Bagian 20_Rumah

1.7K 296 90
                                    

Setelah sarapan pagi itu selesai, Taeyong mempersilahkan semua orang untuk membersihkan diri, dia membawa mereka ke kamar tamu yang kosong. Sedangkan Haechan, ia memilih untuk tetap di meja makan, bersama dengan Jaehyun. 

Hanya ada keheningan diantara keduanya dan Haechan yang memakan apelnya yang sudah dipotong dengan baik. Setelah beberapa saat terdiam akhirnya Haechan mengangkat suara,

"Kau-"
"Itu-"

Jaehyun dan Haechan berbicara berbarengan kemudian tertawa bersama, "Kau lebih dahulu." ucap Jaehyun. 
"Siapa namamu?" tanya Haechan. 
"Jaehyun." Jaehyun menjawab, 

"Nama aslimu." Haechan mengulangi pertanyaannya, 
"Jaxelion Araziel." 

Nama itu, nama yang tak pernah Haechan dengar lagi setelah sekian lama. Haechan terdiam beberapa saat sampai kemudian ia tersenyum kembali menatap Jaehyun. 
"Aku-"
"Kemarilah." entah sejak kapan Jaehyun sudah berdiri disamping Haechan sembari merentangkan kedua tangannya. 

Haechan mendongakkan kepalanya menatap Jaehyun sebelum akhirnya bangkit dan memeluk Jaehyun erat, tak ingin melepasnya lagi. 
"Selama ini aku mencarimu dan kau tak pernah memberikan pentunjuk jika kau disini?" ucap Haechan, ia terisak, setelah sekian lama dia tidak menemukan kakaknya, akhirnya dia menemukannya. Meskipun dalam keadaan yang tidak terduga dan situasi yang tak pernah terduga, 

"Maaf..maafkan aku.." Jaehyun mengusap kepala Haechan penuh sayang, dia merindukan adik kecilnya ini. Dia sejujurnya sudah tahu semuanya tentang Haechan ketika dia pertama kali sampai disini, legenda itu mengingatkan Jaehyun pada Haechan. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aku kehilangan semua kekuatanku Haechan, hanya satu yang tersisa ketika aku sampai disini." ucapan Jaehyun membuat Haechan mengangkat kepala dan menatap Jaehyun. 
"Bagaimana bisa?" tanya Haechan, ia melonggarkan pelukannya. Mengusap air mata yang turun membasahi pipinya, 

"Ada banyak hal yang terjadi, aku hanya bisa menggunakan kekuatan penyembuhanku." balas Jaehyun, tangannya mengusap pipi gembil Haechan, 
"Kau pasti banyak makan disini." Jaehyun tertawa di akhir kalimatnya, sebuah pukulan pelan diberikan oleh Haechan ke dada bidang Jaehyun. 

"Kau menyebalkan! aku merindukanmu." ucap Haechan. 

"Jaehyun, apa yang kalian lakukan?" suara itu membuat keduanya langsung melepaskan pelukan dan menemukan Taeyong berdiri tak jauh dari mereka, dengan tatapan kecewa (?). 

"Taeyong, aku-" 
"Aku tunggu di kamar." setelah itu Taeyong pergi tanpa mendengarkan penjelasan dari Jaehyun terlebih dahulu.
"Dia akan terkejut mendengar semua faktanya." Haechan sedikit memberikan semangat untuk Jaehyun. Sedangkan itu, setelah Jaehyun menyusul Taeyong, kini Mark yang muncul dan menghampiri Haechan. 

"Apa penjelasan yang bisa kuterima?" tanya Mark, dia tidak mau memberi judgement terlebih dahulu karena mengingat Haechan pasti memiliki banyak kenalan dan banyak teman yang lama tidak bertemu.

"Ayahmu, adalah kakak yang selama ini aku cari, Mark." ucapan Haechan membuat Mark terkejut bukan main, matanya sampai membola dan reaksi Mark itu membuat Haechan tertawa. 
"Lucu, bukan? Aku selalu merasa familiar dengan bagaimana tata caramu bicara, tingkah laku, sampai kebiasaanmu." Haechan berucap, ia kemudian memeluk Mark, entah kenapa dia sangat ingin melakukannya sekarang. 

"Apa..itu artinya kita tidak bisa bersama Haechan?" Mark bertanya dengan segala ketakutannya, jika Haechan adalah adik Jaehyun, bukankah itu-

"Mark, kami bukan manusia yang memiliki peraturan semacam itu." ucap Haechan dengan kekehannya, ia mendongak menatap Mark. 
"Dan kau, adalah manusia setengah keturunan iblis." Haechan mencubit hidung mancung Mark lalu mengecup bibir tipis milik kekasihnya itu. Dia sangat bahagia hari ini, setelah sekian lama dia tidak bertemu dengan Jaxel, mereka dipertemukan dengan cara yang tidak biasa. Dan Haechan ingin bertanya dan bercerita banyak hal dengan Jaxel setelah ini. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu. 

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now