Bagian 27_Pengambilan pertama

1.7K 229 40
                                    

Ketika mereka sudah sampai di camp, mereka bisa melihat jika masih banyak orang yang terluka disini. Dengan menyelundup Haechan bisa mengambil jiwa mereka dengan mudah, 

"Tunggu saja disini." ucapan Haechan dibalas anggukan oleh Mark, setelah itu Haechan masuk ke dalam tenda dan mengambil jiwa-jiwa mereka yang sekarat disini. 

"Dia meninggal!" ucap salah satu perawat, 
"Dia juga." ketiga perawat yang ada disana langsung mengecek semua prajurit, "Mereka semua meninggal." 

Tepat setelah itu Haechan keluar dari sisi tenda lain, ia mendapati Mark duduk diatas sebuah gerobak pengangkut senjata disana. Haechan menghampirinya,
"Apa kau akan mengambil semua jiwa disini?" tanya Mark yang dibalas gelengan oleh Haechan,

"Aku tidak bisa mengambil jiwa orang-orang yang baik." jawaban Haechan membuat Mark menanggukkan kepala, meskipun dia masih belum paham kenapa seperti itu.

"Kau mau menunggu disini atau ikut?" pertanyaan Haechan jelas jawabannya, Mark berdiri dan ikut bersama dengan Haechan, mau bagaimanapun juga Mark harus melindungi Haechan meskipun dia tahu Haechan tak akan mati hanya dengan pedang manusia. 

Haechan berjalan menuju ke medan perang, banyak prajurit yang meneriaki Haechan dan Mark agar tidak mendekat namun tak dihiraukan keduanya. Ketika sudah dekat, Haechan melompat keatas dan membuat pusaran cahaya hijau yang kemudian menarik jiwa-jiwa orang yang ada disana. Mark sendiri masih melihat apa yang dilakukan oleh Haechan dan membiarkan angin menerpa wajahnya, pemandangan ini akan sering dia lihat kedepannya dan ini adalah sesuatu yang indah, baginya. 

"Cantik." gumam Mark sebelum akhirnya dia memilih untuk mundur karena pusaran angin yang dibuat Haechan semakin besar dan terlihat semakin banyak jiwa yang diambil oleh Haechan. 



Haechan baru berhenti ketika hampir semua prajurit dari kedua kerajaan yang berperang sudah meninggal, ketika Haechan turun nafasnya tersenggal seperti baru selesai berlari, terlalu banyak yang dia ambil.

"Kau tak apa?" tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Haechan, ia mengambil nafas dan mengeluarkannya secara perlahan. 
"Ayo kita kembali." ajaknya sembari menerima uluran tangan Mark dan tangan keduanya saling menggenggam, berjalan bersama pergi meninggalkan medan perang yang sudah menjadi lembah kematian setelahnya. 





•ೋᛢᚺᚣᚢⲔᚣ•ೋ





Kehidupan seorang Haechan tidak pernah seramai ini sebelumnya, setelah kedatangan dua bersaudara Mark dan Jeno, kapalnya tak pernah sepi sekarang. Malam ini setelah semuanya berakhir, Haechan memilih untuk melayarkan kapalnya kembali menunggu kabar perang dari daerah lainnya. 

Mark dan Haechan kini duduk di dek kapal dengan tumpukan karung gandum sebagai bantal, anak-anak yang lain tentu saja sudah tidur sehabis makan malam tadi. 

"Sudah tidur semua?" tanya Haechan yang dibalas anggukan oleh Mark, yang lebih mudah memiringkan tubuhnya dan memeluk Haechan dari samping, menghirup aroma tubuh Haechan. 
"Haechan, aku mencintaimu." ucap Mark, ada jeda sedikit lama bagi Haechan untuk mencerna dan menyiapkan balasan yang akan dia ucapkan pada Mark.

"Aku juga mencintaimu, Mark." akhirnya Haechan bisa mengucapkannya kepada Mark, dia mencintai Mark...sangat. Tak akan terpikir bagaimana jika dia kehilangan Mark, mungkin kedepannya, tetapi saat ini Haechan ingin menikmati semuanya terlebih dahulu. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now