Chapter 21

5.8K 305 48
                                    

Vote dan coment yah. Laffyu frend😊

###

Ana melangkahkan kakinya menjauh dari mansion Alex. Berkat beberapa pengantar bahan makan tadi ia akhirnya bisa bebas setelah berpura-pura menjadi salah satu dari pengantar tersebut.

Huft....

Ana mengatur nafasnya yang tak beraturan diakibatkan berlari sejauh 1 km. Tujuannya hanya satu, Ana hanya ingin mencari udara segar diluar, berada seharian di rumah sebesar itu membuatnya sesak dan bosan. Alex tak pernah membiarkan dirinya pergi dari rumah terkutuk itu. Dia boleh keluar hanya jika Alex menemaninya. Sangat menjengkelkan bukan?

Ana menatap arloji yang dia kenakan, jarum jam masih menunjukkan pukul 1 siang. "Baiklah aku akan kembali sebelum jam 6 sore, mengingat Alex biasanya sampai dirumah pukul 6 sore. Bisa berbahaya jika pria itu tak menemukannya di rumah." Tak sedikitpun di pikiran Ana untuk melarikan diri dari Alex, sangat berbahaya, keberlangsungan hidup Ayahnya ada ditangan Ana. Ayahnya akan selamat jika Ana menuruti kemauan pria itu.

Alex bukan pria sebaik itu, membiarkan Ana kabur semudah ini? Tentu tidak, Alex akan mencari Ana dimanapun wanita itu berada.

"Tinggal satu lagi." Ana mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan segera menonaktifkannya.

"Beres, pria itu tak akan menggangguku seharian ini,"

***

"Kita memerlukan beberapa investor, untuk membuat pendapatan perusahaan kita semakin meningkat, Jhon aku ingin kau memfokuskan diri dalam menarik para penanam saham..."

Drrr...Drrr...Drr...

Getaran handphone mengalihkan perhatian Alex, dia menghentikan ucapannya dan segera menatap layar ponsel miliknya.

Keningnya berkerut, saat menyadari siapa yang menelponnya, tertera di sana nomor telpon berasal dari mansionnya. Ini tentu sesuatu yang penting, mengingat ia jarang menerima panggilan jika bukan sesuatu yang penting.

Tanpa memperdulikan kedua sahabatnya, Alex segera mengangkat telpon tersebut.

"Halo ada apa?"

"..."

"Hah? Apa kau yakin?"

"..."

"Bodoh! Menjaga wanita saja kalian tak becus." Alex melempar gelas yang berada di atas meja ruangan rapat itu.

"..."

"Kalian teruslah mencari, aku akan segera pulang."

Alex memejamkan matanya berusaha mengontrol nafasnya, kabar tersebut sangat membuatnya panik dan gelagapan.

"Kalian berdua bisa mengurusnya, aku harus pulang. Aku mempercayakan semuanya pada kalian."

"Tapi ada apa lex?"

Pertanyaan dari Dev, tak diperdulikan oleh Alex, dia melangkahkan kaki dengan cepat meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Dev menatap Jhon lalu mengangkat alisnya cukup heran dengan tingkah Alex. "Ada apa dengannya? apa ada hubungannya dengan Ana?"

Jhon mengangkat kedua bahunya menandakan tak tau, memang dia tak mau tau.

Drr...drr...

Jhon menatap handphonenya yang juga bergetar, alisnya terangkat, ia segera berjalan menjauh dari Dev.

"Mau kemana kau?" tanya Dev.

Jhon mengangkat ponselnya. "Ada sesuatu yang penting!" lalu berlalu pergi.

You Are Mine, Baby!Where stories live. Discover now