Room 1408

sebelas

Keesokan harinya.

"Hei hei bangun."

"Kasep?"

"Hei kasep kamu masih hidup kan?"

Ceu eli sekarang sedang membangunkan Adel yang tertidur di kursi taman sekolah.

"Ayo bangun kasep."

Adel membuka matanya kaget dan langsung bangun untuk duduk.

"Kamu kenapa tidur di sini?" tanya Ceu Eli

Adel mengucek-ngucek matanya.

"Saya lagi ga mau balik ke kamar saya ceu." ucap Adel

"Loh ada apa?" tanya Ceu Eli

"Saya ga mau ketemu nenek lampir."

Ceu Eli bingung.

"Nenek lampir siapa?"

"Si anak baru."

"Geulis gitu kok kamu bilang nenek lampir?"

Adel mengalihkan pandangannya.

"Saya benci banget sama dia."

"Masih masalah speaker?" tanya ceu eli

"Tiap hari kita punya masalah baru, saya yang sekarang ga betah punya roommate kaya dia."

Ceu eli menahan tawa.

"Bagus itu saya suka, kalo kamu yang ga betah berarti anak baru itu keren."

Adel menghela nafasnya.

"Di dunia ini emang ga ada yang mau bela saya." ucap Adel

"Saya bukan ga bela kamu kasep, ini tuh suatu hal yang langka biasanyakan kamu yang bikin orang ga betah."

Adel diam sebentar.

"Ah saya mau bilang bu shani buat pindahin anak itu ke kamar lain!" ucap Adel

"Sepertinya tidak bisa." balas ceu eli

"Kenapa?"

Ceu Eli tersenyum.

"Saya tidak mengizinkan kamu atau pun dia pindah dari kamar itu." ucap Ceu Eli

"Ga bisa gitu dong ceu-"

"Saya jalan-jalan dulu ya. Bye kasep."

Ceu Eli meninggalkan Adel sendiri di taman sekolah.

"Arrghhh emang ya sekolah ini ga pernah adil buat gue!" kesal Adel

Flashback

"Kamu mau pindah kamar?" tanya Ceu Eli

Ashel diam dan mengalihkan pandangannya untuk berpikir.

"Pindah aja kalo kamu ga kuat." ucap Muthe

Ashel perlahan menggeleng.

"Aku masih penasaran.." ucap Ashel

"Ada beberapa alasan yang bikin aku pengen temenan sama dia." lanjut Ashel

"Ya walaupun mustahil ngeliat kelakuan dia kaya gitu, tapi gapapa ga ada salahnya mencoba kan?" Ashel tersenyum

"Kamu tuh beda banget ya sama murid-murid sebelumnya. Saya suka sama murid yang suka tantangan kaya gini." ucap Ceu Eli