Bagian 24_Ritual

1.6K 269 51
                                    

Sebisa mungkin Jaehyun menghentikan pendarahan di tangan Haechan dan lebih baik daripada sebelumnya, Taeyong menggantikan baju Haechan juga. Mark sudah berada di kamar, setelah kejadian kembalinya Haechan, baik Mark ataupun Haechan belum ada yang bangun dan hari sudah menjemput malam lagi dan sudah satu hari mereka pingsan. 

Mereka semua bergantian untuk menjaga Mark dan Haechan, dan malam ini giliran Jeno yang menjaga Mark, duduk disamping kasur kakaknya dengan buku ditangannya untuk menemani malam. 

Baru saja Jeno hendak duduk, ia bisa melihat Mark yang membuka matanya secara tiba-tiba, ia juga terlonjak, membuat Jeno kaget dan menjatuhkan buku ditangannya.
"Astaga Kak." Jeno hampir saja mengumpat pada Mark, 
"Apa Haechan sudah kembali?" Mark langsung mendudukkan dirinya meskipun dengan sedikit meringis,
"Sudah, tapi dia belum bangun." jawab Jeno.
"Dimana dia sekarang?" Mark hendak beranjak dari kasurnya namun Jeno langsung menahannya, 
"Ayah bilang jangan mengganggu Haechan dulu." ucapan adiknya membuat Mark menghela nafas pasrah. 

"Bagaimana keadaannya?" tanya Mark, ia tidak terlalu ingat apa yang dia rasakan saat itu, dia juga tidak bisa melihat apa yang sedang Haechan hadapi. Saking sakitnya yang dia terima Mark bahkan sampai lupa. 

"Dia baik-baik saja, hanya dalam proses pemulihan." Jeno tidak mau membuat kakaknya khawatir sekarang. 
"Aku ingin melihatnya." ucap Mark, sungguh dia ingin melihat Haechan secara langsung sekarang, bukan lewat cerita.

"Ayah melarang-"
"Mark." sosok Jaehyun terlihat dari balik pintu dan berdiri disana, sepertinya dia sudah tahu kalau Mark bangun, mungkin karena suara mereka berdua yang lumayan keras sampai terdengar keluar kamar.

"Ayah, bagaimana keadaan Haechan?" pertanyaan Mark dibalas senyuman oleh Jaehyun,
"Dia ingin bertemu denganmu." mendengar itu Mark langsung bangkit dari posisinya kemudian berjalan berdampingan dengan Ayahnya menuju ke kamar dimana Haechan berada saat ini. 

"Jika sudah turunlah dan makan." ucapan Jaehyun dibalas anggukan oleh Mark, ia lantas masuk ke dalam kamar, cahaya lampu dari banyak lilin. Mark bisa melihat Haechan yang masih berbaring diatas kasurnya dengan nafas yang teratur, 
"Masih tidur?" gumam Mark, ia membaringkan tubuhnya disamping Haechan tanpa meminta izin terlebih dahulu, 

Merasakan gerakan dibelakangnya membuat Haechan membuka matanya, dari aromanya saja Haechan tahu siapa ini. Toh dari kelancangannya saja sudah kentara. 
"Mark.." nama Mark dipanggil bersamaan dengan Mark yang memeluk tubuh Haechan dari belakang. 

"Yes dear, I'm here.." Mark mengusalkan kepalanya ke leher Haechan, 
"If I'm not perfect, would you love me the same?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Haechan, membuat Mark tertawa mendengarnya, bicara apa Haechan ini? pikirnya.

"Aku mencintai seorang keturunan iblis, dan kau masih bertanya soal itu?" tanya Mark. Setelahnya Haechan melepaskan pelukan Mark dan mendudukkan dirinya, 

"Sekalipun aku seperti ini, Mark?" Haechan menatap intens pada Mark, pria itu ikut mendudukkan dirinya, menatap Haechan secara keseluruhan, dan dia bisa melihat jika Haechan kehilangan tangan kirinya. 

"Maaf.." mendengar itu haechan mendegus, manusia memang seperti ini adanya, mereka menyukai objek visual yang enak dipandang daripada-

"Maafkan aku yang gagal melindungimu, Shanka." tak pernah terpikirkan oleh Haechan jika Mark akan memeluknya seerat ini. Haechan membalas pelukan Mark meskipun dengan satu tangan. 
"Bukan salahmu, setidaknya aku masih bisa kembali." ucap Haechan, ia menikmati bagaimana Mark mengusap punggung dan kepalanya dengan lembut. Pria ini, Haechan sangat bersyukur bisa bertemu dengannya, meskipun pertemuan pertama mereka tidak begitu menyenangkan. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now