Chapter 17

576 53 1
                                    

Jam di ponselnya menunjukkan jam dua pagi. Udara pegunungan yang dingin membuat Seokjin terbangun. Kandung kemihnya terasa penuh. Terburu buru ia ke kamar mandi. Setelah keperluannya selesai, dia menyadari. Kasur Jungkook kosong.

'Kemana anak itu ?' Pikirnya.

Dia turun. Melihat ke lantai bawah. Gelap.

'Apa dia ikut Sejin hyung ke kota ? Ah, tidak Jungkook sudah tidur duluan ketika manajer pergi.'

Dia masuk ke kamarnya lagi. Memandang keluar jendela. Membuka pintu balkonnya. Kabut gunung turun menyelimuti halaman belakang. Terkejut melihat seseorang berdiri di pinggir kolam renang.

"JUNGKOOK !!!"

Suaranya menggelegar memecahkan keheningan malam. Membuat member lain terbangun karenanya.

'byuuurrr'

Terdengar suara jatuh ke air. Dengan panik Seokjin langsung menuruni tangga menuju ke halaman belakang.

🐰🐰🐰

Jungkook. Dia terbangun tengah malam dan tak bisa tidur lagi. Di ranjang sebelahnya, Seokjin tidur nyenyak dengan selimut menutupi kepalanya. Udara malam ini memang dingin sekali. Dan juga pasti ia lelah sekali terjaga hampir dua puluh empat jam menemani Jungkook.

Diambilnya jaketnya. Ia turun ke dapur, mengambil sekaleng bir. Perlahan ia membuka pintu kaca. Udara dingin langsung menyapa begitu ia melangkahkan kakinya keluar. Dirapatkannya jaketnya. Ia duduk di kursi di dekat kolam. Di teguknya bir yang ia bawa. Berbagai macam pikiran berkecambuk di benaknya. Lee Dong Wook.

Selama ini ia selalu bangga. Identitas Bunny tak pernah ketahuan oleh penjahat dan bahkan hanya segelintir orang yang mengetahui keberadaan Bunny. Dan sekarang, hanya karena kelalaian kecilnya, bisa berakibat sangat fatal seperti ini. Dia, Bunny, terlalu meremehkan Lee Dong Wook.

Peristiwa Letnan Jin Goo membuat ketakutan tersendiri baginya. Dia paham bahwa itu adalah resiko pekerjaannya. Tapi melihat orang yang sudah seperti keluarga baginya terbaring seperti itu, hatinya tak tenang.

Dan sekarang peristiwa orang tuanya. Benar benar memukulnya. Orang yang benar benar keluarganya. Meninggalkannya sendirian di dunia ini.

Melihat wajah kakak kakaknya yang bahagia memasuki villa petang tadi. Seokjin yang selalu menemaninya. Hatinya menghangat dengan ucapan Namjoon sore tadi. Mereka selalu menguatkannya.

Jungkook takut, terjadi hal buruk pada mereka. Tidak masalah bila dia yang terluka, tapi jika orang orang yang disayanginya terkena imbasnya. Dia takkan bisa menerimanya.

Jungkook termenung. Apa ini saatnya untuk pergi ?

Jungkook meletakkan birnya di meja. Ia berjalan mendekati kolam. Membuka kedua telapak tangannya menyambut kabut gunung yang turun. Dengan kepala mendongak dan mata tertutup, dia menikmati rasa dingin itu.

"JUNGKOOK !!!"

Sangat terkejut dengan teriakan Seokjin, dia terpeleset dan

'byuuurrr'

Terjatuh ke kolam. Dinginnya air menusuk ke tulangnya. Kolamnya tidak terlalu dalam, tetapi kaki kramnya karena terkena air dingin secara tiba tiba menyebabkannya kesulitan untuk berenang ke permukaan. Air sedingin es masuk ke paru parunya, membuatnya kesulitan bernafas. Pandangannya perlahan memburam. Tangannya menggapai gapai tepian kolam. Tak dapat diraihnya pegangan untuknya bertahan. Kesadarannya mulai menipis. Tapi masih dapat dilihatnya sepasang tangan meraih lengannya.

Seokjin dan Yoongi menariknya naik. Basah kuyup. Jungkook terduduk di tepi kolam. Berusaha menarik nafas sedalam dalamnya. Meraup oksigen dengan rakus. Terbatuk batuk memuntahkan air yang ia minum. Jungkook mengerang, kakinya terasa kaku, dan dia kedinginan.

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang