♧Chapter20♧

21 17 1
                                    

"Pagi~"

"Morning too."

"Pagi Bu Tara!"

"Eh, pagi juga Winter. Suaranya dikondisikan dong. Di sini masih sepi dan telinga saya masih normal."

Gadis berambut sebahu itu hanya bisa menampilkan cengiran nya merespon perkataan salah satu guru yang mengajar di kelasnya itu. Beliau cukup cantik pagi ini, tak heran jika Winter sempat terpesona dengan penampilan beliau.

"Kalau begitu saya ke kelas duluan Bu."

Setelah mengucapkan kalimat pamit tadi, Bu Tara mengangguk sambil tersenyum Kemudian ikut berbalik dan berjalan berlawanan arah dengan Winter.

Kepala gadis itu celingak-celinguk sedang mencari seseorang. Ah ralat- lebih tepatnya dua orang. Tumben Giselle dan Sunoo gak ada kabar dari kemarin. Niatnya sih pengen ngobrolin sesuatu hal yang penting, namun setelah gadis itu menapakkan kakinya ke dalam kelas, dirinya tak menemukan keberadaan keduanya. Dengan langkah malas, Winter berjalan menuju bangkunya dan meletakkan tasnya secara brutal ke atas meja. Hal itu mengundang raut wajah kesal dari Beomgyu di bangku belakang. Winter menyadarinya, namun gadis itu tidak ada niatan untuk sekedar merespon ataupun meminta maaf pada lelaki itu.

"Go-"

"Gak usah teriak, masih pagi."

Tiba-tiba dari arah pintu muncul Yedam yang berjalan dengan tangan kanan yang memegang erat tali tas ransel di bahu kirinya. Winter yang sedang membuka layar kunci handphone miliknya awalnya tidak Peduli dengan kedatangan si anak pintar itu, namun ketika matanya tidak sengaja melirik laki-laki itu, dahinya tiba-tiba mengkerut melihat beberapa luka memar di sekitar area bibir dan mata kanan Yedam.

Kepalanya berputar mengikuti pergerakan Yedam yang melangkah ke arah bangkunya berada. Jisung yang masih berada di ambang pintu masih terdiam. Entah apa yang sedang ada di pikiran laki-laki itu.

"Hei! Dor!"

Bahkan kedatangan Guanlin yang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang pun tidak membuat dirinya terkejut. Jisung hanya mengangguk sekali lalu berjalan ke arah bangkunya berada. Kini giliran Guanlin yang menggantikan posisi Jisung. Merasa heran dengan tingkah salah satu kawannya itu. Dan tanpa kita sadari, baik Winter yang masih satu-satunya perempuan yang berada di kelas itu pun merasa heran dengan tingkah teman sekelasnya.

"Kayaknya hari ini diawali dengan suasana suram," batinnya sambil melirik Beomgyu, Jisung, Yedam dan Guanlin satu-persatu.

Tok.... Tok... Tok...!

"Boleh ikut gue bentar?"

Tak hanya Winter yang bingung, Ke-empat laki-laki yang berada di bangkunya masing-masing pun ikut bingung. Tumben sekali si lelaki ketua basket datang ke kelas ini, terlebih lagi sedang mencari Winter. Heol, apakah ini mimpi? Winter gak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya dan tanpa sadar mengangguk dengan semangat sambil berdiri dari bangkunya.

"Boleh. Kemana?"

Senyum simpul yang begitu menawan di wajah Asahi mampu membuat Winter salah tingkah. Tanpa sadar dirinya telah berdiri di depan laki-laki itu karna terlalu bersemangat.

"Ke suatu tempat," ucap Asahi sambil menautkan jari-jari tangannya ke tangan milik Winter. Guanlin histeris, sedangkan yang lainnya masih membuka mulut dengan tatapan tak lepas dari keduanya.

Sungguh, Winter rasanya ingin terbang. Merasakan kehangatan genggaman tangan Asahi mampu membuat detak jantungnya bekerja di batas normal. Tanpa sadar, laki-laki itu sudah menariknya untuk keluar dari kelas dan mengambil langkah sedikit berlari menuju lorong paling akhir di lantai tiga.

Cinta Penawar KutukanWhere stories live. Discover now