♧Chapter12♧

32 34 3
                                    

Piiiiiipppp!!!

Peluit tanda permainan akan dimulai. Baik dari segi pemain maupun penonton sudah siap dengan posisi masing-masing. Padahal bukan ajang perlombaan, tapi para pemain begitu antusias mengikuti permainan bola voli kali ini. Begitupula dengan beberapa siswa yang terlihat sudah duduk rapi di bangku penonton. Ya, kebanyakan mereka dari kalangan murid perempuan. Teriakan melengking disertai dengan beberapa nama yang terdengar bersaut-sautan untuk mereka lontarkan.

"Asahi semangat mainnya sayang!!"

"Huuuu Jay pasti menang!!!"

"Tim inti pasti menang!! Orang bodoh mana yang berani menantang grub inti eskul basket dari sekolah kita??"

"Sebaiknya kalian menyerah saja sebelum kalian dipermalukan!!"

Tim yang terdiri dari murid laki-laki dari kelas XII-B memasuki lapangan. Mereka tidak memakai baju persatuan seperti pakaian yang dipakai tim lawan. Langkah kaki mereka berjalan secara bersamaan. Bukan disengaja melainkan hanya kebetulan. Satu diantara mereka yang maju paling depan untuk memimpin tim masing-masing saling berhadapan. Asahi dan Beomgyu. Mereka berdua yang memutuskan untuk menunda permainan yang mirip seperti ajang taruhan waktu selasa kemarin. Dan hari ini, tepatnya pada hari Kamis pukul 10:00 mereka memutuskan untuk melaksanakan sesuai kesepakatan. Eh ralat, agak melenceng sedikit dari kesepatan, pasalnya Asahi berkata kepada Beomgyu akan melihat cara bermain Beomgyu dan mengetahui apakah poin anak itu dapat lebih unggul dengan salah satu permainan anggotanya untuk membuat peluang masuknya Beomgyu ke eskul Basket di sekolah itu.

Dan yah, sekarang Beomgyu, Guanlin, Jisung, Yedam dan lainnya dari kelas mereka memutuskan untuk membuat tim.

Salah satu anggota milik Asahi terlihat menatap Beomgyu dengan tatapan sinis diserai senyuman sarkas miliknya. Persis seperti tatapan remeh kepada sang lawan. Jisung sempat kepancing emosi saat bertatapan dengan oknum Jay yang memiliki tatapan sinis tersebut. Untungnya, Guanlin yang berada tepat di sampingnya langsung menahan badan Jisung untuk tidak maju dan meninju wajah Jay.

"Siap kalah kawan?"

Tatapan datar menjadi respon Beomgyu ketika mengetahui arti gerak bibir dari Asahi yang berada di depannya. Meski sama-sama menunjukkan raut wajah datar, sang penonton tetap seakan-akan merasa terpesona dengan ketampanan masing-masing pemain. Fyuhhh, tidakkah mereka mengetahui salah satu- eh ralat, dua orang gadis dengan satu pria yang duduk di antara puluhan murid yang duduk dilapangan saat ini? Mereka bertiga kompak memasang raut wajah lelah dan frustasi. Bahkan Sunoo sudah menaruh kedua tangannya di masing-masing telinga miliknya akibat pengang mendengar teriakan para murid perempuan di depan, belakang dan samping kirinya.

Piiiipppp....

Peluit kembali terdengar. Pak Chanyeol yang bertugas sebagai wasit mengarahkan para pemain untuk memulai permainan saat itu juga. Bola awalnya berada di tangan tim inti dengan begitu mudahnya. Bahkan Beomgyu saja sempat heran melihat Asahi dan beberapa anggota dari tim lawannya begitu lincah untuk saling mengoper bola dan berakhir berhasil memasukkan bola kepada ring basket.

Heol, Beomgyu tidak bisa berkata-kata. Pantas saja para penonton bersikeras untuk menyuruhnya menyerah tadi pada saat permainan belum mulai. Ternyata kemampuan Asahi dan timnya tidak bisa diragukan. Benar-benar di luar dugaan. Entah kenapa, Beomgyu agak sedikit cemas. Belum melangkah tapi tim Asahi sudah mencetak satu poin.

"Heh! Ayo dong semangat!! Buktiin kalau kita juga bisa!!" ucapan yang bisa dibilang teriakan milik Guanlin tepat di belakangnya membuat Beomgyu segera sadar dan mengangguk cepat. Kali ini dirinya harus fokus melihat pergerakan lawan dan mengukur sekiranya kesempatan untuknya merebut bola itu dari tangan tim lawan.

Cinta Penawar KutukanМесто, где живут истории. Откройте их для себя