Bagian 18_Tantangan

1.7K 274 71
                                    

"Kalian bersembunyi dimana sih? sampai sore tidak ketemu juga." Jeno mengomel ketika Mark dan Haechan kembali begitu mereka semua berteriak kalau Jeno menyerah mencari Haechan dan Mark, bukan hanya Jeno sebenarnya yang mencari, semua anak juga mencari dan mereka semua menyerah.

Haechan hanya diam dan menguap, tadi dia tidur makanya sampai sore tidak ketemu. 
"Kalian habis melakukan yang tidak-tidak ya?" mulut Renjun seperti biasa terdengar sangat menyebalkan di telinga Haechan, lantas beberapa kerikil terlempar ke kepala Renjun.

"Aduh! aduh! aku hanya bercanda!" protes Renjun, 
"Kakak! ayo mencari gurita, tadi aku dan Jisung menemukan satu disela bebatuan." ucap Chenle.

"Ayo, aku akan menunjukkan cara mencari gurita paling menakjubkan." ucap Haechan, ia menggandeng tangan Chenle yang kemudian Jisung mengikuti langkah keduanya.
"Apa kau akan menyusutkan air laut?" tanya Jisung.

"Kita lihat saja nanti." jawab Haechan. 

Haechan berdiri ditepi pantai, kemudian dia memanggil Agnie. Ular besar itu segera tiba dan berhenti setelah melingkari ketiganya,

"D-dia tidak akan memakan kita kan?" tanya Jisung sedikit takut melihat Agnie, 
"Dia akan memakanmu jika aku memerintahkannya." Haechan memberikan arahan pada Chenle yang masih terkagum melihat Agnie untuk naik keatas ular itu, Jisung juga ikut. Kemudian mereka pergi ke tengah laut. 

Sementara itu Mark, Jeno, Jaemin dan Renjun menyiapkan api unggun untuk memasak, Jaemin dan Renjun pergi ke kapal untuk mengambil bahan.
"Ada daging disini, bisakah kita memakannya?" tanya Renjun.

"Kalau itu bukan milik Sako, tak masalah." jawab Mark. Renjun sejujurnya tak tahu mana daging milik Sako dan mana yan untuk persediaan mereka, jadi dia ambil saja. 

Setelah berhasil menyalakan api, Haechan bersama dengan Jisung dan Chenle kembali.

"Wahhh Renjun! harusnya tadi kau ikut, lihat, kami mendapat banyak gurita." ucap Chenle, ia menunjukkan karung berisi lebih dari sepuluh gurita disana. 

"Tadi Kak Haechan membuat pusaran air sampai dasar laut terlihat, lalu kita bisa mengambil banyak ikan disana. Kita masuk ke dalam pusaran air!" Jisung menjelaskan dengan semangat, Chenle menganggukkan kepala setuju dan mengingat kembali bagaimana rasanya tadi masuk ke dalam pusaran air tinggi itu.

"Kak! nanti kita mencari ikan dengan cara itu lagi ya!" ucap Chenle,
"Iya, iya. Sekarang kalian mandilah." suruh Haechan. 

"Kak Jeno! ayo temani Lele dan Jisung mandi!" kini anak itu giliran menatap Jeno sedikit dengan nada yang memerintah, dan Jeno hanya bisa menurut. 

Sepeninggalan ketiga manusia itu, Haechan memilih untuk mendudukkan dirinya di gubuk yang sudah jadi itu, memantau bagaimana Renjun dan Jaemin memasak. 
"Chan." Mark duduk di samping Haechan, 

"Kenapa kau disini? sana bantu memasak." omel Haechan. 
"Aku sudah menyalakan apinya." jawab Mark.

Renjun dan Jaemin menatap Haechan dan Mark dari tempat mereka, tak jauh dan hanya 10 meter dari gubuk.
"Lihatlah kedua orang itu." ucap Jaemin, 
"Apa kita ini tidak terlihat ya?" gumam Renjun. Kedua bahu Jaemin mengangkat tanda tidak tahu, dia sudah cukup terlatih melihat bagaimana Mark dan Haechan berduaan.

"Tolong ingat kalau kami masih disini dan bisa melihat kalian berdua!" seru Renjun ketika melihat Mark yang mengecup bibir Haechan singkat, MENYEBALKAN SEKALI DILIHAT.

"Kalau begitu jangan melihat!" protes Haechan.

"Kau sepertinya menikmati momen dengan banyak orang di kapal." ujar Mark. 
"Cih, Renjun hanya bisa menguras emosiku." balas Haechan.

SHANKA (Markhyuck) ENDWhere stories live. Discover now