Chapter 11

19.3K 596 9
                                    

Happy Reading.
Jangan Lupa di vote, coment yah😊

__________

Langkah kedua manusia itu menggema di lantai basement mewah milik keluarga Dominic, Alex dengan langkah panjangnya berjalan masuk ke halaman Mansion House tersebut, dibelakangnya terlihat gadis cantik dengan balutan Dress hitam selutut tampak anggun dan menawan terus mengikutinya.

Tepat di pintu masuk Mansion langkah kaki Alex terhenti, dia berbalik lalu menatap lembut ke arah Ana, senyum terukir di wajah tampannya tampilan wanitanya saat ini sangat cantik, selalu membuat Alex terpesona.

"Anastasya!" panggilnya pelan.

Ana yang merasa terpanggil menoleh. menatap malas pria brengsek dihadapannya.

"kau ingat ucapanku sebelumnya?" tanyanya lalu menyodorkan lengannya, bertujuan agar Ana mengaitkan tangannya ke lengan Alex.

Alex tentu ingin terlihat romantis di hadapan kakeknya.

Ana mendengus kasar lalu menggigit bibir bawahnya, sebenarnya ia tidak ingin melakukan hal yang disuruhkan Alex, namun apa yang dijanjikan Alex padanya membuatnya mau tidak mau harus tetap melakukannya. Dia sangat merindukan Ayahnya, dan ini satu-satunya cara agar kerinduannya dapat terobati.

"Sabar Ana ini hanya sementara!" pikirnya menenangkan.

Ana segera mengaitkan tangannya, mereka bergandengan, saat ini mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna, sang wanita yang begitu cantik sedang bergandengan dengan pria tampan putra semata wayang keluarga Dominic pewaris tunggal Perusahaan Dominic. siapapun yang melihat mereka akan sangat iri, aku jamin itu.

Senyum sumringah kembali terlihat di wajah Alex, menurutnya perlahan sifat Ana menjadi lebih penurut, dan Alex suka itu.

Mereka kemudian berjalan beriringan memasuki ruang makan, tempat kakek Alex menunggu. 

Deg..

Jantung Ana berdetak kencang, saat ini dia dapat melihat pria tua dengan Jas rapi sedang duduk di kursi utama meja makan. Ana pastikan pria tua itu adalah kakek Alex. wajah mereka terlihat mirip.

"Selamat siang Kakek!" ucap Alex basa-basi, ia segera menghampiri kakeknya lalu memeluknya.

"Tidak usah basa-basi Alex, aku ingin melihat calon menantuku, kemarilah!" panggilnya menatap lembut kearah Ana.

Ana yang semakin gugup perlahan berjalan mendekati pria tua itu.

"Jadi wanita ini yang membuatmu menolak Tania?" tanya pria tua itu pada Alex.

"Tania? siapa dia?" pikir ana bertanya-tanya.

"Tania? dia bahkan tidak ada apa-apanya dibanding Anastasya Kek!" jawab Alex tersenyum mengejek.

"Aku tentu tidak akan memaksamu dalam menentukan calon istrimu sendiri" ucapan kakek Alex terhenti, ia lalu beralih mengelus lembut rambut Ana penuh kasih sayang.

"Anastasya? aku sudah banyak mendengar tentangmu dari Kepala pelayan di rumah Alex, Bibi Kim! kudengar kau cinta pertama cucuku? terdengar konyol, namun akhirnya takdir kembali mempertemukan kalian! sepertinya Tuhan menginginkan kalian tetap bersama" Kakek Alex tertawa renyah menatap Ana yang terlihat begitu polos.

Jujur ini kali pertama ia melihat wanita yang terlihat sangat polos, wajah Ana membuat hati Kakek Alex tenang, entah mengapa ia merasa Ana bisa membawa kembali sifat Alex yang dulu. semoga apa yang dipikirnya menjadi kenyataan.

dahi indah Ana mengkerut, ucapan pria itu terdengar seperti teka-teki, Ana sungguh tidak paham "cinta pertama Alex? apa pria tua ini mengada-ngada! aku bahkan baru bertemu pria brengsek itu beberapa hari yang lalu" batin Ana berseru.

"Hentikan Kek, kau membuat calon istriku tidak tenang! lihat dia ketakutan" ucapan Alex membuat Ana tersentak, calon istri dari mana? kalimat yang mengerikan yang Ana sendiri tidak ingin membayangkannya.

"Hahah..Dia calon menantuku, apa aku tidak boleh berbincang-bincang dengannya?" Kakek Alex bertanya ia tampak sangat antusias.

Disini Ana terlihat seperti anak keci yang tidak bisa apa-apa, ia sangat ingin membantah kalimat kedua pria dihadapannya, tapi rasa takutnya lebih besar, sehingga ia memilih diam, itu lebih baik saat ini.

"Jadi kapan acara pernikahan kalian?"

"Secepatnya!" satu kata yang keluar dari mulut Alex, kembali membuat Ana menatapnya tajam, Ana merasa kebohongan Alex terlalu berlebihan.

***

Seorang wanita berjalan tergesa-gesa memasuki club besar di tengah kota New york.

Brakk...

Tania membuka kasar pintu ruangan VIP pemilik Club yang memang tak terkunci, Tania menghembuskan nafasnya kasar, matanya menatap jijik kearah tempat tidur big size kamar itu, dia dapat melihat Jelas seorang Pria setengah telanjang sedang bergulat dengan wanita bayaran, pastinya.

Sang pria yang menyadari keberadaan Tania segera menghentikan kegiatan panasnya. ia segara menyuruh wanita bayaran itu pergi.

Setelah mereka tinggal berdua.

"Jhon aku membutuhkan batuanmu, tolong aku!" Mohon Tania, matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis.

Jhon perlahan mendekati Tania, dahinya berkerut, ini kali pertamanya melihat sang pujaan hati terlihat menyedihkan seperti ini, yah selama ini Jhon memiliki perasaan pada Tania, tidak ada yang mengetahui itu.

"ada apa Tania?" tanyanya lembut membelai pipi sang wanita.

"bantu aku, buat Alex meninggalkan Anastasya!"

"buat dia mencampakan Ana, hiks!" ucapnya lirih, air matanya perlahan mengalir.

Deg...

Jhon menatap iba Tania, dia sangat mencintai wanita ini, apapun akan dilakukannya agar wanita ini bahagia, itupun jika dia harus melihat wanita nya berbahagian dengan sahabat karibnya yaitu Alex.

Cinta ternyata semenyakitkan ini.

Jhon tersenyum miris, ia segera memeluk lembut Tania, berharap wanita itu menghentikan tangisannya.

"Aku akan membantumu, jadi tenanglah!" bisiknya lembut di telinga Tania.

***

"Anastasya, Aku memercayakan Alex padamu, kuharap kau bisa membuatnya kembali seperti dulu!" bisik Kakek pelan di telinga Ana.

Ana menata heran kearah Pria tua itu, namun tidak memperdulikan kalimat yang keluar pada bibir pria itu.

"Kami permisi dulu, selamat sore Kek, jaga kesahatan Anda!" ucap Anastasya menunduk hormat, jujur Ana sangat menyukai sifat kakek Alex yang terkesan ramah, berbanding terbalik dengan sifat brengsek dang kurang ajar cucunya.

"kutunggu kabar baik dari kalian!" sorak kakek Alex antusias, Ana yang mendengarnya tidak mengerti akan arti ucapan sang kakek, ia hanya membalas dengan senyuman.

Ana segara memasuki mobil, ekspresinua kembali berubah tampak cuek.

"Kau tersenyum tanpa mengerti ucapan Kakekku, apa kau tau? kabar baik yang diinginkannya adalah kau mengandung calon pewaris keluarga Dominic, itu hadiah pernikahan untuk keluarga. jadi apa kau sudah siap!" Alex tersenyum penuh kemenangan.

Wanitanya terlalu polos, dan hal itu yang membuat Alex semakin mencintai Anastasya.

Ana menatap Alex tajam, ia meruntuki kebodohannya terlalu sok tau.

"Sialan, dasar pria brengsek!" Ana tidak hentinya mengumpati Alex dalam hatinya.

###

Jangan Lupa di vote, coment, dan follow Me😍😘


You Are Mine, Baby!Where stories live. Discover now