Chapter 10

21.7K 624 6
                                    

Happy Reading😁
Jangan lupa di vote dan coment.

____

Bunyi dering handpone Alex membuatnya menghentikan aktivitas yang selalu dilakukan dipagi hari yaitu membaca koran. matanya menatap malas layar handphonenya.

"Kakek? Untuk apa dia menelponku sepagi ini?" kerutan muncul dikeningnya.

Alex segera mengangkat panggilan dari kakeknya itu.

"Halo, ada apa kek?"

"..."

"Hari ini? Tidak bisa, aku ada janji dengan klien!"

"..."

"Pertemuan ini sangat penting Kakek, ini akan mempermudah bisnisku!"

"..."

"Aku..

Tut..tut..tut..

Kakeknya mengakhiri panggilan tanpa mendengar ucapan terakhir alex, inilah yang Alex tidak suka dari kakeknya, terlalu memaksakan kehendak.

Hari ini kakeknya ingin bertemu dengan calon istri pilihan Alex. Bagaimana ini? Ana tentu akan menolak jika Alex memintanya, tapi harus bagaimana lagi, jika hari ini Alex tidak datang, dipastikan kakeknya akan ngotot menjodohkannya dengan Tania.

Alex harus mencari cara untuk membujuk Ana, tapi apa?

***

Alex menatap Ana yang terus melahap sarapannya dengan tenang, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

"Anastasya!" panggil Alex.

Ana yang merasa terpanggil menghentikan makannya, lalu menatap malas pria di sampingnya.

"ada apa?" tanyanya, sungguh Ana jengkel dengan Alex yang memiliki pribadi yang Aneh menurutnya, pria disampinya ini mudah marah namun di waktu yang bersamaan pria ini akan bersikap lembut, Ana dibuat bingung sendiri.

"Apa kau ingin bertemu Roby?" tawar Alex tersenyum lembut namun senyumnya terkesan mencurigakan.

Ana membulatkan matanya, senyumnya terlihat jelas pada wajahnya, sungguh dia merindukan Papanya.

Ana mengangguk mengiyakan.

tapi tunggu dulu pria ini pasti memiliki alasan tersendiri manawarkan hal ini.

"Jangan senang dulu Anastasya, tentu itu ada syaratnya!" ujar Alex masih diselingi senyum misterius.

"Sialan, pria ini benar-benar brengsek!" pikir Ana, betul apa yang ada di pikirannya, Alex memiliki tujuan dibalik tawarannya.

"Hari ini kau harus ikut denganku, kakek ingin bertemu dengan calon istriku, dan kau harus siap!" ucap Alex langsung, tidak ada rasa malu atau rasa bersalah dari setia ucapan yang dikeluarkan dari bibirnya.

Ana membulatkan matanya kaget, tidak menyangka Alex akan melontarkan kalimat seperti itu. Apa pria berengsek ini bercanda?

"Calon istrimu? Aku tidak akan sudi, jangan bermimpi!" elak Ana memberi tekanan pada setiap kata yang terlontar pada bibirnya.

"Hmmm jadi kau tidak mau? baiklah, tapi ingat Anastasya jangan harap kau akan bertemu Ayahmu lagi selama-lamanya, kau paham!" Alex tersenyum licik dengan sebelah alis terangkat.

Mata Ana menyipit " ka..kau mengancamku begitu?"

"Mengancam? Tidak Ana, kau tau aku ini Alexander Dominic! Kau kira aku pernah bermain dengan ucapanku?" jawab Alex tertawa renyah.

Deg.

Jantung Ana berpacu begitu cepat, dia dapat merasakan ucapan Alex tidak main-main. Seorang Mafia tentu dengan mudah melakukan kejahatan, bahkan membunuh seseorang yang dikehendakinya. Entah itu dia yang dibunuh atau Papanya, tidak ada yang tau pikiran pria gila ini.

"Ka...kau jahat sekali Alex!"

"Maka bersikap baiklah padaku, turuti keinginanku, jika kau ingin kulembuti Anastasya!"

Ana nampak berpikir, tidak ada pilihan lagi, ia segera mengangguk "baiklah! Tapi jangan lupa janjimu!"

"Tentu sayang, Anak baik!" Alex tersenyum penuh kemenangan.

***

Ana tak hentinya tersenyum bahagia, sebentar lagi ia akan bertemu dengan Papanya, dia sungguh tak sabar ingin memeluk, dan melepas kerinduannya.

"Nona silahkan bersiap, beberapa pelayan akan meriasmu!" ucap bibi kim penuh kelembutan.

Tanpa mempeduliakn ucapan kepala pelayan, Ana segera memeluk lembut bibi kim.

"Bii, aku sangat bahagia, sebentar lagi akan bertemu Papa!" soraknya kemudian.

"Iya Nona saya ikut senang, sebaiknya nona segera bersiap, jangan membuat tuan Alex marah, itu tentu tidak akan berakhir baik!"

Ana melepaskan pelukannya dan mengangguk paham.

"Entah mengapa kadang pria brengsek itu bersikap baik kadang pula bersikap jahat, dia seperti memiliki kepribadian ganda, mengerikan sekali!" desis Ana merinding sendiri jika mengingat perilaku Alex.

"Itu karena dia sangat kesepian Nona!" ucapan Bibi Kim membuat Ana berbalik dan menatap heran.

"Kemana orang tuanya?"

"Mereka sudah tiada, Alex dibesarkan oleh kakeknya, itulah mengapa dia menjadi seseorang yang keras dan mudah marah! Dan sejak kecil dia tak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya, bibi harap kau paham akan sikapnya" Bibi Kim menjelaskan dengan nada sedih.

Ana berfikir ternyata ada yang lebih menyedihkan dari hidupnya, jika dia kehilang ibunya, Alex malah kehilangan kedua orang tuanya.

"Bibi harap dengan kehadiranmu, sikap Alex akan berubah, kau satu-satunya orang yang berarti untuknya" ucap Bibi kim kembali.

Setiap kalimat akhir yang diucapkan bibi Kim selalu berhasil membuat Ana heran dan tidak paham, seperti teka-teki dan Ana harus mencari sendiri jawabannya.

###

Silahkan di vote, coment dan follow Author. Terima kasih sebelumnya.

You Are Mine, Baby!Where stories live. Discover now