Chapter 32

476 48 1
                                    

Danau Ilsan malam itu nampak tenang. Suara serangga malam terdengar nyaring. Kelelawar berterbangan mencari mangsanya.

Lain halnya dengan bangunan besar di tepi danau itu. Bangunan dengan tembok tinggi yang mengelilinginya, kamera pengawas di setiap sisinya dan penjaga yang dengan teliti memeriksa mobil yang masuk.

"Ketua Go Hiroto, selamat datang, silahkan masuk. Ketua Lee sudah menunggu."

Seorang penjaga mempersilakan mobil itu masuk beserta dua mobil yang mengikutinya. Gerbang menutup kembali.

Sekitar tiga puluh menit kemudian beberapa mobil datang. Sang penjaga memantau dari balik gerbangnya.

'cklek'

Suara pintu gerbang otomatis terbuka. Penjaga keluar menuju mobil terdepan. Jendela sopir terbuka. Penjaga memperhatikan penumpang di mobil tersebut.

"Ketua Xien Fu. Selamat datang."

Gerbang terbuka lebar. Dua mobil masuk. Sesaat kemudian tiga buah mobil kembali datang. Penjaga kembali mendekati mobil mobil tersebut. Ia menganggukkan kepala.

"Ketua Charles Anderson. Silahkan masuk."

Mobil masuk ketika gerbang terbuka.

Sekitar dua kilometer dari bangunan itu, mobil van hitam tersembunyi diantara pepohonan. Bunny fokus dengan empat monitor di depannya. Matanya dengan awas memperhatikan video dari kamera pengintai yang ia sebar di sekitar bangunan markas musuhnya itu.

Kamera infrared canggih berbentuk drone mini yang bisa menembus melihat di tempat tanpa cahaya. Tersembunyi apik di antara pepohonan.

'Mereka bertiga sudah datang semua. Tunggulah sebentar aku sedang meretas sistem mereka.'

'Baik, kami akan mulai bergerak sesuai instruksimu.'

'Siap, kami menunggu instruksimu.'

Suara Kapten Song dan Letnan Jin Go terdengar di earpiece Bunny. Mereka mengintai di tempat persembunyian yang berbeda. Menunggu perintah dari Bunny untuk bergerak.

Tiga gembong mafia berkumpul di markas utama. Mafia yang menguasai China, Jepang dan Singapura itu menunggu sang ketua utama datang.

Mereka menunggu di ruangan rahasia. Ruangan yang tersembunyi di bawah tanah. Dinding bercat putih dengan peredam suara dan beberapa kamera tersembunyi, pengamanan ekstra untuk ruang utama para ketua. Meja besar dengan beberapa kursi yang nyaman. Bar kecil dengan berbagai macam minuman beralkohol yang terpampang di etalasenya.

Para ketua itu meminum segelas wine yang disediakan untuk mereka. Wajah tegang mereka sedikit rileks setelah minum. Merasa aman dengan pelariannya dari pihak yang nengejar mereka.

Charles Anderson, meletakkan wine di mejanya. Pikirannya terpekur pada transaksi yang terjadi saat ini. Berharap anaknya, Jhonny, bisa memimpin penjemputan barang besar itu dengan lancar.

Ia menatap kedua mafia kawannya itu. Seseorang telah memporak porandakan mereka. Memaksa mereka melarikan diri dari CIA dan NIS. Membuat mereka harus mmepercepat pertemuan ini, yang seharusanya dilakukan pertengahan tahun. Bukan berita yang baik untuknya, terutama untuk ketua mereka.

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang