♧Chapter16♧

23 25 3
                                    

"Hah?"

"Ha ho ha ho ajah lo. Kenapa sih? Habis digombalin sama penjual es krim nya?"

Laki-laki itu menggeleng pelan. Masih bingung harus merespon apa. Terlebih lagi ketika melihat reaksi gadis itu setelah berbalik melihatnya. Seolah-olah mereka sudah berkenalan dan akrab sebelumnya.

"M... Maaf, lo siapa ya?" Malu bertanya, sesat di jalan. Kira-kira begitulah pendapat Yoshi mengenai keadaan saat ini. Dari pada terus penasaran terhadap keberadaan gadis itu yang tiba-tiba menggantikan Winter, Yoshi lebih memilih untuk memberanikan diri bertanya langsung.

"Lah. Gue Winter woi! Baru ajah kenalan masa lo udah lupa sih? Udah pikun lo?"

"Tapi Winter gak kayak giㅡ"

Ting!!!

Atensi keduanya beralih ke arah benda persegi panjang milik Winter yang menimbulkan suara notifikasi tadi. Hal itu juga yang membuat perkataan Yoshi terpotong. Mulutnya masih belum terkatup, tentu saja karena dia masih bingung.

Kenapa gadis di depannya mengaku sebagai Winter? Jelas-jelas dia bukanlah gadis yang baru beberapa menit yang lalu berkenalan dengannya. Tubuhya juga sangat berbeda jauh. Winter memiliki tubuh berisi dan lebih pendek darinya, sedangkan gadis di depannya ini memiliki tubuh yang ideal. Meski rambut mereka sama-sama pendek sebahu, tapi jelas berbeda. Siapa yang akan percaya itu? Anak kecil yang masih polos pun tidak akan percaya.

"Hadeh. Ibu nyuruh ke kantornya lagi." Terdengar keluhan dari bibir mungil gadis itu. Mata Yoshi masih setia memerhatikan pergerakan gadis di depannya. Sungguh, dia sangat bingung. Haruskah dia pergi dari sana dan mencari Winter? Pikirannya kini mengatakan kalau Winter pergi karena merasa kesal kepadanya. Yah, dia mengaku salah telah mengejek gadis itu saat hampir terjatuh dari kursi taman. Namun Yoshi tidak bohong, Winter benar-benar lucu tadi.

Gadis yang dianggap asing oleh Yoshi masih berkutat dengan handphone-nya. Decakan malas terdengar yang membuat gadis itu tampak terlihat sedang kesal akan sesuatu. Saat sudah mengetikkan sesuatu pada balasan salah satu chat yang masuk di perangkat miliknya, tangannya kemudian menekan tombol power dan kembali melihat ke depannya.

Tapi tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh. Oh tidak! Dia melihat wajahnya telah berubah di layar handphone miliknya tadi saat layar benda persegi itu berubah menjadi hitam. Dan yang menjadi permasalahannya adalah, kenapa dirinya harus berubah sekarang? Jangan bilang, Yoshi sudah melihatnya. Namun nyatanya memang seperti itu.

Kini Yoshi sudah mulai mencari-cari pemikiran yang sekiranya masuk akal terhadap gadis di depannya.

Bagaimana ini? Dia sudah terlanjur mengenalkan diri kepada laki-laki itu. Apakah kutukannya akan segera terbongkar? Tidak! Gadis itu menggeleng keras. Dirinya menatap lamat-lamat manik hitam milik laki-laki di depannya.

Keduanya saling adu tatap dengan raut wajah berbeda. Winter dengan raut wajah paniknya dan Yoshi dengan raut wajah bingungnya. Sangat berbanding terbalik, bukan?

"L... lo Winter yang tadi? T... tapi gak mungkin."

Winter menelan ludahnya dengan susah payah. Lagi dan lagi mengeluarkan hembusan nafas panjang. Mau beralasan bagaimana pun, pasti Yoshi akan tetap curiga.

"Yos, g... gue boleh minta tolong? J... jangan kasi tau siapa-siapa. Please." Ya pilihan yang tidak begitu buruk. Winter kini memohon-mohon di depan laki-laki itu. Tangannya disatukan di depan wajah dengan raut wajah penuh permohonan. Merasa tidak mendapat respon dari laki-laki di depannya, Winter kembali berdiri tegak. Pasrah, dirinya hanya bisa pasrah. Kalaupun Yoshi akan mengatakan kepada publik perihal dirinya yang bisa berubah, mungkin akan menjadi booming seketika. Haruskah dirinya memesan lahan kuburan untuk dirinya sekarang? Sepertinya ajalnya sudah dekat.

Cinta Penawar KutukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang