♧Chapter17♧

24 20 3
                                    

Brum... Brum... Brum!!!

Bunyi deru mesin motor Beomgyu terdengar memasuki pekarangan rumah yang tampak sunyi itu. Giselle memerhatikan rumah yang sedang mereka kunjungi selama beberapa detik sebelum turun dari jok motor Beomgyu.

Hal yang dilakukan Beomgyu juga sama. Namun Beomgyu lebih bersikap santai sambil membuka helm miliknya dan berkaca membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakan di kaca spion motor miliknya.

"Gyu!! Makan dulu baru main!" teriak seorang wanita yang tampaknya dari suatu tempat dan terlihat sedang membuka pintu pagar rumah yang berada di depan rumah Winter.

Dia Tia, Mama Beomgyu. Melihat kantong kresek yang berada di kedua tangan wanita itu, sepertinya Tia sehabis ke Minimark*t terdekat.

"Iya Ma! Nanti dulu! Beomgyu mau jenguk Winter dulu!" balas laki-laki itu. Agaknya oknum yang diteriaki tadi tidak terlalu memperdulikan teriakan anaknya. Terbukti, Tia hanya melanjutkan kegiatannya menutup pintu pagar dan berjalan memasuki rumah yang tampak sederhana itu.

"Gak sopan banget, dasar. Mama lo kenapa pake lo teriakin sih? Di jawab tuh yang bener. Con-"

"Stttt, gak usah bawel. Tuh mereka berdua udah nyampe."

Giselle tidak jadi melanjutkan omelan nya. Kini perhatiannya sudah berpusat ke arah dua laki-laki yang baru saja memasuki pekarangan rumah di depan mereka. Namun saat Sunoo ingin menyapa, sebuah mobil terlihat ikut berhenti di pinggir jalan. Tak lama kemudian dua orang perempuan turun dari mobil itu dan menatap mereka ber-empat dengan raut wajah bingung.

Mobil yang ditumpangi oleh dua perempuan tadi mulai memasuki pekarangan rumah setelah gerbang dibuka lebih lebar oleh gadis berambut sebahu itu. Dia Winter, oknum yang menjadikan ke-empat murid SMA itu ke sana dengan niat menjenguk.

"Kalian kesini?"

Hening dan canggung. Ketika melihat Winter yang berjalan mendekat ke arah mereka dan menyeterukan pertanyaannya, tiga diantara mereka menjadi bingung. Giselle bahkan tidak sadar menggumamkan kata, "Hah?" membuat Winter jadi ikut memerhatikannya.

"Oh. I... Ini Kayla, sepupunya Winter. Iya kan Kay?" Menyadari situasi yang tidak aman, Beomgyu segera bersuara. Oh lihatlah raut wajah Winter, Beomgyu semakin cemas dibuatnya. Gadis itu seolah-olah tidak merasa panik dan semacamnya. Terbukti dirinya bahkan hanya menaikkan sebelah alisnya bingung mendengar kalimat Beomgyu tadi.

"Kyl-"

"Oh teman-temannya Winter datang rupanya. Beomgyu, kok temannya ga diajak masuk?"

Dari arah belakang, muncul Wina dan juga Ita yang berjalan mengekor di belakang. Winter menoleh dan sedikit mundur untuk memberi ruang kepada Ibunya.

"A... Anu Tan. Tadi niatnya mau jenguk Winter tapi kayaknya Winter gak ada ya?"

Wina melirik putrinya sejenak lalu tersenyum kembali ke arah Beomgyu dan teman-temannya. Tatapannya mengarah tepat ke manik mata Beomgyu seakan-akan tengah mengatakan sesuatu melalui kode tatapan mata.

"Ah iya. Hampir saja ketahuan. Gue bego banget sih, ya Tuhan!!" Kalau bisa Winter menjerit, gadis itu akan menjerit saat itu juga. Kenapa dirinya begitu pelupa? Pantas teman-temannya sedari tadi menatap ke arahnya dengan bingung, ternyata dirinya memang masih menjadi Winter mode malam (bertubuh kurus.)

"Iya nih. Setelah sakit selama tiga hari, Winter tiba-tiba kepengen nginap ke rumah Tantenya. Tapi sampai hari ini, dia belum pulang,"

Bagus, seenggaknya Wina saat ini masih bisa mampu membuat alasan yang sekiranya masuk akal dan tidak membuat Sunoo, Giselle dan Asahi curiga. Terbukti mereka terlihat langsung mengangguk mengerti setelah mendengar penjelasan Wina.

Cinta Penawar KutukanWhere stories live. Discover now