BAB 21 . Donasi?

11 3 0
                                    

Kini Gabriel tengah sibuk mencuci mobil nya. Zia sibuk memasak di dapur sementara Kenzo sibuk menulis sesuatu di atas buku harian nya. Kenzo selalu membawa buku harian kecil nya ke manapun ia ingin pergi. Untuk mencatat hal-hal menyenangkan dan tak menyenangkan ke dalam buku kecil tersebut

Saat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, Zia baru menyelesaikan acara memasak nya di dapur, ia memasak makanan yang cukup untuk mereka bertiga tak lama pun Gabriel juga baru saja menyelesaikan acara mencuci mobil kesayangan nya.

"Gabi engga makan dulu?" Tanya Zia dengan nada nya yang lembut, sedangkan tangan nya masih sibuk menyusun makanan di atas meja makan.

"Engga. Aku mau mandi dulu. Kamu sama kak Kenzo aja duluan juga engga papa"

"Oh Yaudah kalau gitu. Tapi habis itu jangan lupa makan ya"

"Iya, Arzia"

Zia pun pergi menghampiri kakak nya yang berada di kamar nya. Sementara Gabriel ya, pergi untuk mandi. Zia mengetuk pintu kamar kakak nya namun tak ada yang menyaut. Zia pun pada akhirnya masuk untuk mengecek. Ia mendapati kakak nya yang tengah tertidur di atas meja.

"Tumben banget tidur" Zia membantin bingung dengan kakak nya, tetapi mau tak mau harus tetap di bangunkan karena kakak nya belum makan siang dan meminum obat.

"Kakak, bangun ayo! Kita makan siang, habis itu minum obat" Ucap Zia sembari mengguncang tubuh kakak nya agar segera bangun. Tetapi tidak ada pergerakan satupun yang kakak nya berikan

"Kak?"

"Kakak ih ayo bangun" ucap Zia yang menarik tangan kakaknya. Namun ia merasa ada yang ganjal yaitu tangan kakak nya yang terasa dingin.

"Kak? Kakak kenapa?"

"KAK! Kakak jangan bercanda ah!!!"

"KAKAK!!!"

Zia segera mencari keberadaan Gabriel dan untungnya Gabriel sudah keluar dari kamar mandi, untungnya Gabriel baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut nya yang masih basah

"Gabriel, kak Kenzo kok engga bangun" ucap Zia dengan suara nya yang sudah bergetar

"Hah?" Gabriel yang baru saja keluar kamar mandi sontak terbingung dengan ucapan Zia. Ia berlari ke kamar untuk mengecek Kenzo.

Kenzo masih terpejam dengan posisi yang sama dan tak berubah sama sekali. Gabriel segera mengangkat tubuh Kenzo yang lemas tersebut untuk bangun. Gabriel ingin membawanya ke rumah sakit, apa lagi badan nya yang dingin membuat Gabriel jadi takut jika terjadi hal-hal yang tak di inginkan

===

"Alandra kenapa akhir-akhir ini engga masuk sekolah sih?" Tanya Ghania yang bingung akan keberadaan Alandra. Sudah hampir 2 hari dia tidak masuk sekolah. Bahkan info satupun tetap tak ada dari nya.

"Pas habis berantem sama Viki dia langsung hilang gitu aja anjir" lanjut Haura

"Iya anjir. Sama Arzia dari kelas kalian itu kemana sih? Dia dah engga nongol lagi perasaan batang hidung nya" ucap Grace

"Kalau dia mah izin ke Kediri sama Gabriel. Gabriel yang nganter, kayak nya ikut nginep juga"

"Ohhh gitu..."

"Gabriel perasaan awal nya engga dekat deh sama Zia kok sekarang jadi kelihatan dekat banget sih?"

"Temenan kali"

Saat mereka selesai membahas tentang Zia, Alandra dan Gabriel tak lama dari situ circle teman-teman Gabriel datang. Mereka ikut duduk bersama Grace, Haura dan Ghania di satu meja.

"Lo pada tau gak sih" ucap Jaka seketika yang membuat ketiga gadis tersebut terbingung dengan ucapan nya.

"Apaan anjir. Gausah ghibah. Dosa gue udah banyak"

"Bukan ghibah anjing. Ini info kakak nya Zia"

"Hah!?" Ghania dan Haura sontak terkejut duluan padahal belum di beri tahukan info sebenarnya apa.

"Sabar dulu anjing, udah kaget aja lo pada"

"LO NGASIH INFO JANGAN SETENGAH-SETENGAH BANGSAT! GUE SIRAM TEH GUE JUGA YE LO JAKA!!" Ujar Grace yang sudah muak dengan Info Jaka yang setengah-setengah tak jelas.

"YEE SABARRR"

"Jadi, tadi Gabriel info. Kata nya kakak nya Zia masuk rumah sakit, gak tau kenapa. Masih di cek. Jadi kayak nya mereka bertiga pulang nya masih lama lagi" ucap Jaka

"Astagfirullah, kasihan..."

"Kasihan pake banget anjir, memang emak nya gak tau apa"

"Mak nya udah meninggal goblok!"

"HAH?! ASTAGA! SORRY GUE GAK TAU, YA TUHANN"

"Gue kasihan ke Arzia nya anjir, dia engga punya siapa-siapa lagi. Tabungan dia habis di pake buat rawat inap kakak nya beberapa waktu lalu"

"Kita donasi aja ke dia gimana? Bantu dia. Sebisa kita aja"

"Ke rekening siapa anjir"

"Ke rekening gua. Nanti gua kasih ke Arzia nya"

"Rekening lo apa"

"Sebentar gue chat"

===

Kini jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Kakak nya masih belum sadar. Perasaan Zia semakin gelisah. Gabriel hanya bisa membantu Zia untuk menenangkan diri nya. Perasaan Gabriel juga ikut gelisah, ia takut Zia ikut drop karena hal ini dan takut jika calon kakak ipar nya kenapa-kenapa.

"Sabar zi, kak Kenzo pasti sadar kok"

"Udah lama Gab. Aku takut"

"Ketakutan dapat membawa mu ke gelapan Zia. Jangan overthinking berlebihan. Kak Kenzo kuat. Aku yakin"

"Gimana kalau kita cari makan malam? Kamu belum makan malam"

Zia menggeleng. "Aku masih mau disini sampe nunggu kakak bangun"

"Zia, kalau kakak udah bangun kamu makin nunda makan malam. Kamu jangan ikut sakit Zia. Ayo..."

Zia terdiam dengan ucapan Gabriel, pikiran nya kembali berpikir untuk menetapkan keputusan yang pas untuk diri nya sendiri. Dan pada akhirnya pun Zia ingin di ajak keluar untuk mencari makan malam.

"Kak Kenzo nanti pasti sadar kok. Kan kata kamu kak Kenzo kuat, pasti dia bakal sadar sendiri. Oke?" Ucap Gabriel. Zia mengangguk sembari berjalan keluar lobby rumah sakit.

"Pegang tangan aku, kita nyebrang aja" ucap Gabriel yang langsung menggenggam tangan Zia. Zia hanya diam membiarkan kekasih nya menggenggam tangan nya.

Sesampainya mereka di sebuah rumah makan. Gabriel dan Zia pun segera memesan menu yang mereka inginkan. Zia duduk di samping Gabriel sebenarnya tadi Gabriel menyuruh nya untuk duduk di depan nya tetapi ia tak mau, gadis itu memilih duduk di samping nya.

"Gausah murung terus. Nih dengerin lagu aja" Ucap Gabriel yang berusaha menghibur Zia. Ia memasangkan EarPods nya ke telinga kanan gadis tersebut lalu memutar lagu yang berjudul Sayap Pelindungmu yang di ciptakan oleh TheOvertunes.

Ini lagu favorit nya, Zia sangat menyukai lagu ini. Kakak nya pun juga menyukai lagu ini. Sayap pelindungmu sangat menggambarkan Zia dan Kenzo yang saling melindungi. "Ini lagu cover kamu?" Tanya Zia dengan menatap Gabriel sendu. Gabriel mengangguk.

"Bagus!! Aku suka" ujar Zia dengan senyum nya yang terukir jelas di wajah nya. Senyuman Zia selalu membuat Gabriel tenang.

"Makasih. Itu cover nya random banget, karena pas itu di rumah lagi bosen-bosen nya jadi aku coba cover lagu ini"

"Tapi tetap bagus kok!"

"Siapa lagi kalau bukan Gabriel Denandra"

"Hahaha!!"

"Sayang" panggil Gabriel lirih. Ini baru pertama kali nya Gabriel memanggil Zia dengan sebutan 'sayang'.

"Iya?"

"Oh sadar" Batin Gabriel

"Engga jadi, hehe"

Mereka pun kembali melanjutkan makan nya masing-masing diiringi oleh obrolan ringan dari satu dan lain. Mereka bercanda ringan sembari makan malam. Kala itu tiba-tiba saja hujan deras menguyur kota Kediri. Tetapi mereka berdua tetap santai sembari menikmati teh hangat yang mereka pesan sebelum nya.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now