BAB 22 . Jengukkan

15 4 0
                                    

Setelah mereka menyelesaikan makan nya. Zia ingin cepat-cepat kembali ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kakak nya. Awal nya Gabriel melarang nya namun Gabriel pada akhirnya paham denga perasaan Zia. Gabriel menutupi kepala gadis tersebut dengan jaket nya sedangkan diri nya hampir benar-benar basah kuyup karena jaket nya ia pakai untuk melindungi gadis pujaan nya.

"Zia tunggu!" Ucap Gabriel yang lalu mengejar Zia yang sudah berlari meninggalkan nya.

"Aduh bener-bener nih bocah" gumam Gabriel.

Di kamar ternyata Kenzo sudah sadar, di samping Kenzo ada seorang suster yang bertugas untuk mengecek cairan infus nya. Zia terlihat sangat bahagia saat kakak nya sudah sadar. Senyum lebar terukir indah di wajah gadis cantik itu.

"Kakak... kakak jangan kebanyakan ngeprank! Gak lucu tau!" Ucap Zia yang mengomel sendiri di dalam pelukan Kakak nya.

"Hehe, maaf ya? Zia marah ya sama kakak?" Kenzo membalas balik pelukan dari adik nya tersebut, ia merasa rindu dengan adik kecil nya. Ia begini saja sudah merasa sangat rindu bagaimana jika nanti ia akan meninggalkan adik kecil nya tersebut untuk selama nya?

"Nooo. Zia engga pernah marah sama kakak sampai kapan pun itu"

"Yakinnn, Zia engga marah sama kakak?"

"Ya sebenernya dikit sih, karena kakak tadi tiba-tiba pingsan! Gak jelas banget! Bikin orang khawatir aja"

"Yaudah, kakak sekarang di maafin apa engga?"

"Ya pasti nya iya lah! Kan kata nya gak boleh nyimpen rasa marah ke orang lebih dari 3 hari"

"Nah inget. Oh ya, Zia. Zia tau engga yang cerita fiksi yang pernah kakak ceritakan ke kamu?"

"Yang mana?"

"Yang di waktu ada perempuan yang orang tersayang nya meninggal, dia hampir bunuh diri"

"Iyaa, aku tau. Kenapa memang nya kak?"

"Kalau kakak berperan jadi yang pergi ke sisi Allah, Zia jangan jadi tokoh perempuan nya ya? Karena di saat kakak pergi pasti ada makna lain yang Allah buat. Cukup kamu buat bangga mama sama kakak, itu udah berharga banget buat mama sama kakak"

"Kakak minta maaf sebesar-besar nya buat kamu. Kakak minta maaf, kakak kayak nya udah engga akan bisa temenin kamu sampai kamu lulus SMA. Tapi kakak bisa lihat kamu namun harus tetap atas izin Allah. Zia harus terus berdoa sama Allah ya? Jangan mentingin hal yang engga perlu di pentingkan, pentingkan masa depan kamu. Kalau Kakak engga punya masa depan yang indah berarti Adek kakak harus punya masa depan indah! Ini bukan masalah beruntung atau tidak tapi karena takdir Allah. Di hari kepergian kakak kamu jangan nangis ya? Biar kakak engga ikut nangis. Nah kalau kakak udah pergi kamu boleh buka isi diary kakak, baca dari awal sampai akhir oke? Disitu ada banyak hal yang kakak catat"

"NOOOOO, KAKAK NGOMONG APA SIHHH!! Gak boleh ngomong kayak gitu!"

"Mau kamu percaya apa engga, tapi firasat kakak udah engga enak. Kakak mau pesan aja ke kamu. Kami harus lebih baik juga! Kalau ada apa-apa cerita ke Gabriel. Dia cowok kamu kan? Ceritakan semua ke dia. Kayak kamu cerita ke kakak. Zia harus tetap di jalan Allah, selalu, oke?" Lanjut Kenzo menatap Zia dengan pandangan nya yang redup, wajah nya terlihat pucat.

Zia mengangguk, menatap balik netra sang kakak. "Pegang tangan kakak. Zia harus yakin sama diri Zia sendiri. Zia harus yakin bisa bertahan tanpa kakak. Zia harus hidup mandiri, Zia sudah besar, Zia anak pinter kan? Jangan lupa bawa nama keluarga ya kalau sudah sukses. Jangan pernah lupakan orang yang pernah ngedukung kamu di saat kamu susah dulu. Tetap kenang mereka di dalam hati kamu. Jadi yang lebih baik lagi ke depan nya ya, Zia"

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now