Bagian 10. Siberia

1.7K 314 143
                                    

*Untuk kalian yang bertanya soal gimana bentukan Sako, dia itu  black panther alias macan item dibawah ini guis. Nah biar enak bayanginnya

 Nah biar enak bayanginnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah perjalanan yang memakan waktu lebih dari dua minggu itu, mereka akhirnya sampai di Laut Siberia Utara. Salju masih turun dan banyak bongkahan es yang mengapung dilaut membuat kapal menjadi susah bergerak dan akhirnya berhenti ketika di depan mereka benar-benar tidak ada celah air untuk dilewati. 

Haechan menatap pemandangan di depannya, luas dan sepi, ia hanya bisa melihat warna putih dan biru. Hari sudah sore dan matahari disini bahkan tidak terlihat dan membuat tempat ini menjadi gelap. 

"Mark, Jeno! cepat sedikit!" protes Haechan saat kedua anak itu tidak juga keluar dari kamar setelah ia menyuruh mereka untuk bersiap. Tak lama kemudian kedua anak itu keluar, dengan tas dipunggung mereka berisi perbekalan dan alat penunjang hidup, serta dua lampu minyak tanah yang mereka bawa untuk menerangi jalan. 

"Kau yakin disini tempatnya? tidak ada manusia yang hidup disini." Mark bertanya, ia turun dari kapal bersama dengan Jeno sedangkan Haechan sudah melompat turun lebih dahulu. 
"Aku sudah kemari berkali-kali, tenang saja tidak ada yang lebih buruk daripada badai salju." jawaban Haechan malah membuat Mark dan Jeno semakin khawatir, ingat, mereka hanya manusia biasa.

"Kurasa dia lupa kalau kita manusia yang bisa membeku ditengah badai salju." ujar Jeno yang hanya dibalas tawa oleh Mark, yah...mau bagaimana lagi. Mereka berdua berjalan mengikuti langkah Haechan di depan, Mark bahkan tidak tahu ada apa didepan sana karena terlalu gelap dan angin yang bertiup lumayan kencang. 

"Oh ya, kalian pasti belum pernah mengunjungi Siberia Utara yang lebih banyak mengalami malam hari, kan?" tanya Haechan ditengah perjalanan, kepala Mark dan Jeno kompak mengangguk.

"Sejauh ini aku dan keluargaku paling jauh hanya pergi ke kota terdekat dengan perjalanan paling lama lima hari." jawab Mark,

"Itu saja sudah membuatku lelah." tambah Jeno. Mendengar itu Haechan tertawa, suhu dingin disini tidak bisa membuat Haechan merasa menggigit atau badannya terasa kaku.

"Kalian pernah mendengar soal suku ganas di Siberia Utara?" pertanyaan Haechan membuat Mark dan Jeno saling pandang sejenak,
"Ganas bagaimana?" tanya Mark,

"Mereka memakan manusia." Haechan menjawab dengan entengnya, tak peduli kalau 'pengawal' nya itu adalah manusia. 
"Tapi mereka sudah mati, orang-orang berhati nurani lebih banyak jadi mereka memutuskan untuk memerang mereka. Laut ini adalah kuburannya." penjelasan Haechan membuat Mark dan Jeno langsung menunduk menatap gundukan putih dibawah kaki mereka. 

"Dan ini adalah masalahnya Mark, aku tidak paham petunjuk yang ditinggalkan suku itu." Haechan bisa melihat gua besar tak jauh dari mereka, sedikit lagi. 

"Petunjuk untuk apa?" tanya Mark, 
"Mendapatkan batu milikku." jawab Haechan. 

"Memang apa?" kini Mark dan Jeno mensejajarkan langkah mereka dengan Haechan.
"Ada sebuah lagu yang turun temurun diwariskan sebagai pengantar tidur, dan itu adalah petunjuk menuju ke batu itu, aku akan memberitahumu saat sudah di gua nanti." Haechan menjelaskan, 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now