Chapter 9

21.4K 697 16
                                    

Happy Reading.
Jangan Lupa di vote, coment, dan follow me😉

_____

Ana perlahan membuka pintu kamarnya, sangat pelan, takut seseorang mendengarnya.

Jam menunjukkan Pukul 2 malam.

kakinya berjalan mengendap-ngendap menuju dapur, perutnya benar-benar kosong dan harus segera diisi kalau tidak Ana bisa mati kelaparan.

Ini semua karena Alex, dia tadi tidak hentinya menggoda dan mempermainkan Ana, sehingga Ana harus memilih melarikan diri dari Alex dan terpaksa menahan lapar.

Flashback

"Ada apa Ana? Kau terlihat Gugup, tenanglah, jika kau mendengarkanku, maka aku tidak akan berbuat macam-macam padamu!" goda Alex menyeringai.

"bermain denganmu sepertinya sangat seru!" lanjut Alex kemudian.

Ana semakin tak bergeming, desiran aneh mulai menerpa tubuhnya saat dia kembali merasakan hebusan nafas Alex di sekitar tengkuknya, ingin sekali dirinya menampar Alex yang sudah kelewatan batas, tapi sayangnya hati dan pikirannya tak sejalan.

"Aku suka aroma tubuhmu Ana, parfum strawberry? aku sangat suka, sangat menggoda" bisik Alex tepat ditelinga wanita tersebut.

Ana menelan salivatnya, dia semakin takut, ketika Alex menggeser kursi yang Ana duduki, mereka jadi saling berhadapan.

"be..berhenti Aa...lex!" shit Ana jengkel, berbicara pun harus terbata-bata seperti itu. Matanya sudah tidak sanggup menatap lurus kedepan.

Alex tersenyum penuh kemenangan, melihat ekspresi Ana yang semakin menggemasakan, seperti anak kucing yang sedang ketakutan.

"Tentu saja memberimu sedikit hukuman Ana!" goda Alex sededuktif mungkin.

Alex perlahan mendekatkan wajahnya mendekat, tujuannya satu yaitu bibir pink Ana yang sangat menggoda, untuk saat ini hanya bibir tidak lebih, Alex janji.

Melihat wajah Alex yang semakin mendekat, Ana segera berdiri dan berlari kembali menuju kamarnya.

"Kau Pria brengsek!" umpat Ana pada Alex sebelum ia melarikan diri.

Pilihan terbaik, jika tidak segera dihentikan Alex akan merebut First Kissnya, Ana tentu tidak mau ciuman pertamanya diambil oleh Pria Brengsek seperti Alex. Selama ini Ana dijaga baik-baik oleh Papanya, dia bahkan tidak membiarkan putrinya kesayangannya ini berpacaran, walaupun banyak pria yang mengincar Ana, sampai usia seperti ini Ana belum pernah meraskan indahnya pacaran, jadi tenang saja Ana masih pw.

"Yakk.. Ana mau kemana kau!" Teriakan Alex menggema masih terdengar di telinga Ana, pria itu tentu sangat marah atas sikap Ana padanya.

"Permisi tuan, Saya akan segera membawakan Nona Ana makanan, jadi jangan khawatir!" ucap Bibi Kim berusaha membujuk Alex, dia takut pria temperamen ini memarahi Ana lagi.

"Tidak usah bi, aku ingin melihat seberapa keras kepalanya dia!" tolak Alex cepat.

"Tapi tuan Nona Ana bisa..

"tidak ada tapi-tapian!" sanggah Alex.

Flashback End

Ana mendengus kesal mengingat kejadian tadi, "Gara-gara Pria Kurang Ajar itu aku tidak bisa memakan Steak terikayaki makanan kesukaanku! padahal itu terlihat sangat enak! sial sekali diriku" Gerutu Ana pelan, membayangkan memakannya saja sudah nikmat.

clek

Dengan pelan Ana membuka Pintu kulkas yang sangat besar milik Alex, berharap akan ada banyak makanan di dalam sana.

Ana mendengus malas, "Apa-apaan pria brengsek itu! dia memiliki Kulkas yang sangat besar, tapi kenapa kulkas ini hanya berisi berbagai jenis minuman kaleng dan minuman botol, dan tunggu dulu hanya ada beberapa helai roti! Astaga" pekik Ana memaki-maki, nada suaranya mulai meninggi mendapati isi kulkas Alex yang menipunya.

dari pada Mati kelaparan Ana mengambil botol minuman dan roti tersebut.

"dasar pria sialan!" ucapnya masih marah.

clik

"Siapa yang kau bilangi pria Sialan Ana?"

Sebuah Suara bersamaan dengan Lampu dapur yang tiba-tiba menyala membuat Ana terkejut setengah mati dia hampir saja jantungan dibuatnya.

Ana segera berbalik dan menemukan seorang pria dengan kaos transparant yang dikenakan sedang menatapnya tajam.

Tampan sekali

satu kalimat yang terlintas di pikiran Ana saat melihat Alex dengan pakaian seperti itu.

"Simpan minuman botol itu Anastasya!" suruh Alex masih menatap tajam kearah Ana.

"Ti..tidak mau, aku haus!" tolak Ana tak mau kalah.

"Apa kau tidak bisa membacanya, itu Alkohol bodoh! kau masih seperti dulu rupanya, ceroboh dan sangat keras kepala" ucap Pria itu datar, namun tersenyum pada kalimat terakhir dari ucapannya.

Ana segera menyimpan botol di tangannya itu, Alex benar minuman itu ternyata Alkohol. entah mengapa Ana sangat trauma dengan kata Alkohol.

"Tapi minumlah jika kau mau, itu akan menguntungkan untukku, jika kau sampai mabuk aku akan dengan mudah...

"Yak" teriak Ana menyadari ucapan Alex yang terdengar memuakkan, Ana tau pikir Alex mengarah kemana.

"Dasar pria mesum?" makinya dalam hati.

ucapan Alex terhenti, ia menatap perubahan mimik wajah Ana. wanitanya pasti sedang manahan Amarahnya.

drrpp..drpp

Perut Ana berbunyi dia sungguh sangat lapar.

"Duduk dan tunggu sebentar! ini perintah Ana?" suruh Alex, sebelum pergi Alex menatap Ana dan tersenyum mengejek.

Ana malu, pipinya memerah, Sial kenapa perutnya berbunyi diwaktu yang tak tepat. Alex pasti menertawakannya.

Anastasya cukup terkejut memperhatikan apa yang dilakukan Alex saat ini, membuat Sandwich.

"membuat Sandwich saja terlihat sangat tampan" batinnya.

Plak,

Ana segera memukul kepalanya sendiri " bodoh apa yang kau pikirkan Ana, dia pria jahat dan brengsek! bisa-bisanya kau memujinya" batinnya kembali

"untukmu, makanlah!" sodor Alex pada Ana, terlihat piring berisi Sandwich yang sangat enak.

Ana tampak berpikir. Sikap Alex mendadak berubah menjadi penuh perhatian.

"jangan khawatir aku tidak memberinya racun, kau terlalu bernilai mahal Ana!" ucap Alex kembali

"bernilai mahal? apa pria ini benar-benar ingin menjualku?" benak Ana semakin tidak karuan.

"Kau tidak mau? baiklah aku akan membuangnya!" ancam Alex mengangkat kembali piring tersebut.

"Jangan, sini berikan saja padaku!" tarik Ana.

Alex diam-diam tersenyum melihat tingkah lucu sekaligus keras kepala Ana .

###

ok di Bab ini cuma ada moment Ana dan Alex😁

Jangan Lupa ceritanya di vote, coment, dan follow me, terima kasih sebelumnya.

You Are Mine, Baby!Where stories live. Discover now