Bagian 25_Tenang

1.7K 272 67
                                    

Mark yang tidak mendapati Haechan belum pulang hingga pagi langsung berinisiatif mengintip ke kamar yang ditempati Haechan, awalnya dia menguping dulu dan saat tidak mendapati suara apapun dia langsung membuka pintu itu dan tidak menemukan Haechan disana. 

Mark langsung keluar kamar dan menyusuri keseluruh sudut rumah, namun dia tak menemukannya. Keributan Mark pagi itu membuat semua orang bingung,
"Mark, berisik sekali." ucap Jaemin sembari mengucek matanya, bahkan matahari belum mengintip dari timur. 

"Aku tidak menemukan Haechan." ucap Mark sebelum kembali meninggalkan Jaemin, lalu pergi keluar dari rumah, ia harus mencari Haechan kemanapun bahkan sampai ke sudut kota. 

"Haechan..." Mark terus menggumamkan nama Haechan ketika dia mencari kekasihnya itu bahkan sampai ke pasar, Mark kemudian memutuskan untuk ke dermaga, siapa tahu Haechan ada di kapal barunya?

Namun ketika dia sampai disana, Mark tidak melihat siapa-siapa kecuali Sako yang menjaga kapal. "Hey, apa kau bisa memberitahuku dimana Haechan?" Mark mengusap kepala Sako yang kemudian menggeram sebelum turun dari kapal disusul oleh Mark. 

Semua orang yang dilewati oleh Mark menatap takut Sako yang ukurannya lebih besar daripada beruang itu, Mark berhasil membuat keributan di pagi hari. 

Sako membawa Mark menuju ke pesisiran pantai yang jarang dikunjungi oleh masyarakat, dekat dengan gua persembahan yang sudah lama diabaikan. Tak jauh dari pintu gua, Mark bisa melihat Haechan yang nampak asik berbincang entah dengan siapa.

"Haechan." menunggu waktu yang tepat Mark baru bisa menginterupsi waktu berbincang Haechan, kekasihnya itu menoleh dan memberikan kode agar Mark duduk disampingnya. 
"Jangan takut, dia kekasihku." setelah Haechan berucap demikian sesosok perempuan dengan asap hitam transparan yang menyelimuti sekitaran tubuhnya.

"Dia penunggu gua persembahan ini, lebih tepatnya dia penjaga laut ini. Karena tidak ada lagi yang berkunjung dia sendirian disini." ucap Haechan menjelaskan, Mark duduk disamping Haechan sembari menganggukkan kepala mengerti.

"Kau berhubungan dengan manusia? bagaimana bisa?" tanya tangan kanan iblis laut bernama Lout itu, dia adalah salah satu anak dari ribuan anak Leviathan yang menjaga seluruh lautan. 
"Bisa saja, dia berhasil menaklukkan diriku, mungkin?" Haechan tersenyum, Lout nampak senang melihat pasangan ini, seakan dia juga bisa melakukan hal yang sama. 

"Astaga, aku senang melihat kalian. Rasanya aku bisa merasakan jalan panjang yang menantiku di depan sana saat aku keluar dari gua ini." ucap Lout sembari membayangkan dia dengan pria tampan menjadi sepasang kekasih. Sungguh dia sangat kesepian disini, 

"Dulu memang banyak orang datang kesini untuk berdoa saat mereka kekurangan ikan atau ada wabah yang terjadi, tetapi sekarang sudah tidak lagi." ucap Mark.
"Iya, aku jadi tidak bisa merasakan makanan yang mereka buat lagi. Sungguh, aku merindukannya, kalau aku bisa keluar dari sini mungkin aku bisa merasakannya lagi. Sayangnya aku tidak bisa jauh-jauh dari gua." Lout menceritakan kisah hidupnya dan membuat Mark sejenak lupa apa tujuannya mencari Haechan.

Astaga!

Mark secara tiba-tiba menangkup kedua pipi Haechan dan menatapnya lekat, memiringkan kepala Haechan ke kanan dan ke kiri untuk melihat apakah ada lecet, kemudian beralih menatap tubuh Haechan. Utuh. 

"Tanganmu kembali..." antara percaya dan tidak percaya Mark berucap demikian, Haechan tersenyum kemudian menganggukkan kepala.
"Tanganku kembali Mark." ucap Haechan, 'Dengan bayaran yang setimpal' lanjut Haechan dalam hati. 

"Yang paling penting adalah kau kembali dengan selamat." Mark memeluk Haechan dengan erat dengan tangan yang mengusap kepala Haechan dengan lembut. Haechan sengaja tidak mengeluarkan sayapnya, lagipula terlalu risih dia dengan sayap itu jika dia dalam mode normal seperti ini. 

SHANKA (Markhyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang