Bagian 3_ Kunjungan pertama

3.5K 501 97
                                    

Pagi itu sinar matahari belum nampak, hanya baru bersiap untuk muncul menyapa dunia. Suara cakaran di kayu membuat Mark mau tidak mau membuka matanya karena merasa terganggu. Dilihatnya Sako tengah mencakari kayu, sengaja untuk membangunkan Mark. Mereka sudah sampai ditujuan, kapal sebentar lagi mencapai pelabuhan, namun mereka hanya berhenti jauh dari pelabuhan. Mark segera bangkit, mereka harus menurunkan dua layar lagi,

"Tidak perlu pergi ke palabuhan, angkat saja semua layarnya." Haechan menginterupsi, makhluk itu selalu muncul tanpa tanda dan suara, membuat Mark sering terkejut dengan kehadirannya.

"Lalu bagaimana kita pergi kesana?" tanya Mark.

"Berjalan." jawaban Haechan membuat Mark mengernyit heran, namun Haechan tidak peduli, ia justru memotong perkataan Mark sebelum dia bersuara.

"Bangunkan adikmu itu, kuberi waktu lima menit." setelah itu Haechan melesat pergi entah kemana, Mark tidak sempat melihat, tau-tau saat dia berbalik badan Haechan sudah tidak ada.

Setelah membangunkan Jeno dari tidurnya, Mark dan Jeno berjalan ke dek kapal, mencari Haechan namun beberapa saat mereka bingung mencari dimana.

"Haechan!" Mark akhirnya memutuskan untuk memanggil namanya,

"Dibawah sini." Mark dan Jeno menuju ke dek kanan kapal dan mereka melihat Haechan berdiri diatas air, iya, diatas air yang mana dibawah kakinya banyak ular yang menjadi jembatan.

"K-kau yakin kita bisa berjalan diatas itu?" Jeno nampak ragu, dia takut jika yang naik bukan Haechan malah dia yang tenggelam. Ular itu tidak menjamin akan menerima dia berjalan diatasnya kan? Atau yang paling parah Haechan akan menenggelamkannya dilaut lepas ini.

"Apapun yang kau pikirkan, aku tidak sejahat itu. Secara resmi aku mengangkat kalian berdua menjadi pengawal pribadiku, jadi.."
"CEPAT TURUN DASAR BODOH!" Haechan sudah cukup dengan dua manusia yang terlalu banyak pertimbangan ini, Sako mendorong tubuh Jeno dan Mark agar jatuh, black panther seukuran manusia itu tanpa ragu mendorong tubuh Mark dan Jeno.

Keduanya sempat berteriak karena kaget tiba-tiba di dorong, mereka berdua terjatuh sebelum berdiri kembali dan berjalan kaki mengikuti Langkah Haechan. Setiap Langkah yang semakin maju, ular-ular dibawah kaki mereka saling membahu dan berenang kedepan untuk menyambung jembatan mereka hingga sampai dipantai.

"Kapal itu dibiarkan begitu saja?" tanya Mark.
"Tidak ada yang bisa melihat kapal itu di siang hari." Haechan meneruskan langkahnya, mereka tiba di pantai yang tak jauh dari dermaga. Hari yang masih pagi membuat mereka tidak diketahui oleh orang, Mark dan Jeno tidak tahu pasti tujuan mereka kemana tetapi Mark dan Jeno akan menulis surat dan mengirimnya ke orang tua mereka yang sekarang pasti sudah panik setengah mati disaat kedua anaknya hilang begitu saja.

Haechan berjalan memimpin, dia sudah hafal dengan jalanan ibukota ini. Mark yang tadinya berjalan sedikit dibelakang Haechan berpindah disamping Haechan.

"Kau sudah pernah kemari?" tanya Mark.
"Aku sudah sering kesini." Jawab Haechan.

"Tinggal disini?" Mark bertanya lagi, "Banyak tanya." Haechan mempercepat langkahnya hingga mereka tiba dipusat keramaian, pagi ini pasar sudah buka dan banyak ibu-ibu yang berbelanja bersama dengan anak-anak atau sendiri.

Pedagang yang mereka lewati menawarkan dagangan mereka pada Haechan, Mark dan Jeno yang ditolak secara halus oleh Mark. Mereka menjadi pusat perhatian, lebih tepatnya Jeno dan Mark karena Haechan memilih untuk tidak menampakkan diri alias menghilang, tetapi Mark dan Jeno tetap bisa melihat Haechan.

"Kita akan kemana?" tanya Mark yang masih tak dijawab oleh Haechan hingga mereka masuk ke dalam sebuah toko pakaian.

"Aku akan memilihkan pakaian untuk kalian, aku tidak suka baju yang kalian pakai. Apalagi baju itu sudah jelek." Haechan berucap seenaknya dan menunjuk beberapa setel baju untuk Mark dan Jeno.

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now