Bagian 17_Malam

2.4K 300 135
                                    

Di dalam ruangan itu, hanya suara desahan Haechan dan Mark yang bersahutan. Menikmati rasa ketika keduanya menyatu, ketika kejantanan milik Mark menumbuk prostat Haechan serta kenikmatan yang Mark dapat dari betapa sempitnya lubang senggama milik Haechan. Membuatnya tak ingin berhenti dan terus menghajar lubang itu tanpa ampun, kedua kaki Haechan kini berada di bahu Mark dengan tangan yang memegang bahu Mark. Mulutnya tak bisa berhenti mendesah dan menyebut nama Mark.

"Ah shit." Mark menggigit bibir bawahnya ketika lubang Haechan mengetat setiap kali ujung penisnya berhasil mengenai titik nikmat di dalam sana.

"Ahh..ahh..Mark..ahh.." Haechan meremas bahu Mark, tenang dia tidak menggunakan kekuatannya saat ini, tubuhnya terlalu menikmati euforia kenikmatan yang diberikan oleh Mark. 

Mark mempercepat gerakan pinggulnya sebelum ia menghentak penisnya beberapa kali, sperma Haechan keluar membasahi perut Mark sedangkan kejantanan milik Mark masih berada di dalam Haechan menuntaskan kegiatannya untuk memenuhi perut Haechan dengan spermanya. 

Mark mengatur nafasnya, tangannya mengusap paha Haechan dengan pinggulnya yang bergerak pelan. "Emh.." Haechan melenguh ketika ujung penis Mark kembali menyentuh titik nikmatnya. 

Mark terkekeh, ia mengamit tangan Haechan dan menautkan jemari mereka. Bibirnya kembali menyapu benda lunak tak bertulang milik Haechan, menjilat dan menghisap. Keduanya saling memangut sebelum akhirnya Mark melepaskan pangutan mereka. 

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Mark, ia menyibakkan rambut Haechan yang turun ke dahi, 
"Lebih baik." Haechan menarik tubuh Mark agar lebih dekat, memeluk tubuh Mark dan mengusalkan kepala ke leher Mark. 

Mark menurunkan tubuhnya, mengganti posisinya menjadi di samping Haechan tanpa melepas penyatuan mereka. Mark mengusap punggung Haechan lembut. 
"Haechan, apa kau pernah mencintai manusia?" tanya Mark, ia membiarkan Haechan mendusal ke dadanya, tubuh keduanya masih hangat. 

"Aku berniat tidak pernah melakukannya." ucap Haechan, ia kemudian menghela nafas.
"Apa niat itu masih berlaku?" tanya Mark. 

Haechan tak memberikan respon apapun, namun kemudian ia menggelenggkan kepalanya. "Tidak, sepertinya." balasnya. 

"Mark, apa kau menyukaiku?" pertanyaan Haechan membuat Mark tertawa, ia menarik dagu Haechan kemudian membuat mereka bertatapan.

"Sepertinya aku memang harus mengatakannya." Mark memberi kecupan di bibir Haechan.
"Ya Haechan, aku menyukaimu. Sangat menyukaimu." lanjutnya.

"Kenapa Mark? kenapa aku?" tanya Haechan, kalau boleh memilih Haechan tidak mau jatuh cinta pada manusia atau disukai oleh manusia. Tapi apa boleh buat? dirinya sendiri malah masuk ke dalam lubang menyedihkan itu dengan sendirinya.

"Kau berbeda Haechan."
"Aku memang bukan manusia, bodoh. Jelas berbeda." Haechan memprotes, namun dia mendapatkan cubitan di pipinya.
"Terlepas dari kau manusia atau bukan, aku menyukai sifatmu yang denial itu. Kau ingin tapi menolak, terlihat menggemaskan di mataku." Mark meneruskan. 

"Bagian itu tidak lucu." ucap Haechan. 
"Kau menginginkannya kan Haechan?" tanya Mark. 
"Apa?" Haechan kembali mendongakkan kepala menatap Mark.

"Keramaian di kapalmu, kau menginginkannya." Mark membalas, ia mengusap kepala Haechan lembut.
"Aku tidak bisa membayangkan betapa kesepiannya dirimu, Jaxel belum ditemukan dan kau masih belum tahu dimana dia berada sekarang." Mark belum menyelesaikan ucapannya, namun Haechan sudah memeluk dirinya dengan erat terlebih dahulu.

"Kau benar Mark, aku menginginkan semua itu. Bertahun-tahun hidup berdampingan dengan manusia, membuatku ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga, bagaimana rasanya diperhatian oleh orang-orang yang sayang padaku. Aku ingin mempunyai teman, aku ingin mempunyai Ayah, Ibu, Adik, Kakak. Keluarga yang lengkap, aku juga ingin mencintai seseorang Mark. Aku menginginkan cinta." sedetik kemudian setelah Haechan berucap demikian isak tangis terdengar, Haechan mengeluarkan semua kesedihannya, dihadapan Mark, dalam dekapannya. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now