Bagian 22_Alasan

1.6K 264 71
                                    

Lucas benar-benar menepati ucapannya tadi, setelah Mark menyelesaikan urusannya dengan petinggi kampus yang pada akhirnya menyetujui untuk Mark kembali setelah insiden dirinya yang menghilang di laut. Syukurnya Mark ditahan saat hendak memilih jalan untuk keluar dari kampus, dan petinggi memberikan Mark kesempatan.

"Kenapa manusia harus belajar sampai bertahun-tahun begitu?" tanya Haechan saat mereka menunggu pesanan datang.
"Jika tidak, tidak akan ada kapal yang bisa kau gunakan sekarang." jawaban Mark membuat Haechan menganggukkan kepala, ya...manusia memang memerlukan hal-hal yang bisa membantu mereka bepergian dan memasak.

Tak lama Lucas kembali dengan membawa pesanan mereka, makanan laut kesukaannya. Haechan tak pernah mencoba makanan ini jadi lumayan baru dan dia menyukai rasanya ketika pertama kali mencoba.

"Astaga dude, kau harus bercerita kemana saja kau pergi. Menghilang begitu saja tanpa kabar lalu kembali dengan seorang kekasih." tanya Lucas.

Sebelumnya Mark melirik Haechan seolah meminta persetujuan, identitas Haechan tidak bisa dibuka begitu saja oleh Mark tanpa seizin Haechan. Namun anak itu hanya mengangkat bahu seolah membiarkan Mark bercerita pada Lucas.

"Malam itu aku memang pergi ke laut dan Jeno menyusulku." ucapan Mark langsung dibalas bulatan mata kaget oleh Lucas.

"Wah, kau memang mencari mati Mark, kau tidak percaya pada legenda itu?" pertanyaan Lucas membuat Mark tertawa, 
"Aku percaya Lucas, tapi aku tidak mati melainkan dibawa berlayar dengannya." 

"Jangan bercanda!" 
"Aku tidak bercanda." Lucas terdiam mendengar penuturan Mark, 

"Dia tidak memakanmu?" tanya Lucas. 
"Alih-alih memakanku, dia menjadi kekasihku." Mark menyunggingkan senyuman, Lucas menatap Haechan yang masih asik memakan makanannya. 

"Jangan berusaha membodohiku ya kalian berdua dan ceritakan yang sebenarnya." ucap Lucas. 
Haechan merotasikan matanya, anak ini susah sekali diajak percaya pada cerita. Lantas Haechan menjentikkan jarinya dan Lucas kehilangan suaranya, sama seperti Renjun. 

"Kau terlalu banyak bicara." ucap Haechan sembari menatap Lucas, pria itu nampak memegang tenggorokannya, kaget ketika dirinya tidak bisa lagi mengeluarkan suara. 

"Mark tolong aku." Lucas menatap Mark penuh mohon, Mark tertawa sambil menggelengkan kepala.
"Dia akan terus seperti itu Chan, kembalikan suaranya." perintah Mark langsung dilakukan oleh Haechan, 

"Sudah percaya?" tanya Haechan yang tak dibalas oleh Lucas, namun pria itu melanjutkan makannya.
"Kau harus ikut kami berlayar jika ingin merasakan pengalaman luar biasa." ucap Mark.

"Aku tidak menerima penumpang lagi, Mark." sahut Haechan. Toh juga Haechan belum mendapatkan kapalnya lagi, dia bingung harus mencuri kapal yang mana lagi, belum pernah kapalnya hancur dan kapal itu sudah dia ambil sejak tahun 1500-an. Seketika Haechan badmood memikirkan itu.

Obrolan mereka berlangsung lumayan lama bahkan sampai Haechan memesan satu porsi lagi sambil mendengarkan Mark dan Lucas bercerita sesekali menimpali. Setelah itu Mark dan Haechan pulang, hari sudah siap menyambut senja dan udara semakin dingin.

"Haechan, apa kau akan pergi berlayar lagi?" tanya Mark ditengah perjalanan,
"Lalu kau mau aku tinggal dimana? Kapal sudah menjadi rumahku, aku akan mencuri satu setelah ini." jawab Haechan. 

"Tinggal lah bersamaku." ucap Mark.
"Tidak Mark, berbahaya untuk manusia yang hidup berdekatan denganku." jawab Haechan. 
"Kalau begitu aku akan ikut denganmu." ucap Mark. 

"Lanjutkan pendidikanmu itu, aku akan sering berkunjung, aku janji." ucap Haechan, namun Mark sama keras kepalanya. 
"Menetap Haechan. Kita bisa tinggal dirumahmu jika kau tidak ingin dirumahku." ujar Mark.

SHANKA (Markhyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang