Chapter 8

623 74 2
                                    

"Hasil CT scan tak menunjukkan ada cedera di kepalamu. Hasil rontgen juga bagus, tak ada tulang yang patah. Hanya kaki kirimu yang sedikit terkilir. Pasti akan bengkak nanti. Kepalamu sakit dan telingamu berdengung karena efek suara ledakan itu. Akan hilang sendiri setelah dua hari. Ini obat pereda nyerimu."

Kapten Song memberikan sekantong obat kepada Jungkook.

"Terima kasih ahjussi. Akan kuminum obatnya."

"Akulah yang seharusnya berterima kasih. Kau sudah melindungiku dari ledakan itu."

"Sudahlah, kita satu tim, kita saling melindungi. Bagaimana denganmu ? Lukamu sendiri baru sembuh dan sejarang kau cedera lagi." Tanya Jungkook.

"Luka tembak kemarin sedikit terbuka, tapi tak masalah. Telingaku berdenging tapi tak separah keadaanmu. Aku sudah terbiasa dengan suara kencang seperti itu."

"Syukurlah kalau begitu. Ahjussi, aku ingin menengok Jin Goo hyung sebelum pergi."

"Kau serius ingin kembali ? Dengan keadaanmu yang seperti itu ? Dengan luka luka seperti itu ? Teman temanmu pasti akan khawatir nantinya. Beristirahatlah beberapa hari disini, sampai kau pulih. Aku akan mengatakannya pada atasanmu. Mereka pasti akan mengerti. Lagipula kau tak mungkin bisa berlatih dengan kaki seperti itu." Tanya Kapten Song. Mereka berjalan perlahan menyusuri lorong.

Jungkook melihat kakinya yang dibalut perban.

"Hanya sedikit terkilir, akan cepat sembuh. Kau kan tahu daya tahan tubuhku diatas rata rata. Teman temanku pasti makin khawatir kalau aku pergi lebih lama lagi. Lagipula luka luka ini pasti akan beberapa hari hilangnya. Tak mungkin aku pergi selama itu kan. Dan juga konserku sebentar lagi, setidaknya aku bisa hadir mensupport mereka saat latihan."

"Aku lupa kalau kau memang keras kepala." Keluh Kapten Song.

Mereka memasuki ruang rawat Letnan Jin Goo. Mata Jungkook berkaca kaca melihat keadaannya. Berbagai alat penunjang hidup menempel di badannya. Matanya tertutup seakan enggan untuk membuka.

Jungkook tertatih mendekati Letnan Jin Goo. Dengan bantuan Kapten Song ia duduk di kursi di sisi ranjang. Matanya berkaca kaca. Mengusap tangan orang yang sudah seperti kakaknya.

"Hyuung, aku datang. Maaf aku baru bisa menengokmu. Aku sangat merindukanmu hyung."

Air matanya meleleh.

"Hyung, aku melakukannya. Aku dan ahjussi menghancurkan transaksi mereka. Kami mengambil harta karun berharga mereka. Benar benar harta karun. Kau pasti akan tercengang jika melihatnya. Kami menangkap semuanya hyung, tapi terasa tak lengkap tanpa dirimu."

Jungkook mengusap air matanya.

"Tapi kau pasti memarahi kami kalau melihat keadaan kami sekarang. Kami terluka. Ceroboh. Tak melihat bahaya tersembunyi di sekeliling kami. Kalau hyung di sana pasti kau akan lebih jeli melihat penjahat yang bersembunyi itu."

Kapten Song datang mendekati dan menepuk pundak Jungkook. Dia mengerti kesedihannya. Sama sepertinya, hatinya kalut melihat Letnan Jin Goo tak juga membuka matanya.

"Hyung, cepatlah bangun. Cepat pulih kembali. Kami menunggumu."

Jungkook memeluk Letnan Jin Goo dan pergi bersama Kapten Song.


"

Tak apa kan kau pergi sendiri. Aku masih belum bisa meninggalkan Busan. Di Seoul nanti Kopral Mingyu yang akan mengantarmu ke studio." Kapten Song melepas Jungkook menuju ke lapangan helikopter.

"Tak masalah Ahjussi. Aku akan mengabari secepatnya setelah aku memeriksa video droneku. Akan ku teliti sedetail mungkin siapa yang menyebabkan ledakan tangki bahan bakar itu." Jawab Jungkook kemudian memeluk Kaptennya.

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang