Chapter 14

14.1K 456 26
                                    

"Kau merindukannya?" Suara familiar itu menghentikan aktivitas Roby, Roby berbalik menatap sumber suara itu.

"Tu..tuan Alex?" ucapnya tak menyangka.

Alex berjalan mendekati pria tua itu "Aku akan mengijinkanmu bertemu dengannya, Roby!"

Mata Roby seketika berbinar, perasaan senang kian menghampirinya dengan segera ia berlutut dihadapan Alex.
"Te..terima kasih tuan!" ucapnya senang.

"Tapi dengan 1 syarat, aku ingin kau menyembunyikan tentangku pada Ana!"

"Tapi Tuan.."

"Tak ada Tapi-tapian, kau paham?" ucap Alex meyakinkan.

Tanpa berpikir panjang Roby mengangguk, Dia benar-benar merindukan putri Kesayangannya, Tentang Alex? dia yakin pria ini tak akan menyakiti putrinya. Kenyataanbahwa Tuan Alex sangat mencintai Ana.

***

"Disini indah sekali" Ana mengerjapkan mata berulang kali, keindahan yang seakan tak ada habis nya dari taman bunga mini ini. Wajahnya yang semula sedih berubah menjadi penuh kekaguman, bagaimana tidak? kalian akan menemukan semua jenis bunga mawar di taman ini, dan Ana sangat suka dengan bunga mawar.

"Whoaa! aku tak menyangka akan ada tempat indah di mansion ini" gumamnya pelan.

"Ini adalah tempat kesukaan Tuan muda Alex, dia menyuruh kami para pelayan untuk terus menjaga dan merawat taman bunga ini" jelas Bibi Kim dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya.

"Cih, aku tak menyangka pria brengsek seperti dia menyukai tempat seperti ini" desis Ana penuh kekesalan jika memikirkan pria itu.

"Dia pria yang sangat kesepian Nona, dia menyimpan beribu kepedihan dalam hatinya" ucapan bibi kim membuat Ana menghentikan langkahnya.

"Apa maksud bibi? Kepedihan?" tanya Ana tak mengerti arah ucapan dan ekspresi bibi Kim yang berubah sedih.

"Aku pernah mengatakan sebelumnya pada Nona, Seumur hidupnya Tuan tidak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya, dia menjadi seperti sekarang karena hal itu! saat kecil dia terus saja melihat dan mendengar kedua orang tuanya bertengkar" Jelas bibi Kim.

"Dia hanya butuh seseorang yang mengerti dirinya dan orang yang dapat mengeluarkan sisi baik Tuan, dan itu adalah Nona!" Lanjut bibi Kim mengelus lembut rambut Ana.

"Aku? kenapa bibi terus megatakan hal yang tidak aku mengerti" tunjuk Ana pada dirinya sendiri, ia kembali menatap bibi kim dengan tatapan heran, seolah bertanya merasa kurang paham dengan jawabannya.

Wanita paruh baya itu mengangguk.
"Nona adalah wanita...

Ana!!!

sebuah teriakan berhasil menghentikan ucapan bibi Kim.

Ana dan wanita tua itu menoleh kearah sumber suara tersebut dan mendapati Alex tengah berdiri memperhatikan mereka berdua.

"Ana kemarilah!" panggil Alex, tidak itu terdengar seperti perintah.

Ana memutar bola matanya baru saja suasana hatinya membaik, namun sekarang sudah hancur kembali. satu lagi Ana tidak suka diperintah apalagi oleh pria brengsek itu.

"Cepatlah kemari Ana, sebelum aku berubah pikiran, berhentilah membuatku emosi Ana!" teriak Alex kembali namun masih diacuhkan oleh Ana.

"Nona cepatlah kesana, Aku takut Tuan akan kembali marah pada Anda!" Bisik bibi Kim sepelan mungkin takut terdengar oleh Alex.

Ana menghembuskan nafasnya kasar, ucapan bibi kim ada benarnya juga, Pria itu sangat egoia dan mudah marah. perlahan dia berjalan malas kearah Alex.

"Ada apa?" tanyanya To the point.

"Aku punya hadiah untukmu Ana, pergilah ke halaman depan, seseorang yang sangat kau harapkan kehadirannya tengah menunggumu di sana!"

Ana mendesis pelan "ck... kau mau menipuku?" tatapan tajam mengarak ke pria dihadapannya. "Aku tidak akan percaya dengan tipuanmu!" lanjutnya kembali.

"baiklah jika kau tak percaya padaku, aku akan menyuruh Roby per...

"Papa?" mendengar nama itu Ana segera berlari kecil menuju halaman mansion Alex, senyuman terlihat jelas diwajahnya.

Sudut bibir Alex terangkat, mendapati ekspresi bahagia wanitanya, untuk pertama kali selama Ana tinggal disini ia baru melihat senyuman di wajah Ana, dan Alex suka itu, Ana akan terlihat beribu-ribu kali lebih cantik jika tersenyum.

tanpa sadar, bibi Kim terus memperhatikan tingkah Alex.

"Aku bisa melihat, cinta Tuan pada Nona Ana benar-benar besar!" benak bibi Kim tertawa kecil.

***

"Papa?" teriak Ana lalu segera memeluk pria tua tersebut.

"Hiks Ana merindukan papa, sangat rindu" tangis Ana pecah.

"Maafkan Papa Ana, Papa juga merindukanmu, apa kau baik-baik saja disini?" tanya Roby masih mengelus pundak putrinya.

Ana perlahan melepas pelukannya, ia nampak berpikir keras, ingin sekali dirinya jujur atas sikap semena-mena Alex padanya, tapi sungguh dia tidak ingin membuat Papanya sedih atas keputusannya ini.

Ana segera mengangguk.

"Dan papa apa baik-baik saja, Apa papa masih tinggal di rumah kita yang dulu, apa papa hidup dengan baik?" pertanyaan bertubi-tubi keluar dari mulut Ana.

"Iya Ana, kau tidak usah memikirkan papa, Papa baik-baik saja!" ucap Roby kembali memeluk Ana melepaskan kerinduannya.

***

Tania memainkan botol Alkohol ditangannya, pikirannya tidak tenang. pikirannya tidak akan tenang selama wanita itu masih hidup dan berada di sekitar Alex.

"Apa yang mengganggu pikiranmu Tania?" sebuah suara berhasil menyadarkan Tania dari lamunannya.

"kau memikirkan Alex?" tebak Jhon, terdengar nada kekecewaan dari kalimat yang dilontarkannya.

Tania tersenyum miris.

Jhon tampak berpikir. "Aku sepertinya tidak bisa menolongmu Tania, Alex sahabatku aku tidak bisa melakukan hal itu padanya, jadi kumohon lupakan Alex, Tania" jelas Jhon gugup, ia takut Tania akan marah besar padanya.

Wajah Tania berubah dingin seketika, ia berusaha mengatur nafas mengontrol emosinya.

Tania berbalik menatap Jhon lembut, dan segera memeluknya "Aku tidak bisa melihat Alex hidup dengan wanita lain Jhon, itu membuat hatiku sakit rasanya ingin mati saja!" perlahan air mata sandiwara Tania mengalir, ia beriusaha meyakinkan Jhon kembali.

"Tapi Tania..

Tanpa mendengar penjelasan Jhon, Tania segera mengulum bibir pria itu. "Aku sangat mengandalkanmu Jhon" bisiknya di sela kegiatan mereka.

Jhon akhirnya luluh. Inilah kelemahan terbesarnya, kenyataan bahwa ia sangat mencintai Tania.

"Bantu Aku Jhon!" Tania melepas ciumannya.

Pria tersebut menatap lekat Tania, dilihatnya wajah cantik wanita itu.

"Baiklah, aku akan menolongmu!" Tegas Jhon, kemudian kembali mencium Tania, ciuman yang lebih dalan dari sebelumnya.

###

Maafkan Author karena baru Up:)

Jangan lupa di vote, dan Coment yah.


You Are Mine, Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang