BAB 01. Sayap Pelindungmu

61 6 0
                                    

"Zia hati-hati di jalan ya" ujar Kenzo seraya menepuk-nepuk kepala adiknya dengan lembut.

"Iya, kakak juga. Jangan lupa minum obat juga, awas aja sampe nanti belum minum obat!" Ancam Arzia. Kenzo tertawa gemas, lalu mengangguk.

"Udah ada uang jajan belum?" Tanya Kenzo

"Udah kok kak, tenang ajaa" jawab Zia.

"Ya udah hati-hati, kalau ada apa-apa kasih tau kakak aja oke?"

"Iyaa bawelll"

Zia pun mulai berjalan ke arah ojek yang sudah ia pesan sebelumnya, di susul oleh Kenzo di belakangnya.

"Hati-hati ya pak, dek!" Ucap Kenzo sambil melambaikan tangan. Ojek tersebut pun mengangguk sambil tersenyum

"Bye-bye kakak!!" Ojek tersebut pun mulai melajukan motor nya.

"Maafin kakak ya Zia, kakak gak bisa nganterin kamu lagi kayak dulu" ucap Kenzo dalam hatinya sembari menutup pintu pagar rumah nya.

===

Zia pun mematikan handphone nya kembali setelah memastikan kakak nya sudah meminum obat nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia pun mematikan handphone nya kembali setelah memastikan kakak nya sudah meminum obat nya.

Zia keluar dari kelas nya lalu berjalan ke arah tangga menuju roof top sekolah nya. Ia duduk di bangku yang sudah di sediakan.

Ia terduduk sambil menatap langit-langit biru yang terlapisi oleh awan putih, dan matahari yang mulai membuat silau matanya.

"Ya Allah, kakak pasti bisa sembuh kan? Zia kangen kakak yang sehat, bukannya Zia engga bersyukur tapi Zia mau menghabiskan waktu yang lebih lama lagi sama kakak"

"Ya Allah, kalau Zia boleh minta, Zia mau kakak sembuh dari penyakit yang kakak derita. Zia cuma punya kakak, gak punya yang lain selain kakak"

"Papa udah engga peduli sama Zia dan kak Kenzo. Nenek sama mama udah kembali ke pangkuan Allah lagi. Kalau Zia boleh jujur, Zia sebenernya capek sama hal ini, ya Allah"

Beberapa butir air matanya mulai menetes membasahi pipinya. Zia segera menghapus jejak air matanya tersebut, agar ia tidak terlihat seperti baru saja menangis.

Zia cengeng jika ia membahas soal kakak nya kepada Tuhannya. Namun ia perlu cerita kepada Tuhan nya agar tak mengganggu perasaannya.

Sebenarnya posisi ini kurang nyaman untuk menceritakan apa yang mengganggu perasaannya namun Zia sudah tak kuat untuk menyimpan nya lagi.

Zia terdiam sejenak, sambil memijat pelipisnya. Menghela nafas sembari menenangkan pikirannya.

"Zia kamu kuat Zia... Arzia pasti kuat" ucap Zia dalam benaknya sembari membantu menenangkan nya.

Tingg!!

Zia pun segera mengambil handphonenya, lalu membalas pesan dari kakak nya

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang