Chapter 6

26.4K 825 17
                                    

Wanita itu masih terisak sambil memeluk lututnya dengan gemetar. sebelumnya ia sudah mengunci rapat kamarnya, yah kata pengawal Alex, kamar ini akan menjadi kamarnya, Ana semakin terisak dalam ketakutan.

"Papa Aku takut..hiks'' lirihnya masih terisak.

Ana memeluk tubuh mungilnya, dadanya terasa sesak, Ana tau hidupnya akan segera berubah beberapa saat lagi. Entah itu berubah baik atau malah akan semakin memburuk.

***

Alex memasuki Mansionnya dengan wajah kesal, kesal dengan sikap Tania dan Ayahnya, benar-benar tidak tau malu, 1 umpatan yang terus terucap dari mulutnya.

"Dimana Ana?" tanyanya pada salah satu pengawal setianya.

"Dia ada dikamarnya Tuan!" jawab pria yang menggunakan setelan jas sangat rapi, pengawal setia Alex.

Alex segera berjalan, entah mengapa dia sangat merindukan Ana, padahal beberapa jam lalu mereka bertemu. langkah Alex berhenti tepat di depan pintu kamar Ana.

Clek, rupanya Ana mengunci kamarnya.

Tok..tok..tok..

"Ana buka pintunya" teriak Alex.

Hening, tidak ada jawaban dari Ana.

"Ana jangan membuatku marah" teriaknya sekali lagi.

"jika kuhitung sampai 3, kau masih keras kepala tidak membukakan pintu kamar ini, maka aku tidak akan segan-segan menghukummu, kau tau hukumanku tidak main-main!" Ancam Alex.

1

2

Ancaman yang berhasil membuat Ana membulatkan matanya, dengan cepat Ana berlari kearah pintu dan segera membuka pintu kamarnya.

Dapat dilihatnya Alex berdiri tepat di depan kamarnya, ekspresi wajah pria itu tak terbaca. Ana meneguk salivatnya Takut.

"Aa..ada apa?" tanyanya takut.

Tanpa memperdulikan ucapan Ana, Alex masuk ke dalam kamar Ana.

"kau menangis lagi? sudah kukatakan aku sangat tidak suka melihatmu menangis bukan! " ucap Alex tajam.

Dengan Segera Ana menghapus sisa air mata di wajahnya.

"Jadi apa alasanmu membawaku kesini, hah? Aa.apa kau benar-benar akan menjualku? Hiks" ucap Ana perlahan gugup air matanya kembali menetes.

"Menjualmu? Tentu tidak sayang, kau berharga untukku, Mulai sekarang hanya aku yang boleh mengatur hidupmu, dengarkan perintahku, kau milikku Anastasya!" bentakan Keluar dari mulu Alex membuat Ana semakin takut.

"Mi..milikmu? aku milik Papaku,Hiks! Kau tidak berhak atas diriku!" ucap Ana kembali sesegukan.

"Sejak kau mengatakan akan menggantikan Roby, saat itulah kau ku klaim menjadi milikku, jangan lupa itu keputusanmu Ana! Aku tidak pernah memaksamu" jelas Alex.

Ana Sadar ucapan Pria kasar didepannya memang benar, dengan sukarela Ana menggantikan Ayahnya sebagai penebus utang, jika dipikir itu lebih baik dari pada Papanya yang sudah tua harus menanggung semua ini, Ana tidak tega.

"Mulai besok kau akan menjadi wanita satu-satunya dihidupku, jangan lupa tetaplah berada disisiku, menemaniku, kau paham!" ucap Alex terdengar memaksa.

"Cih, aku bahkan bukan istrimu, jadi untuk apa aku menuruti setiap perintahmu" desis Ana pelan.

"Baiklah aku akan segera menjadikanmu Istriku Anastasya, maka bersiaplah" goda Alex tersenyum aneh.

Ana terdiam tidak menyangka pria dihadapannya ini akan mengucapkan kalimat menakutkan menurutnya.

"Menikah dengan mafia? Itu sama saja dengan aku melompat ke dalam jurang" batin Ana.

"Kau bersihkan tubuhmu. Aku akan menyuruh pelayanku untuk menyiapkan pakaian" titah Alex.

"Tak ada penolakan. Ini perintah!" lanjutnya kembali.

***

Mark menatap Putri semata wayangnya yang terus menangis sepulang dari makan malam bersama keluarga Dominic.

"Tania, hentikan tangisanmu, jangan buang air matamu demi pria brengsek itu, Papa akan mencarikan calon suami yang lebih baik dari Alex!" ucap Mark mengelus lembut rambut.

Brakkk

Tania menghempaskan seluruh alat make up yang tersimpan rapi diatas mejanya. "aku akan menikah jika itu bersama Alex, jadi jangan buang waktu papa untuk mencarikan aku pria lain!" bentak Tania.

"Kau tau Alex sudah memiliki calon istri! kita tidak akan bisa memaksa seorang Alex Tania, kau tau betul itu!"

"Tidak Pa, aku tidak akan membiarkan wanita yang bernama Anastasya itu merebut Alex dariku! Aku mencintai Alex, sangat mencintainya" ucap Tania penuh penekanan disetiap katanya.

"Tapi...

"Papa tau betul aku wanita yang ambisius, semua yang kuinginkan harus menjadi milikku!" ucap Tania kembali memotong ucapan Papanya.

###

jangan lupa vote dan coment yahh.

You Are Mine, Baby!Where stories live. Discover now