Chapter 4

28.1K 975 23
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa di vote dan coment😁

___

Pikiran Roby sangat kalut, sampai hari ini dia belum bisa mengumpulkan uang, tidak ada satu pun orang yang ingin meminjamkannya, bahkan dia sudah menjadikan rumahnya sebagai jaminan, namun tidak ada orang yang berniat, bahkan sahabat terdekatnyapun tak bisa menolongnya.

Roby mengacak-ngacak rambutnya frustasi. "Mengapa mereka tidak mau menolongku!"

Flashback

"Silahkan masuk Roby!" ucap seorang pria tua.

"Terima Kasih dick." Roby tersenyum lembut.

"Jadi ada apa kau datang kemari?" tanya Dicky sahabat baik Roby to the point.

"Begini Dick, aku datang kesini ingin meminjam uang, dengan rumahku sebagai jaminan!" ucap Roby ragu.

Dicky tertegun, ia nampak sedang berpikir keras, ia sangat ingin meminjamkan sahabat dekatnya ini  uang namun dia takut dengan Tuan Dominic, kemarin malam pengawal tuan Dominic datang dan memperingatinya untuk tidak membantu Roby.

"Maafkan aku Rob, kau tau sendiri Perusahaanku sedang diambang kehancuran, saat ini aku tidak memiliki uang," bohong Dicky.

Roby menghela nafas berat "Tak apa jika kau tidak bisa!" ucap Roby tersenyum.

"Sekali lagi maafkan aku, Rob!"

Flashback End

"Apa yang harus kulakukan?" teriaknya perlahan memijit pelipisnya yang terasa sakit.

Roby benar-benar takut jika Alex membawa pergi putri semata wayangnya. Tidak, Ana tidak boleh menderita dikarenakan ulahnya.

Andai saja dia tidak meminjam uang dari Alex, Andai saja dia tidak melarikan diri dari Alex, ini semua tidak akan pernah terjadi.

"Hiks, maafkan Papa Ana!" gumam Roby, air matanya tumpah.

***

"Papa ada apa? Papa terlihat pucat!" tanya Ana khawatir mendapati sang ayah tengah melamun di meja makan rumah mereka.

Roby yang menyadari keberadaan Ana segera menggeleng cepat, ia sungguh tidak ingin membuat putrinya semakin khawatir.

"Papa makan yang banyak yah!" ucap Ana lalu mengambilkan papanya nasi dan lauk.

Tingg..tong

Bunyi bell berhasil mengganggu acara sarapan pagi Ana dan Ayahnya.

"Siapa sih orang yang bertamu pagi-pagi seperti ini, menggangu sekali," gerutu Ana, kesal tentunya.

"Tunggu ya Pa, aku buka pintu dulu!" ucap Ana bergegas ke arah pintu.

Clek

Mata Ana membulat sempurna melihat siapa yang datang, seorang pria dengan wajah angkuh namun Ana akui sangat tampan sedang berdiri tepat di hadapan Ana.

"Selamat pagi Anastasya!" seru lelaki itu. Alex tertegun melihat Ana, Ana yang saat ini sedang menggunakan Dress putih selutut, dengan rambut panjang, terlihat sangat cantik di mata Alex.

"Kau benar-benar cantik Ana, semakin cantik," pikir Alex.

"Ka..kau? Kau Pria brengsek mau apa kau datang kemari?" bentak Anastasya malas.

"Aku? tentu merindukanmu Sayang," goda Alex tersenyum.

Ana mendengus kasar, Apa-apaan Pria ini, beberapa hari yang lalu dia datang memarah-marahi Papanya, kenapa sekarang dia seperti ini, apa otaknya bergeser?

"Kau benar-benar Gila!" marah Ana.

"Yah, dan aku Gila karenamu!" goda Alex kembali, dia sangat menyukai ekspresi marah Ana, sangat lucu pikirnya.

"Siapa Ana?" teriak Roby dari arah dapur.

Hening, tidak ada jawaban dari Ana.

Merasa khawatir karena Ana tak kembali membuat Roby berjalan ke arah pintu, tentu heran karena Ana tidak merespons panggilannya.

"Ana, kenapa tamunya tidak diajak ma..

Ucapan Roby menggantung, matanya membulat, saat menyadari siapa pria yang sedang berdiri di depan pintunya, Pria yang membuat pikirannya tidak tenang beberapa hari ini akhirnya muncul lagi, dan membuat Roby semakin ketakutan.

"Tuu..tuan," ucap Alex tertatih.

"Hy Roby, bagaimana? Apa uangku sudah siap?" seringai terlihat jelas pada wajah Alex.

"Taa..tapi tuan, ini baru 2 hari!"

"Tidak Rob, waktu yang kuberikan sudah lebih dari cukup, jadi bagaimana?" ucap Alex menggeleng lalu kembali tersenyum menyeringai.

"Maaf tuan, maafkan aku!" ucap Roby memohon.

Dibalas gelengan oleh Alex.

"Baik tuan, aku akan ikut denganmu Tuan, tapi kumohon jangan mengusik Putriku!" Roby mengatakannya dengan wajah berkeringat. Sungguh dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, ini yang terbaik.

Ana menatap Papanya tidak percaya, dia sungguh tidak tega membiarkan Papanya menjadi bawahan pria brengsek ini.

"Tidak Pa, aku tidak akan membiarkan dia melukai papa!" elak Ana.

Alex mengakat alisnya "Baiklah, jadi kau ingin menggantikan Roby begitu?" tanya Alex menatap tajam Ana.

Ana tampak berpikir, matanya berkaca-kaca menahan tangis, Apa yang harus dilakukannya?

Dia sanga takut pada Pria dihadapannya ini, tapi melihat Papanya yang semakin tua dan sakit-sakitan sungguh dia tidak tega.

"Baiklah aku akan ikut denganmu, tapi kumohon lepaskan Papaku" jawab Ana, air matanya berhasil mengalir.

"Keputusan yang baik" ucap Alex penuh kemenangan, rencananya akhirnya berhasil. "Anastasya Grace sekarang kau milik Alex Dominic" gumam Alex sangat pelan.

"Tidak Ana, Papa tidak akan membiarkan dia membawamu!" tahan Roby.

"Maafkan aku Papa! Aku menyayangimu, sangat menyayangimu hiks!" ucap Ana menangis ia lalu memeluk papanya erat.

"Tuan kumohon jangan sakiti Putriku, kumohon! Maafkan aku tuan" mohon Roby kembali, ia berlutut di depan Alex.

"Sekarang dia milikku, Apapun yang kulakukan padanya, itu urusanku!" seru Alex penuh kemenangan.

###

Jangan lupa di vote, coment, dan follow me😘😘😘

You Are Mine, Baby!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ