Chapter 49

640 57 5
                                    

Jungkook mengawasi tangkapan CCTV di layar ponselnya. Rumah mewah itu nampak kosong tanpa ada seorang pun di dalamnya. Bahkan penjaga yang biasa terlihat berjajar juga tak ada. Rumah ini benar benar ditinggalkan setelah pemiliknya meninggal dunia.

Setelah mematikan semua CCTV yang masih menyala dari dalam rumah itu, ia segera bergerak. Memasuki bagian depan rumah setelah meretas pagar otomatisnya. Menyelinap ke dalam rumah dengan tetap waspada apabila ternyata masih ada yang berjaga.

Beranjak menuju lantai dua setelah memastikan keadaan aman. Langkahnya terhenti melihat satu ruangan terbuka yang menampakkan foto besar sang pemilik rumah. Nampak cantik dengan hiasan bunga mawar putih kesukaannya.

Jungkook mendekati foto itu. Setetes air turun dari matanya.

"Stephani noona,, aku merindukanmu."

Matanya menatap sendu foto itu.

"Maafkan aku. Aku menjanjikanmu kebebasan, tapi bukan ini yang kumau. Aku benar benar ingin kau keluar dari dunia yang tak kau sukai itu. Aku ingin kau hidup bahagia bersama kekasih hatimu seperti yang kau inginkan. Tapi mengapa kau melakukan itu ? Mengapa kau memilih jalanmu seperti ini ?"

Jungkook menundukkan kepalanya. Suara Stephani masih terngiang di telinganya.

Flashback on

Stephani menatap situasi di luar mobilnya. Senjata api berada di genggamannya siap ditembakkan pada polisi yang melakukan penyergapan itu. Sementara kekasihnya, Jhonny Anderson, menembak membabi buta.

"Jungkook,, aku tahu kau bisa mendengarku. Aku tahu kamu mengawasi kami. Dengarkan aku dengan baik."

"Terima kasih sudah mau berteman denganku meskipun kau tahu siapa aku sebenarnya. Terima kasih mau menerimaku dengan tulus. Kau adalah adik kecilku. Kesayanganku."

"Terima kasih atas niat baikmu untuk melepaskanku dari dunia yang sangat kubenci ini. Tapi tak semudah itu Kook. Tak hanya Jhonny dan Ketua Lee yang harus ku hadapi. Ada seseorang yang lebih besar lagi yang takkan mungkin bisa kuhindari. Jadi saat ini aku akan mengakhiri semuanya di sini. Kau sama sekali jangan merasa menyesal ataupun bersalah. Karena semua ini adalah keputusanku."

"Dan juga untuk Bunny,, aku menyiapkan sesuatu untuknya. Ia hanya perlu memanggil namaku untuk mendapatkannya. Tersimpan di benda kesayanganku. Benda favoritku yang bahkan sudah Jungkook hadiahkan kepadaku sebelum itu dirilis ke pasaran. Senang sekali. Aku jadi tak perlu bersaing bersama para penggemar fanatikmu untuk mendapatkannya."

Terdengar suara tawa kecil Stephani.

"Aku menyayangimu. Kau selamanya adalah adik kesayanganku. Jangan pernah lupakan aku ya."

Jungkook terdiam mendengarnya. Rentetan bunyi senjata api terdengar riuh di keheningan telinganya. Suara ledakan terdengar. Disusul suara jeritan Jhonny meneriakkan nama kekasihnya.

Jungkook bisa melihat dari tangkapan monitornya Jhonny menggendong Stephani yang berlumuran darah karena menjadi tamengnya.

"Stephani,,, baby,, Steph,, no,," Jhonny memeluk tubuh kekasihnya.

"Jhonny,, i love you so much. I,, always love you,,"

Suara Stephani menghilang diiringi suara sorak kemenangan kepolisian yang telah berhasil menaklukkan para penjahat. Jungkook melepaskan earpiecenya dan termenung. Matanya tanpa terasa meneteskan air mata.

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang