20

7K 2.2K 581
                                    



"Athena aku tanya kamu."

Suara Avram hampir mendekati teriakan. Jujur aku tidak tahu bagaimana cara menghadapinya saat ini. Terlalu kecewa membuatku bingung memilih kata. Sementara Zea dengan sengaja menempelkan dada pada pundaknya, membuatku ingin muntah. Apa dia pikir aku iri? Yang ada malah bertambah benci.

"Sudah pergi." jawabku akhirnya sambil meninggalkan meja makan. Lebih baik mengabaikan mereka, semua sudah berakhir. Sepertinya Avram tidak menerima sikapku lalu mengejar sampai ke anak tangga. Tangannya erat mencekal lenganku.

"Bisakah kamu sedikit lebih sopan pada saya?" Matanya menatap marah. Dia tidak tahu kalau sebenarnya aku jauh lebih marah lagi.

Kutatap matanya dalam, kali ini terlihat menantang mungkin. Tak ada rasa kasihan yang tersisa mengingat keegoisannya. Dia pantas mendapatkan ini. Kulihat wajah Zea yang menatap dari meja makan seolah melecehkanku. Hari ini permainan kalian selesai sudah.

"Mami sudah pergi, dia sudah meninggal. Kremasinya dilangsungkan kemarin. Sebenarnya kami menunggumu, tapi sayang tidak ada konfirmasi kapan kamu akan pulang. Uncle Vicky yang membuat keputusan. Abunya sudah kuletakkan di ruang tengah. Berulang kali kami menghubungi kamu tapi tidak bisa. Semua orang juga melakukannya. Kamu benar-benar berlibur sampai lupa kalau ibumu tengah sakit. Selamat ya, semoga apa yang kalian inginkan tercapai setelah ini."

Genggaman erat tangannya terlepas seketika. Dia berlari mendahuluiku menaiki tangga. Zea diam terpaku di kursi. Kutinggalkan mereka, bukan urusanku lagi. Tugas menemani Mami sudah selesai. Pintu kamar Mami dibuka kasar. Sempat terdengar teriakan panggilan 'MAMI!' berulang kali. Dia takkan pernah mendengar jawaban ibunya lagi meski berteriak sampai suara habis. Sebuah hukuman yang menunggu seumur hidup, itu pun kalau dia merasa bersalah. Aku tidak yakin dia masih punya hati. Kumasuki kamar, yakin sebentar lagi dia akan muncul meminta penjelasan.

Benar saja, tidak sampai tiga menit dia membuka pintu kamarku dengan kasar. Mata kami bertemu, tapi dia tak lagi menantangku. Bahunya meluruh, wajahnya berubah kalut, sinar matanya menunjukkan kekecewaan yang besar. Rambutnya acak-acakan. Aku hanya tertawa kecil melihat tampilan itu.

"Kamu bohong,"

"Tanyalah semua orang kalau tidak percaya. Aku tidak suka mempermainkan sesuatu apalagi menyangkut nyawa. Kamu mungkin tidak, tapi aku takut dosa."

Dia berlari ke bawah. Kutatap dari pintu saat laki-laki sombong itu berubah seperti orang gila. Zea masih diam mematung tidak berani mendekat. Lalu apa fungsinya di situ? Jadi teman tidur saja? Dipeluk, kek pacarnya, ini malah dibiarkan. Avram bertanya pada seluruh pelayan yang ada. Tapi semua diam terpaku bahkan ada yang tertunduk menangis. Kali ini Avram lebih gila lagi, dia membanting kursi dan beberapa hiasan keramik. Kalimat mami terngiang ditelingaku.

'Saya titip Avram. Dia akan selalu sendirian.'

Sebuah kalimat yang membuatku merasa dilemma. Tapi cukup asyik melihat tontonan di depanku. Setelah sekian hari menunggu reaksinya. Aku tidak pernah menyaksikannya seperti ini. Dia semakin menggila. Beberapa vas kesukaan Mami jadi sasaran. Sudah cukup! Emosinya bisa membakar rumah ini. Bisa saja aku tidak peduli, tapi mengingat belasan pelayan yang tinggal di sini. Kuputuskan untuk turun dan mendekat. Ini tidak bisa dibiarkan, kalau dia mau membakar mobilnya, silahkan! Tapi bukan barang-barang kesukaan Mami! Dia bisa saja melukai orang lain. Aku mendekat lantas berdiri di depannya, mata kami bertemu. Ada luka di sana, anda terlambat tuan. Kuraih tangannya lalu membawa ke hadapan foto Mami tanpa bicara. Di depannya kini terletak abu milik Mami.

"Ini abu mami, kalau mau menangis, menangislah di sini. tidak perlu membuat semua orang takut. Karena penyesalan dan kesedihan kamu tidak ada artinya. Kamu tidak perlu merusak apapun, apalagi barang-barang kesukaan Mami. Tindakan itu terlalu kekanakan untuk usiamu sekarang. Dan satu lagi kamu punya waktu untuk menangis seumur hidup." ucapku tegas.

MASIHKAH KAU PERCAYA CINTA ITU ADA?/Versi Lengkap Tersedia Di PLAY BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang