♧Chapter8♧

39 45 5
                                    


"Sana masuk."

"Loh, kok gue sih? Yang ada perlu sama Asahi kan lu?"

"Gue gak terlalu kenal sama orangnya."

"Ya makanya kenalan. Jangan mau kenalan sama cewek cakep doang. Sekali-kali berbaur sama para batang dari kelas lain."

"Terus fungsinya lu ikut gue ke sini apaan njir?"

"Ya nemenin lu lah. Gitu ajah masih nanya."

Brakhhh!!!!

Kedua murid laki-laki yang sedang beradu argumen itu seketika terhenti dan menoleh secara serentak ke arah depan yang merupakan pintu kelas yang telah terbuka. Terpampang jelas seorang murid perempuan berkacamata kotak tengah menatap mereka dengan raut wajah tanpa ekspresi.

"Ada apa?"

Kedua murid laki-laki itu saling melirik seakan-akan saling bertukar pikiran dengan batin masing-masing.

"Buset. Gue kira nih cewek judes ternyata suaranya kiyowo bat njir," Beomgyu berucap di dalam hati sambil memerhatikan murid perempuan itu mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Psttt." lelaki bertubuh tinggi yang berada di samping Beomgyu menggerakkan lengannya untuk menyikut lengan milik Beomgyu. Sang empu mendelik kesal lalu menatap Gadis di depannya dengan kekehan canggung.

"A... Asahi ada?" gadis itu mengernyit selama tiga detik lalu melirik ke arah dalam kelas mencari seseorang yang menjadi objek pencarian kedua murid laki-laki di depannya.

Gadis itu mengangguk lalu menatap Beomgyu dan laki-laki di sebelah Beomgyu secara bergantian. "Ada di dalam. Kalian masuk ajah. Kebetulan Bu Zuzy hari ini gak masuk jadi nitip tugas doang."

Setelah kalimat tadi selesai terucap, gadis itu melangkah meninggalkan mereka dan berjalan di Koridor kelas ke arah Selatan. Sepertinya gadis itu ingin ke toilet perempuan.

"Woi Asahi!"

Panggilan yang mirip seperti teriakan tadi berasal dari mulut Beomgyu. Seisi kelas mendongak menatap ke arahnya namun Beomgyu seperti tidak peduli dan kini berjalan ke arah bangku milik seorang yang bernama Asahi.

Plakk!!

"Apasih Sung? Lu kalau gak ikhlas nemenin gua mending lu balik ke kelas sana." Beomgyu merasa kesal lantaran Laki-laki bernama Jisung itu dengan tiba-tiba memukul kepalanya.

Jisung sudah berniat ingin mengajukan protes namun ketika netranya menangkap tatapan tajam Asahi, dirinya urung dan mengisyaratkan Beomgyu untuk segera menyelesaikan urusannya dengan pemuda yang berperan sebagai ketua eskul basket tersebut.

Beomgyu berdecak kesal namun seketika kepalanya menunduk melihat ke arah Beomgyu yang masih duduk di bangkunya dengan pandangan fokus kepada buku tulis di mejanya.

"Gue mau masuk eskul basket bro. Gue denger lu ketuanya jadi gue mau konfirmasi sama lo," ujar Beomgyu dengan tekadnya yang berusaha sabar dengan lelaki yang menjadi lawan bicaranya kali ini.

Asahi masih setia menulis sesuatu pada buku tulisnya tanpa niat sedikitpun untuk merepson ataupun sekedar melihat ke arah Beomgyu.

"Hello? Gue pikir lo gak tuli sih. Masa cowok tampan kayak gue dikacangin?" merasa tidak mendapat respon dari pemuda itu, Beomgyu tak tinggal diam dan kini dirinya telah menarik bangku milik murid perempuan yang berada di samping Asahi. Kebetulan gadis pemilik bangku itu berdiri dan berjalan ke arah belakang. Mungkin merasa terganggu karena kedatangan Beomgyu dan Jisung.

Asahi belum mau merespon. Dirinya sempat melirik keberadaan Beomgyu yang sudah duduk di sampingnya sambil menyingkirkan tangan Beomgyu yang dengan santainya merangkul pundaknya. Risih? Tentu saja. Namun dia juga malas untuk meladeni laki-laki itu.

Cinta Penawar KutukanWhere stories live. Discover now