Chapter 21

528 54 0
                                    

Syuting dimulai pukul enam pagi, saat matahari baru saja menampakkan dirinya. Para member sedang bersiap di ruang make up. Yoongi tengah duduk di mejanya menunggu noona make up artisnya.

"Maaf Yoongi-shii, bisa buka maskernya, aku akan mulai sekarang."

"Ah, baiklah noona."

Yoongi membuka maskernya, terlihat lebam di dekat bibirnya. Noona terkejut melihatnya.

"Ada apa dengan bibirmu ?"

"Tak apa, hanya terjatuh." Jawabnya sambil tersenyum.

Yang diajak bicara hanya mengangguk dengan pandangan heran, sementara make up artist di sebelahnya hanya diam sambil melirik temannya.

🐰🐰🐰

Saatnya berganti kostum, mereka harus mengenakan kostum yang sedikit terbuka.

"Bisakah aku memakai kaos untuk dalaman kostum ini ?" Tanya Jungkook.

Dia mencoba kostumnya. Beberapa orang terlihat terkejut melihat ada lebam di bawah dadanya, terlihat jelas di kulit putihnya. Kerah jas itu sangat rendah, bila tak mengenakan dalaman akan terlihat lebam hitam itu.

🐰🐰🐰

Syuting hari ini berjalan lancar, sangat profesional dan cepat. Para member melakukan pose pose yang diinginkan sutradara dengan tepat. Nyaris tak ada senda gurau disana. Mereka ingin syuting cepat selesai dan beristirahat. Mengistirahatkan badan dan pikiran mereka.

Jujur saja, masih ada rasa takut di hati mereka karena peristiwa semalam. Meskipun mereka sudah membicarakannya dan sudah mendapat pengawalan masing masing, tetap saja rasa cemas itu ada.

Break untuk makan siang tiba. Alih alih memakan makanannya, para member lebih memilih memejamkan mata mereka untuk tidur sebentar. Mereka beristirahat sejenak di ruang pribadi mereka, berpesan pada para staff untuk tidak mengganggu.

Jimin, Taehyung dan Hoseok bersandar di sofa panjang. Yoongi dan Namjoon saling bersandar di kursi. Seokjin tidur menelungkupkan kepalanya di meja.

Jungkook memperhatikan para hyungnya, wajah pucat tertutup make up mereka. Tangannya memijit pelipisnya yang terasa pening. Bayangan Seokjin dan Yoongi dalam peristiwa semalam menari nari di pikirannya.

Tiba tiba semua hening. Jungkook seakan tak bisa mendengar apapun.

'braaaakkk'

Suara kencang terdengar di pikirannya. Keringatnya bercucuran. Nafasnya tersengal sengal. Dia melihat keenam hyungnya tergeletak bersimbah darah.

Jungkook menekan dadanya kuat kuat. Matanya menatap nyalang. Dicobanya meraup udara sebanyak mungkin. Oksigen seakan hilang dari sekitarnya. Susah payah ia bernafas.

"Jungkook,, Jungkook,, kau mendengarku. Tenangkan dirimu. Bernafaslah pelan pelan."

Jungkook mengerenyitkan dahinya, mencari sumber suara. Masih dalam usahanya meraup oksigen.

"Aku di depanmu Jungkook. Hyung di depanmu. Lihat mataku. Bernafaslah secara perlahan."

Sentuhan terasa di pipinya. Mengarahkan wajahnya ke hadapan seseorang. Pandangannya menemukan hyungnya. Matanya fokus menatap Jimin di depannya. Perlahan lahan nafasnya kembali normal. Kepalanya serasa berputar, pening.

"Hyung,, hyuung,, " Ucapnya panik.

"Iya,, hyung disini. Tenanglah."

Jimin memeluk Jungkook menenangkannya. Mengusap usap punggungnya dengan lembut. Sementara member lain melihatnya dengan cemas.

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang