Bagian 14_Kehilangan

1.8K 319 115
                                    

"Kau akan membawa masalah ke kapal ini, Renjun." ucap Haechan, ia masih menatap Renjun yang kini bersimpuh dihadapannya dengan raut wajah bersalah.
"Aku tidak suka di istana, mereka selalu menuntutku untuk menjadi sempurna.." Renjun berkata dengan suara yang bergetar menahan tangisnya, takut jika Haechan mengembalikannya ke istana. 

"Pangeran keberapa?" tanya Haechan.
"Aku anak kedua dari raja Balbanos, Renjun Abellano Balbanos." jawaban Renjun membuat Haechan mendengus, 

"Aku akan mengembalikanmu kesana sekarang." Haechan berjalan mendekati Renjun, namun dengan cepat anak itu bangkit dan berlari bersembunyi dibalik tubuh Mark. 

"Aku tidak mau kembali! mereka menyiksaku, aku tidak mau!" Haechan menghentikan langkahnya masih menatap Renjun dengan jengah,

"Aku tidak peduli dengan kau yang di siksa oleh orang tuamu, aku akan tetap-"

"Aku akan membantumu menemukan Tuan Jaxel!" seruan Renjun kali ini membuat Haechan menghentikan gerakannya, mendengar nama kakaknya disebut membuat Haechan termangu sejenak. Darimana anak ini tahu soal kakaknya? 

"Aku bisa membantumu." Renjun mengulang ucapannya, membuat Haechan kembali dari lamunannya. Kemudian ia menatap Renjun, menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam kamar miliknya.

"Jangan ada yang mengikutiku!" baik Mark, Jeno, dan Jaemin mengurungkan niatnya untuk mencegah Haechan melakukan apapun ke Renjun. Mereka merasa kasihan juga, Renjun masih berusia 16 tahun dan beban menjadi pangeran sepertinya membuat anak itu lelah dan ingin keluar dari istana. 

"Apa alasannya keluar dari istana hanya untuk bergabung dengan kita?" tanya Jeno. 
"Aku tidak tau Jeno, tapi aku yakin dia memiliki rahasia yang tidak kita ketahui." jawab M ark. 

"Siapa Jaxel?" Jaemin bertanya, Jeno menatap Mark untuk mendapat jawaban juga karena selama ini Haechan hanya bercerita soal dirinya kepada Mark. 

"Nanti kalian akan tau." ucap Mark, ia hanya bisa menatap pintu kamar Haechan yang kini kembali tertutup setelah Haechan masuk ke dalam. 

Haechan menghempaskan tubuh Renjun hingga remaja itu terduduk dipinggir kasur,
"Katakan padaku, darimana kau tau soal Jaxel?" tanya Haechan. 

"Aku melihatnya di dalam ingatanmu." Renjun menjawab,
"Kau tidak bisa melihat ingatanku." ujar Haechan mengintimidasi.
"Aku bisa, aku bisa melihat masa lalu orang yang aku sentuh atau aku tatap matanya." ucap Renjun. 

Haechan menetralkan nafasnya, "Seberapa banyak yang kau lihat?" tanya Haechan masih menatap Renjun.

"Semuanya." jawaban Renjun membuat Haechan mendengus, "Jangan pernah kau bicarakan pada orang lain." ucap Haechan.

"Tapi.." Renjun perlahan mengangkat kepalanya untuk menatap Haechan, 
"Apa ini artinya kau membolehkanku bergabung ke kapalmu?" pertanyaan Renjun membuat Haechan berjalan mendekati Renjun dan berdiri didepannya, jari telunjuknya diletakkannya ke kening Renjun dan menoyor kepala remaja itu dua kali.

"Jangan berlagak, aku tidak akan pernah menerimamu." ucap Haechan.
"Kalau begitu akan kubeberkan pada semua orang kalau kau pernah-mmph." belum sempat Renjun menyelesaikan ucapannya, mulut remaja itu tidak bisa bergerak dan tertutup oleh cahaya hijau.

"Cobalah, jika kau berani bicara satu kata pun tentang diriku. Kau tidak akan bisa bicara." setelah itu Haechan mengangkat tubuh Renjun dengan kekuatannya lalu mengeluarkan anak itu dari dalam kamarnya. 

Yang berada di dek kapal yaitu Jaemin, Jeno, dan Mark terkejut ketika melihat Renjun keluar dari kamar dengan tubuh yang terhempas. 

"Renjun!" Jaemin langsung berlari menghampiri Renjun yang jatuh dalam posisi meringkuk, anak itu meringis merasakan lantai kayu. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now