pikiran kotornya. Pikiran kampret!

"Kolor Pikachu?" ulang Ilana.

"Iya. Yang gue beli dua bulan lalu bareng sama kolor lo yang motif hello kitty. Taruh di mana ya?"

"Hah? Emang kita beli bareng?" Ilana menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Pagi ini, mereka belum bertegur sapa. Dan sekalinya bertegur sapa, masa bahasannya soal kolor? Yang benar saja. Harusnya setelah berciuman, semua pasangan akan malu-malu dan membahas hal normal bukan? Tapi tidak dengan duo bohay ini.

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang