BAB 02 . (Tidak) Sempurna

34 4 0
                                    

Kini jam sudah menunjukkan jam setengah tiga pagi. Kenzo sudah terbangun untuk sholat tahajud, namun Zia masih tertidur pulas di kamarnya.

Setelah Kenzo sholat, ia segera memasak untuk sarapannya bersama adiknya sebelum pergi mengantar dirinya kontrol.

Ia memasak makanan kesukaan Zia. Dan tak lupa memasak nasi. Memang sih kini masih sangat pagi, namun agar nanti tidak terburu-buru jadi Kenzo memasaknya sekarang.

Tak lama Zia terbangun, ia berjalan turun tangga dengan posisi masih setengah sadar dan belum sepenuhnya sadar. Ia pergi ke dapur karena tercium bau sedap dari dapur.

"Loh? Zia udah bangun, tumben banget" ucap Kenzo yang langsung menyadari keberadaan adiknya.

"Kakak ngapain masak jam segini? Pagi banget, udah sholat tahajjud?" Tanya Zia.

"Sudah, sana kamu sholat dulu aja" Ucap Kenzo.

"Iyaa" Zia pun mulai berjalan pergi dari dapur nya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

"Dia sadar gak sih kalau dia sholat tahajjud? Jarang-jarang banget dia mau ku suruh sholat" Gumam Kenzo

"Gapapa lah, lumayan siapa tahu pahala dia nambah" lanjut Kenzo

Setelah makanan nya siap, pas banget dengan Zia yang baru menyelesaikan sholat nya. Zia duduk sebentar di ruang TV sembari mengumpulkan nyawanya yang masih terkumpul 75%

===

"Zia" panggil Kenzo

"Apa??" Jawab Zia

"Kalau penyakit kakak semakin parah, Zia jangan marah ya. Tetap di sisi kakak, kakak cuma punya kamu untuk selamanya" ucap Kenzo

"Kak, kakak jangan berpikir karena penyakit kakak semakin parah, aku bakal benci kamu, engga kak, engga. Zia gak mau benci kakak. Kakak juga satu-satunya keluarga buat aku, satu-satunya laki-laki yang masih setia nemenin aku, support aku. Aku sayang kakak, sayang kakak sampai kapanpun itu. Kita saudara, kita satu darah, satu daging. Untuk apa juga aku marah ke kakak? Kakak engga jahat, yang jahat papa. Stop kak, Zia capek dengerin ucapan kakak kayak gitu. Kakak jangan merasa sendiri, disini ada aku. Aku Zia, Adek kakak yang dulu pas masih di perut mama kakak tunggu-tunggu banget. Zia sayang kakak, Zia sayang kakak Kenzo selamanya" Jawab Zia dengan suara nya yang gemetar menahan air mata nya untuk menetes.

"Zia sayang kakak" lanjut Zia terakhir kalinya. Kenzo terbungkam cukup lama sambil menatap mata adiknya yang sudah berkaca-kaca.

"Maaf"

"Kalau bukan karena kamu, kakak engga bakal bertahan sampai sini, Zia. Karena kamu, kakak kuat"

Tatapan mereka saling menyatu cukup lama. Kenzo mendekatkan dirinya dengan Zia, lalu memeluk tubuh mungil adiknya. Zia membalas pelukannya tersebut sambil menangis di dalam kedapan hangat kakak nya.

"Kak, habis selesai kontrol, kita jalan-jalan yuu? Udah lama tau kita engga jalan-jalan bareng!!" Ujar Zia.

"Iya-iyaa, Zia" Jawab Kenzo seraya menepuk-nepuk kepala adiknya.

===

Setelah Kenzo kontrol ke rumah sakit untuk mengecek keadaan penyakitnya yang katanya dapat pulih total. Justru penyakit Kenzo semakin parah, namun ia harus tetap bisa berjuang demi adiknya dan dirinya bisa bahagia bersama lagi.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now