Bagian 5_Kenangan

2.3K 366 98
                                    

Malam itu sekitar bulan November, di malam hari Haechan menikmati malam seperti biasanya. Udara semakin dingin karena musim akan berganti, bersama dengan Sako, Haechan mengamati langit yang penuh dengan bintang. Ditengah kegiatannya, Haechan melihat sebuah benda mengapung ditengah air laut yang pasti dingin, awalnya Haechan tidak mau peduli, tetapi matanya terus melirik kemana benda itu mengapung dan mendekati kapalnya, ada seorang wanita diatasnya.

"Ck." Haechan akhirnya berdiri, kemudian memerintahkan ular-ularnya untuk mengangkat rakit kecil yang muat dinaiki satu orang itu. Terdengar suara pekikan dari wanita itu ketika ular mengangkat rakitnya menuju ke kapal. 

"Kumohon jangan bunuh aku." pinta wanita itu ketika tubuhnya terjatuh di hadapan Haechan, keadaannya terikat, sepertinya orang-orang sengaja melakukannya, jadi Haechan menyimpulkan jika wanita ini dijadikan sebagai tumbal. 

Haechan hanya menghela nafas kemudian ia melepaskan tali yang melilit di tubuh wanita itu, "Aku tidak akan membunuhmu, tapi sebagai gantinya, kau harus menjadi bawahanku." ucap Haechan sebelum dia kembali ke kursinya bersama dengan Sako menikmati malam.

"Terimakasih Tuan, Terimakasih!" Haechan hanya menanggapinya dengan gerakan tangan, 


Waktu berlalu, Haechan yang dulunya hanya sendirian di kapal bersama dengan Sako dan ular-ularnya, kini dia memiliki seorang manusia yang menjadi bawahannya. Wanita itu bernama Irene, dia cantik, sangat cantik malah. Haechan sendiri mengakuinya, dia pernah beberapa kali bertemu dengan dewi, dan wajah Irene bisa bersanding diantara mereka. 

Daripada hubungan antara majikan dan bawahannya, hubungan Haechan dan Irene bisa disebut sebagai hubungan keluarga. Irene sudah terbiasa dengan Haechan, semua sifat dan kekuatannya, tak jarang Irene malah berbalik memarahi Haechan karena sifat jahilnya itu, namun Haechan tidak marah. Ia tak pernah punya orang tua, masalahnya ibunya siapa saja Haechan tidak tahu, yang pasti dia tahu garis keturunannya. 

"Ibu! aku mau kacang kenari!" Haechan berseru, di pagi ini Irene sudah biasa membersihkan kapal Haechan dan membuat sarapan.

"Kau sudah menghabiskan satu karung kenari minggu ini Haechan, kita bahkan belum kembali ke Utara." ucap Irene. 

Haechan mengerucutkan bibirnya, salah dirinya juga. Ia baru kali ini merasakan kacang kenari dan Irene yang membelikannya saat mereka mampir ke pasar Ibukota. Haechan malah ketagihan. 

"Kalau begitu kita akan berputar lagi ke Utara." ucap Haechan, ia hampir saja memutar kemudi, tetapi Irene sudah menjitak kepalanya.

"Besok pagi kita bisa membelinya di kota Amur, lebih dekat." ucap Irene.

"Tapi bagaimana jika rasanya berbeda??" tanya Haechan. 
"Rasa kacang kenari sama saja, Haechan. Lagipula Ibu harus berbelanja lagi, persediaan sudah menipis." ucapan Irene akhirnya disetujui oleh Haechan, daripada kembali ke Utara dan memakan waktu lebih lama. 

Hubungan Haechan dan Irene menjadi sangat dekat, hingga Haechan melupakan fakta bahwa manusia hanyalah makhluk lemah dan hanya hidup sementara. Tubuh Irene semakin melemah, mudah sakit dan hingga pada akhirnya hanya bisa berada di atas kasur.

Haechan sudah membawa Irene ke banyak tempat pengobatan, tetapi tidak ada yang bisa memberikan banyak obat atau saran. Hal ini memang sudah murni karena Irene yang sudah semakin terkikis umurnya, selama 70 tahun bersama Haechan belajar banyak hal dari Irene, wanita itu selalu memberikan wejangan setiap malam, menceritakan kehidupan manusia di desanya, dan masih banyak lagi. Haechan dapat merasakan kasih sayang dari Irene, hal yang tak pernah dia dapatkan semasa hidupnya, meskipun Irene hanyalah seorang manusia, namun dari dialah Haechan belajar kalau manusia memiliki kekuatan yang tak akan dimiliki oleh makhluk lain. Ketulusan hati. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now