Bagian 13_Perdebatan

1.8K 319 165
                                    

Jaemin menatap berbagai jenis bunga di dalam pelukannya, bibirnya tak bisa berenti tersenyum sedangkan Jeno mengikuti di belakangnya dengan tas dan karung berisi belanjaan mereka.

"Senang?" tanya Jeno, mendengar itu Jaemin menganggukkan kepala dengan semangat. 
"Disana aku tidak pernah melihat bunga, hanya es dan ikan. Membosankan sekali." Jaemin membalas, bibirnya sedikit melengkung kebawah saat mengingat tempat tinggalnya yang berada di tengah es. 

Jeno menganggukkan kepala, benar juga. Mereka kini dalam perjalanan menuju ke kapal kecil, kalau Haechan dan Mark belum kembali mereka akan menunggu dipesisir pantai. Dan benar saja kalau Haechan dan Mark belum kembali.

"Kita menunggu disini." ucap Jeno menahan tangan Jaemin yang hampir menuju ke perahu mereka. 

"Kemana Mark dan Haechan?" tanya Jaemin, ia mendudukkan dirinya disebelah Jeno. 
"Mana aku tahu, kencan mungkin." Jeno menjawab secara asal.

"Mereka mempunyai hubungan?" tanya Jaemin penasaran, karena ia orang baru jadi dia belum tahu apa-apa. Jeno tertawa mendengar itu, mengambil batu kemudian melemparnya ke depan secara asal. 

"Mungkin, aku juga tidak tahu." jawab Jeno, 
"Bukankah kalian sudah bersama sejak lama?" tanya Jaemin.

"Tidak, kita baru bersama selama hampir tiga bulan." jawab Jeno.

"Eh? aku kira kalian sudah mengenal sejak lama." ucap Jaemin yang dibalas gelengan oleh Jeno. 
"Bagaimana pertemuan kalian?" Jaemin bertanya, Jeno kemudian menceritakan semuanya dari awal, tentang dirinya yang mengikuti Mark hingga menjadi pengawal Haechan. 


Haechan dan Mark masih berada di restoran, dengan seorang laki-laki yang meminta bergabung menjadi awak kapalnya. 
"Kau tidak tahu dengan siapa kau berurusan." ucap Haechan sembari menatap pemuda disampingnya.
"Permisi, pesanan anda." seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka, 
"Duduklah." ucap Mark, ia menunjuk kursi yang ada di dalam, maka pemuda itu mengambil kursi dan menggeretnya ke meja Haechan dan Mark. 

"Jadi kalian setuju?" tanyanya.
"Kapalku bukan penampungan." ucap Haechan dengan nada tidak suka. 

"Memang kenapa kau ingin bergabung?" dan Mark seakan tidak peduli dengan pendapat Haechan, ia bertanya dengan santai pada pemuda itu.

"Aku Renjun Abellano, aku mendengar cerita tentang kalian yang membantu kota Siros." jelasnya. 
"Lalu? kau ingin aku membantumu juga?" tanya Haechan. 

"Tidak, aku ingin bergabung dengan kalian. Sepertinya keren!" jawabnya. Mendengar jawaban Renjun membuat Haechan mendengus, 
"Apa-apaan, memang dia kira bertarung itu sama seperti main pedang-pedangan?" Haechan bergumam, ia kembali mengunyah makanannya dan meminum jus yang mereka pesan.

Mark terkekeh mendengarnya, tangannya mengiris daging dan meletakkannya pada piring Haechan yang berisi nasi dan sup entah apa tadi yang anak itu pesan. 
"Kau tidak bisa hanya bermain-main diatas kapal." ucap Mark.

"Aku tidak suka manusia yang menyusahkan." Haechan meneruskan ucapannya, 
"Aku tidak akan menyusahkan! aku berjanji!" Renjun berseru dan hal itu membuat Haechan menatap Renjun tak suka, anak kecil ini -menurut Haechan-

"Haechan menurutku kita-"
"Tidak." Haechan menyelesaikan makannya lebih cepat kemudian berdiri, Mark mau tak mau ikut berdiri kemudian memberikan tepukan dibahu Renjun sebelum pergi menyusul. Mark sedikit berlari untuk menyusul Haechan, setelah mereka berjalan sejajar Mark menarik pelan tangan Haechan agar membuatnya memelankan jalannya.

"Aku tidak memaksa." ucap Mark. 
"Cih, kau terdengar sangat membelanya untuk ikut." Haechan mencibir, mungkin secara tidak langsung dia tidak menyukai bagaimana Mark menatap Renjun tadi. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now