Chapter 13

17.8K 554 18
                                    

Hayu di vote dan dicoment😊

_______

Ughhhh

Sebuah lenguhan keluar dari bibir Ana. Ana perlahan membuka matanya, ketika seberkas cahaya matahari mulai menerobos masuk melalui cela-cela jendela kamarnya. Kemudian ia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

"Morning Anastasya!" Sebuah suara pria berhasil membuat mata Ana membulat sempurna.

ia mengalihkan pandangannya keseluruh ruangan kamarnya mencari asal suara itu, dan akhirnya menemukan Alex yang sedang duduk sambil menatapnya datar tanpa ekspresi.

Untuk beberapa detik Ana terdiam menatap intens tampilan Alex yang cukup sexy.

Plak, hentikan pikiran kotormu ini Ana!. Hufh.

Kerutan mulai menghiasi keningnya ia sadar ada yang berbeda dari Alex. "Apa yang dilakukan Alex dengan bertelanjang dada di kamarnya!" batinnya berseru, mulai panik.

Ok sekarang pikirannya melayang kemana-mana.

Dengan segera Jeslyn menatap tubuhnya yang terbalut selimut, shock terlihat jelas diwajahnya, ini bukan gaun yang digunakannya semalam, jangan-jangan...

"Yah kau betul Ana, aku yang menggantikan bajumu semalam!"

Deg, Ucapan Alex seakan menghentikan detak jantungnya, terlalu kaget mungkin.

"Apa kau Gila? Jangan bercanda brengsek!" teriak Ana, memaki dan menatap jengkel Alex yang masih duduk dengan posisi seperti semula tanpa pergerakan.

"Aku bercanda! jangan khawatir, Bibi Kim yang menggantikan bajumu semalam!"  tawa Alex meledak mendapati ekspresi polos wanitanya.

"sialan, bisa-bisanya pria brengsek ini tertawa setelah mempermainkanku!" benak Ana terus mengumpat.

"Apa kau berharap aku yang menggantinya untukmu?" goda Alex kembali, sekarang mengerjai Ana salah satu kesukaannya.

Ana kembali melempar tatapan tajam kearah Alex, ia lalu menghembuskan nafasnya kasar, pria dihadapannya ini ternyata punya berbagai cara menggodanya.

"Jangan menatapku dengan tatapan menggoda Ana, apa kau tau? selama ini Aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu, sebelum kita menikah!" ucap Alex berjalan menghampiri Ana yang masih terdiam di atas ranjangnya.

"Menikah?" sejak Kemarin Ana terus disuguhi dengan kata itu! "omong kosong apa ini! aku bahkan tidak akan sudi menikah denganmu!" tolak Ana tegas.

Alex menggeleng cepat "Itu bukan pilihan Anastasya, itu perintah dan kau tidak bisa menolaknya! Apa kau pikir Aku membawamu kemari itu Gratis? tidak Ana, ingat Ayahmu memiliki utang padaku dan kau harus melunasinya. Menikah denganku bukankah pilihan yang menarik, Hidupmu akan berubah 360 derajat, kau akan menjadi Ny. Alexander Dominic, semua wanita menginginkan gelar itu Ana" Alis Alex naik, ia berusaha meyakinkan Ana, bahwa ucapannya itu sunguh-sungguh.

Ia benar-benar akan menjadikan Ana sebagai miliknya, ia tidak peduli dengan penolakan wanita itu, Masalah cinta, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu.

"Bagaimana bisa aku menikah denganmu, aku tidak mencintaimu, dan tak akan pernah bisa mencintai seorang Mafia sepertimu!" nada suara Ana melemah di akhir kalimat yang dilontarnya, dikarenakan Alex menatapnya penuh penekanan.

Pria itu tersenyum kecil, "Tunggulah sebentar lagi kau akan mencintaiku, aku janji itu!" balas Alex tak kalah sengit dari ucapan Ana sebelumnya.

"Jangan bermimpi!"

"Berhenti mengelak Anastasya!"

Nafas Ana semakin tak karuan, saat Alex semakin mendekatinya, dia sungguh gugup, sorot mata Alex seakan ingin menghabisinya.

"Berhenti membuatku marah, aku takut tidak bisa mengendalikan diri, hmm!" bisik pria itu ditelinga Ana.

Setelah membisikan hal itu, Alex segera pergi meninggalkan Ana yang masih mematung, berusaha mencerna seluruh ucapan pria itu.

satu hal Ana semaki takut.

***

Selamat Pagi Nona, Suara bibi Kim menyadarkan Ana dari lamunannya.

Ana membalasnya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

"Ada apa nona? kenapa terlihat begitu pucat? Apa nona sedang sakit!" ucap bibi Kim khawatir.

Ana berbalik tanpa menjawab, ia kembali menatap sendu keluar jendela.

"Ada apa Ana?" tanya bibi Kim kembali penuh kelembutan.

Ana lalu memeluk wanita paruh baya itu, tangisannya pecah, yang diinginkannya saat ini cuma menangis sepuasnya, mengeluarkan seluruh keluh kesahnya.

"Kenapa hidupku seperti ini Bii! kenapa hidupku sesulit ini? aku bahkan tidak bisa menahan semuanya sendiri" Ana tak hentinya mengeluarkan seluruh beban dihatinya.

Bibi Kim membalas pelukan gadis yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri. ia mengelus lembut puncak kepala Ana berusaha menenangkan gadis itu.

"Sabar Nona, buah kesabaran adalah kebahagian, saya yakin anda akan bahagia suatu hari nanti, jadi untuk saat ini bersabarlah!" gumam Bibi Kim.

Hikss..Hikss... Segukan Ana terus terdengar.

"Apa Nona Ingin berjalan-jalan ke taman belakang? setidaknya itu bisa membuat perasaan Nona lebih baik" Tawar wanita tua itu, ia tahu gadis ini butuh hiburan untuk melepaskan bebannya.

"Tapi Alexx??"

"Tenang saja, dia sedang tak berada di rumah, Tuan pergi 1 jam yang lalu"

***

Roby menatap bingkai foto yang menampilkan foto putrinya, rasa rindunya kian membesar, dia sangat ingin bertemu dengan putri semata wayangnya itu, ini kali pertamanya jauh dari Ana.

"Kau merindukannya?" Suara familiar itu menghentikan aktivitas Roby, Roby berbalik menatap sumber suara itu.

"Tu..tuan Alex?" ucapnya tak menyangka.

####

Semakin Gajeee...

Jangan Lupa di vote dan dicoment yahh...

You Are Mine, Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang