Bagian 7_Bantuan pertama

2.1K 358 155
                                    

Siang itu sudah lewat tengah hari, matahari begitu terik, bahkan Mark dan Jeno yang duduk kini sudah mengambil sebuah potongan kertas dari lontar dan menjadikannya kipas. 

"Aku tidak menyangka kalau Siros bisa sepanas ini." ucap Jeno, mendengar itu Mark menganggukkan kepala. 
"Siros pada siang hari memang panas, tapi saat malam akan terasa dingin." Haechan menjelaskan, dia kini tengah menikmati jus jeruk yang disediakan pihak kota begitu dia memintanya, 

"Kapan Barness datang?" tanya Mark, 
"Sebentar lagi, aku bisa melihat kapal mereka melewati kapal kita barusan." ucap Haechan, 
"Darimana kau tahu? jauh sekali." tanya Jeno.

"Ularku adalah mata-mataku juga." Haechan menjawab, penglihatannya terhubung dengan ular-ular yang ada disana, maka ketika Haechan ingin melihat bagaimana situasi kapal, Haechan bisa menggunakan ular itu untuk menuruti perintahnya.

"Mereka datang." setelah dua jam lebih menunggu sekaligus melakukan persiapan, akhirnya yang ditunggu datang. Kapal milik Barness memasuki perairan sungai air asin menuju ke dermaga, keadaan kota Siros sudah sepi karena warga dievakuasi bersama dengan para prajurit yang berjaga di depan gedung Dewan Kota, warga dievakuasi ke gedung besar itu. 

Haechan keluar dari dalam pos jaga diikuti Mark dan Jeno, Haechan berdiri di tempat mereka turun, di dermaga utama. 

Barness, sang kapten terlihat berdiri di pinggir kapal menatap ke arah kota Siros yang terlihat sepi. Kemudian tatapannya beralih ke arah Haechan, 
"Siapa kau? pemimpin baru tim pemberontakan?" Barness bertanya dengan nada yang mengejek, bahkan ia tertawa kecil di akhir kalimat. Mendengar itu Haechan ikut tertawa, astaga, orang yang ingin mati ini lucu juga, pikirnya.

"Bukan, aku disini untuk mengakhiri hidupmu dan anak buahmu." Haechan menunjuk Barness dan awak-awaknya yang terlihat.

"Hahahaha, lihat! lihat pria kecil ini ingin menantang kita dengan tangan kosong dan dua antek-anteknya." suara tertawa awak kapal Barness mulai terdengar, bahkan tujuh anak buah kepercayaannya juga ikut tertawa. 

Tapi yang lebih menyinggung Haechan bukan pasal tantangan itu, tetapi berani sekali Barness menyebutnya sebagai pria kecil?! Dia lebih tua dari pada anak kecil itu sialan!

"Lihat, dia marah." salah satu awak Barness mengejek Haechan, 

Frost namanya,

"Aku tidak akan melakukannya jika jadi dia." bisik Jeno pada Mark, kakaknya itu tertawa kecil lalu mengangguk mengiyakan. 

"Kau yang memulai." Haechan mendengus, tak lama kemudian ekor besar milik ular Haechan menggulingkan kapal Barness dari belakang hingga membuat kelompok perompak itu jatuh turun ke depan Haechan, beberapa ada yang masuk ke dalam air karena ular itu memecah kapal dengan mudah. Kapal kebanggaan milik Barness itu langsung lenyap seketika itu juga menjadi potongan kayu-kayu kecil. Semua awak bahkan Barness sendiri masih tidak menyadari makhluk apa yang barusan merusak kapal mereka? 

"Barness, kutantang kalian duel disini sekarang juga." ucap Haechan.
"Boss aku pikir-"

"Baiklah kuterima tantanganmu." Barness berucap, 
"Sampai titik darah penghabisan." Haechan meneruskan ucapannya, ia menyeringai sebelum Barness menyerangnya lebih dahulu karena dirinya di provokasi. Haechan menghindar dengan mudah, memang beberapa kali hampir terkena serangan Barness itu, tetapi Haechan berhasil membaca gerakan Barness dengan mudah, sengaja menghindar terus menerus untuk bisa membaca gaya bertarung Barness. 

"Kau tidak bisa melawan ya? menghindar tidak akan membuatmu selamat." ucapan Barness tidak ditanggapi oleh Haechan,

Haechan tersenyum ketika dirinya menemukan kelemahan Barness, dia kidal. Haechan akhirnya memberikan serangan balik, berhasil mengenai ulu hati Barness hingga dia terpental empat puluh meter darinya.

SHANKA (Markhyuck) ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt