Bagian 12_Nama

1.7K 314 108
                                    

Malam itu adalah malam kedua setelah mereka berhasil mendapatkan batu kekuatan milik Haechan, dan semenjak hari itu juga Haechan menjadi suka marah-marah tidak jelas pada Mark dan sering memanggil pemuda itu untuk melakukan hal-hal kecil, sedangkan Jeno kini mengemudikan kapal. 

"Mark! kau belum membersihkan kamarku!" suara Haechan yang meneriaki Mark itu terdengar sampai luar, Jeno sepertinya sudah beradaptasi dengan bagaimana pertengkaran tidak jelas kedua orang itu berjalan.

Mark keluar dari ruangan bawah masih dengan membawa timba berisi ikan-ikan segar yang baru saja mereka tangkap.
"Kau bilang padaku untuk menyiapkan sarapan, Haechan. Bukan untuk membersihkan kamarmu." ujar Mark. 

Haechan yang tadinya berdiri didepan pintu kamar langsung berpindah ke depan Mark dengan cepat. 
"Kau terlalu lama, memang memasak selama itu?" Haechan menunjuk wajah Mark yang kini menghela nafasnya,

"Kalau kau tidak mau sarapan, yasudah. Aku akan membersihkan kamarmu." ucap Mark.
"Kalian yang butuh makan, aku tidak." setelah berucap demikian Haechan menuju ke dek atas, berdiri dihadapan Jeno yang memegang kemudi. Dia bisa melihat kota Flewa sudah dekat, sekitar dua jam lagi. Oh, mereka akan mampir kesana terlebih dahulu untuk membeli beberapa obat-obatan dan juga makanan tentu saja. 

Mark menatap punggung Haechan, sosok itu bahkan tidak menoleh lagi setelah berbicara seperti tadi padanya, membuat Mark bingung untuk mengambil keputusan. Mark menghela nafas, baiklah, dia akan membuat sarapan baru kemudian membersihkan kamar Haechan. 

Mark berjalan kembali menuju ke dapur untuk membuat sarapan, tidak terlalu susah karena ia hanya akan memanggang ikan ini dan menyajikannya dengan kentang, bahan makanan mereka sengaja membeli yang bisa bertahan lama. Mark tidak pernah menyangka jika sekarang dia berada di kapal yang orang-orang katakan sebagai legenda, padahal dia tadinya yakin kalau kapal ini hanyalah kapal biasa dari negara lain juga. 

Dari awalnya yang Mark mengira jika Haechan adalah makhluk kejam, pada akhirnya dia mengetahui sisi lain dari sosok Haechan yang ditakuti ini, tidak heran jika dia ditakuti karena kekuatannya yang tidak ada tandingan di bumi penuh manusia lemah ini.

Anehnya meskipun kini dia di culik dalam kapal ini, dia tidak merasa diculik dan merasa aman saja disini. Kembali lagi ke Haechan dan Jeno, keduanya kini tengah mengobrolkan tentang bagaimana kota Tamblin sebelum suara pintu terbuka dan menampilkan sosok inang naga yang baru bangun setelah dua hari tidak sadarkan diri. 

Setelah mengucek matanya dan menguap, sosok itu baru menyadari kalau dia berada di atas sebuah kapal dan Haechan dan Jeno yang menatapnya. 
"Siapa kalian?!" teriaknya panik, ia berjalan mundur hingga menabrak dinding kayu kapal, 
Haechan menghela nafas, 

"Jeno urus dia." ucap Haechan sembari mengkode agar Jeno menenangkan bocah yang baru sadar kalau dia sudah tertidur menjadi inang selama 120 tahun.

"Kami tidak akan menyakitimu." Jeno berucap, mengulurkan tangan kanannya pada sosok itu yang diterima meskipun tatapannya masih menyiratkan ketakutan. 

"Sarapan sudah siap." Mark yang baru keluar dari bawah menatap Jeno dan sosok itu sejenak sebelum tersenyum,

"Selamat datang di kapal kami." sambutnya. Haechan sudah berada di depan pintu ruang makan lalu mendorong tubuh Mark agar turun tangga,

"Ini kapalku bodoh. Bukan kapal kita." ujarnya. 




✷        ·
  ˚ * .
     *   * ⋆   .
·    ⋆    ☪︎⋆  ˚ ˚    ✦
  ⋆ ·   *
     ⋆ ✧    ·   ✧ ✵
  · ✵

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now