Bagian 4_Pertarungan pertama

2.8K 413 54
                                    

Mark melihat ada empat kapal yang bergerak menghampiri mereka, dengan banyak senjata yang teracung ke arah kapal mereka. 

"Haechan, kau yakin kapal ini akan baik-baik saja?" Mark bertanya, ia menatap Haechan yang sedang berada di atas, entah bagaimana caranya anak itu berdiri diatas tiang yang menjadi badan layar. 

"Aku sudah membawa kapal ini selama dua ratus tahun, dan selama itu juga aku menghadapi mereka semua." meskipun Haechan menjawab demikian, Mark mash merasa khawatir, bagaimana kalau ada senjata yang lebih mutahir lagi? bagaimana cara kapal ini bertahan nantinya. 

Haechan turun dari atas, berjalan menuju ke kamar tempat Mark dan Jeno tidur dan mengambil dua buah pedang hasil rampasannya lalu keluar dari kamar itu, Haechan melemparkan pedang itu dengan mudah pada Jeno yang masih mengawasi keadaan dengan Sako yang berdiri disampingnya. 

"Gunakan ini." ucap Haechan, ia lalu melempar pedang satunya pada Mark.

"Kenapa kau tidak menggunakan kekuatanmu?" tanya Mark, padahal kalau diteliti kekuatan Haechan lebih kuat daripada senjata manapun. 

"Akan lebih seru menghadapi mereka." Haechan menjawab dengan senyumnya, itu adalah senyum penyuka tantangan, bersiap untuk serangan pertama. 

Sebuah tembakan dari kapal di Timur dilesatkan, tembakan itu tidak berpengaruh sama sekali pada kapal Haechan, hanya berguncang sedikit. Hujan dan badai mulai turun disamping kapal mereka. 

"Bagus, tembakkan semua yang kalian bisa, berenanglah kemari." ucap Haechan, ia berdiri di depan kapal dengan senyum andalannya. Kapalnya memiliki perisai tak terlihat yang selalu Haechan pasang untuk mencegah kerusakan, dan sejauh ini tidak ada senjata yang bisa menembus perisai itu. 

Mark dan Jeno saling pandang sejenak, petir menyambar bersahutan dan angin besar menerpa laut. Mereka tidak tahu harus bagaimana, ini pengalaman bertarung mereka yang pertama.  

"Tembak! terus tembak sampai kapal itu tenggelam!" seruan itu bahkan terdengar sampai sini, semua kapal, kini dari berbagai sisi mulai menembaki kapal Haechan tanpa ampun, beberapa sampan berisi prajurit mulai mendekat. Tembakan dari meriam terdengar bersahutan dan tak ada habisnya, namun kapal Haechan masih bertahan dan hanya terguncang seperti diterpa ombak laut. 

"Kalian bersiaplah, prajurit mereka akan tiba." ucap Haechan. Sejujurnya dia bisa mengalahkan semua prajurit itu dengan mudah atau menyesatkannya, tetapi kali ini dia punya dua pengawal baru yang bisa dimanfaatkan daripada dia melepas energi. 

Seperti perkataan Haechan tadi, prajurit mulai berdatangan dan berhasil naik ke kapal, Mark berada di dek kanan sedangkan Jeno ada di dek kiri. Haechan masih berada di tempatnya, menunggu saat yang tepat untuk memanggil peliharaannya. 

Sako melindungi Haechan, berjaga dibelakang makhluk itu dan menyerang siapapun yang mendekat. "Cukup banyak juga amunisi yang mereka bawa." ucap Haechan, ia termenung sejenak menatap ke depan dan kilatan cahaya amunisi yang ditembakkan. 

Suara tembakan terdengar, Haechan menoleh dan mendapati beberapa orang prajurit membawa senapan, "Ah, aku benci senapan." Haechan berbalik, tepat saat tiga orang prajurit mengarahkan tembakan ke arahnya, peluru yang hendak mengenai Haechan itu langsung terhenti gerakannya tepat 30 cm dari wajahnya. 

Haechan menatap ketiga prajurit yang tak jauh darinya, kedua irisnya berubah menjadi lebih terang, kemudian tangan kanannya terangkat dan membuat gerakan menyentil udara membuat puluhan peluru yang berhenti diudara itu berbalik arah dan menembak semua prajurit yang menyerang kapalnya. 

Mark menebaskan pedangnya pada kepala prajurit yang berusaha masuk, nafasnya memburu, bercak darah mengiasi tubuhnya. Ia menatap Haechan yang kini kembali menghadap ke depan, Haechan membuat sebuah lingkaran dengan kedua tangannya yang direntangkan keatas, kemudian berputar, tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah lalu membuat lingkaran dan berakhir kedua tangannya menyatu dengan posisi atas dan bawah. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now