Chapter 23

2K 89 6
                                    

Author Back🥰

###

Badan Ana bergetar penuh ketakutan sungguh hidupnya sangat menyedihkan, peluh membanjiri dahinya tak ada yang diinginkan olehnya selain pergi dari sini, dia sangat membutuhkan Alex.

Matanya terpejam, "Alex kumohon selamatkan aku, aku sangat takut," pintanya memohon dan terdengar putus asa.

Dia menyesali perbuatannya, jika saja dia tak kabur dari mansion Alex ini tak akan pernah terjadi, jika saja dia mendengarkan segala ucapan Alex dia mungkin tak akan berada ditempat Alex. "Aku membutuhkanmu Alex!"

Cleak

Pintu ruangan itu kembali terbuka, kini bukan Jhon yang datang melainkan 2 pria bertubuh cukup kekar dengan pakaian serba hitam.

Mereka berdiri tak jauh dari Ana, "Wah cantik sekali dia." Salah satu pria itu menatap intens Ana dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Ana semakin takut. "Ka..kalian mau apa?"

Pria itu kembali berjalan mendekati Ana lalu mengelus lembut rambut wanita itu memindahkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Ana. "Aku ingin sedikit bermain-main denganmu," ucapnya kemudian terdengar menggoda, rupanya pria itu telah jatuh dalam pesona Ana.

Anastasya yang diperlakukan seperti itu tentu tak terima, ia lalu menepis kasar tangan pria itu. "Ja..jangan menyentuhku dengan tangan kotormu pria brengsek!" Tatapnya tajam pada pria itu.

Bukannya marah karena mendapat perlakuan kasar Ana, pria itu semakin bernafsu dengan cepat ia menangkup kedua pipinya dan berusaha mencium gadis itu.

Brak

Tubuh pria itu terjungkal menabrak tembok. "Apa kau mau mati Bram? Aku dengar Dia wanita dengan bayaran tertinggi bulan ini! 20 tahun gajimu bahkan tak akan sebanding dengan harga wanita itu." Benar saja pria yang satunya berusaha menyadarkan pria yang diketahui bernama Bram tersebut.

"Dan satu lagi ini hari pertamaku di Mansion Hall, aku tak mau kau merusak jerih payahku untuk berada ditempat ini." Kesal pria itu lagi.

Bram mengelus tengkuknya lalu tersenyum kecil, "Dia terlalu menggoda sehingga aku tak bisa menahan diri."

"Tuan Jhon akan membunuhmu jika kau berani menyentuh wanita mahal ini," peringatan rupanya tak henti diucapkan oleh pria yang lebih muda itu.

"Baiklah aku akan keluar untuk menenangkan diri terlebih dahulu, aku sungguh tak bisa mengendalikan diriku jika berlama-lama disini."

Bram menghela nafasnya ia berusaha mengontrol dirinya, ucapan Sean ada benarnya mengganggu wanita ini sama saja dirinya memasuki jurang api.

"Dan kumohon Sean jangan laporkan tindakanku tadi pada Jhon," pintanya lalu pergi dari ruangan itu setelah mendapat anggukan dari pria bernama Sean.

***

Sean menatap Ana dan yah dia akui wanita di depannya ini sangatlah cantik bahkan dengan wajah sembab tak sedikitpun mengurangi kecantikan gadis itu. Jhon memang memerintahkan Bram dan Sean untuk menjaga Ana.

Sean sesekali menatap arlojinya, karena tinggal sebentar lagi tepat pukul 7 malam wanita ini akan dipamerkan. Namun pria itu cukup heran merasakan perlakuan Tuannya Jhon pada gadis ini cukup berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya, tangan diikat dan mata yang tak hentinya menangis sungguh seperti penculikan dan pemaksaan.

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa kau berakhir di tempat ini!" Sean mulai membuka suara.

Ana yang semulanya menunduk kini mengadahkan matanya menatap Sean, tak berniat menjawab ia hanya menatap sendu kearah pria itu.

You Are Mine, Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang