tiga puluh delapan

9.7K 1.1K 193
                                    

Crpict:pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Crpict:pinterest


Setelah perdebatan yang terjadi di kamar tadi, Adel sekarang memilih menenangkan dirinya dengan bermain basket di lapangan sekolah.

"Arrghhhh!" kesal Adel melempar bola basket itu sembarang.

Bukannya merasa tenang, Adel malah kesal karena pikirannya terus mengingat perkataan Ashel.

Adel pun terbaring lemah di tengah lapangan lalu melihat bintang yang ada di langit.



Flashback


"KAMU PIKIR AKU GA BAPER??? KAMU PIKIR HATI AKU KUAT?????" lanjut Ashel

Adel tersentak.

"Jadi selama ini hati kamu ga kuat shel?" tanya Adel pelan.

Ashel terdiam tidak menyangka dengan apa yang dia ucapkan kepada Adel tadi.

"Jadi.. kamu suka sama aku?" lanjut Adel

Ashel mengalihkan pandangannya perlahan.

"Jawab shel please." ucap Adel

Ashel masih belum menjawab.

"Shel jawab!" sontak Adel.

Ashel menatap Adel.

"Bukan gitu maksud aku- jadi gini kalo kamu terus-terusan ngetreat aku kaya yang aku bilang tadi, hati aku ga akan kuat del." jelas Ashel

Adel diam.

"Atau mungkin kamu ngerasanya hal yang kamu lakuin ke aku itu ga berlebihan, cuman hati aku aja yang lemah." lanjut Ashel.

"Maaf shel.." ucap Adel pelan.

"Nggak, kamu ga perlu minta maaf." balas Ashel

Adel menatap Ashel perlahan.

"Maafin aku.." ucap Adel

"Del maksud aku-"

Adel seketika berjalan keluar dari kamar meninggalkan Ashel.



End of flashback




"Jadi intinya kamu suka sama aku apa ngga shel?" ucap Adel.

Adel menghela nafasnya.

"Kenapa gue ga nanya kaya gitu ya pas di akhir." lanjut Adel

"No no no. Jangan. Kalo dia jawab suka berarti gue udah ngerusak hubungan dia sama Zee."

"Jangan shel jangan sampe kamu suka sama aku."

Adel berbicara dengan dirinya sendiri hingga tak lama terdengar suara guntur di langit.

Room 1408Where stories live. Discover now