BAB 18 . Kediri

9 4 0
                                    

Satu minggu sudah Gabriel membicarakan soal perjalanan nya bersama Zia dan kakak nya nanti dan sudah di setujui oleh kedua orang tua nya. Walaupun sebelum nya orang tua nya merasa khawatir akan nya namun Gabriel juga sudah besar sudah waktu nya dia bebas. Namun nama nya orang tua pasti akan selalu mengkhawatirkan anak nya.

"Ada yang perlu aku bantu engga?" tanya Gabriel

"Engga ada. Udah aku masukin semua nya"

"Yaudah"

"Gabriel, kamu engga papa kita bareng?"

"Gak papa kak, ya Tuhan. Aku ikhlas, orang tua aku juga udah kasih jatah buat uang bensin, udah mengizinkan aku juga untuk nganterin kalian"

Setelah dari situ mereka sibuk kembali dengan urusan masing-masing. Zia masih menata tempat yang pas untuk nya dan kakak nya. Saat adzan dzhur di kumandangkan. Kenzo dan Zia segera pergi mengambil air wudhu untuk sholat Dzhur, dan juga sholat Azhar yang akan mereka jamak. Sementara Gabriel hanya menunggu mereka di teras sembari menghabiskan es teh yang di buatkan oleh Zia sebelum nya.

Kenzo sudah tau jika Gabriel tidak memegang keyakinan yang sama oleh mereka. Karena berbeda keyakinan ini kah yang membuat Gabriel mencintai sosok gadis cantik yang bernama Arzia? Tapi Tuhan nya tak sama, dan jika ingin di bawa ke jenjang yang lebih dari sekedar pacaran juga tak mungkin. Mereka berdua sama-sama mencintai Tuhan nya, akan tetapi mereka juga mencintai satu sama lain. Apakah mereka memang yang salah?

Beberapa menit kemudian Zia keluar di susul oleh Kenzo dengan pakaian nya yang sudah rapih dan juga simpel. "Gabi, ayo persiapan! Kamu engga ke kamar kecil dulu?" Ucap Zia

"Eh iya. Aku numpang ya" Balas Gabriel yang lalu diangguki oleh Zia.

===

Kini mereka sudah sampai di tol Semarang. Mereka berhenti di rest area untuk Gabriel istirahat dan sekalian untuk menunggu adzan Maghrib di kumandangkan. Zia izin ke toilet sebentar sedangkan Kenzo dan Gabriel hanya duduk menunggu Zia yang tengah ke toilet.

"Gabriel"

"Iya bang?"

"Bilang ke gue, kalau lo sebenarnya suka sama adek gue? Bahkan lo sampe rela nganterin gue sama dia ke Kediri"

"Haha, iya. Gue suka dia dari lama. Waktu itu gue sama dia gak sengaja tabrakan, cara dia minta maaf ngebuat gue ngerasa kalau dia baik, dia pantas jadi bagian dari hidup gue . Dari situ gue suka dia, gue nyimpen rasa ke dia yang mungkin nggak dia tau rasa gue ke dia lebih dari sekedar temen"

"Engga Gab. Dia kayak nya sadar dan suka lo balik. Nama lo selalu ada di setiap cerita yang dia ceritakan ke gue"

"Lo satu-satu nya laki-laki yang ngebuat dia berani ngebuka hati. Mungkin bagi Zia lo juga bagian dari hidupnya. Lo selalu ada di sisi dia. Effort lo bener-bener gue acungi jempol deh Gab. Lo berani, lo hebat, lo keren. Gue bahkan sampe kaget di waktu lo nawarin gue buat nganter gue ke Kediri"

"Gue ngerasa hidup gue udah engga lama lagi Gab. Gue titip Zia ke lo ya? Entah gue pergi nya kapan tapi gue titip dia sekarang. Entah lo sama Zia bisa bersatu bersama atau engga nanti nya, tapi gue yakin lo pasti selalu ada di sisi dia. Gue titipin semua nya ke lo, buat dia engga naruh kebahagiaan dia ke gue semua, buat dia jadi merasa lebih bahagia sama lo"

"Apa sih lo bang. Lo pasti bisa kok ngelewatin semua nya"

"Engga Gab, gue gak bisa. Gue udah nyerah. Gue udah serahin semua ke Tuhan"

Tak lama dari situ Zia datang membawa 3 Pop Mie untuk diri nya, Kenzo dan tak lupa Gabriel. "Hehe maaf lama yaa" Ucap Zia

"Thank you Zi"

"Sip. Terimakasih kembali!!"

===

Alandra duduk diam di kursi nya, ia merasa ada yang kurang yaitu ke tidak berhadapan Zia. Tumben sekali Zia itu tidak masuk katanya. Pelajaran benar-benar tidak seru di saat tidak ada Zia. Ia selalu usil kepada Zia dan juga sebaliknya. Setiap pelajaran pasti ada saja hukuman untuk menjawab pertanyaan di papan tulis. Bahkan terkadang mereka berdua di ship oleh teman-teman nya.

"Kenapa lo dari tadi murung ae" ujar Haura di saat mata pelajaran sudah berakhir.

"Sepi anjir"

"Sepi apa nya anjir, orang ada banyak siswa gini, mata lo gimana sih"

"Nggak ada Zia Ghan. Makanya dia ngerasa sepi"

"Oalahh jadi udah gak suka Aurel? Perasaan dulu di bangga-banggain banget"

"Gausah bahas dia bisa gak? Gue muak sama dia"

"Iya dah"

"Btw lo tau gak Zia kenapa engga masuk?" Alandra menggeleng

"Dia pulang kampung, di anter sama Gabriel"

"Gabriel Denandra?" Haura mengangguk.

Entah rasa nya bagi Alandra sangat membakar emosi nya. Apakah mungkin sekarang Alandra sudah menaruh rasa dengan Zia? Atau karena ia tak suka Zia dekat dengan Gabriel. Entahlah tapi rasa nya Alandra sangat ingin marah namun ia tak tahu harus marah ke siapa.

Kini jam Istirahat. Alandra pergi ke kantin untuk menemui teman se-circle nya. Yang terkenal akan kenakalan mereka semua. Namun Ayah nya hanya membiarkan mereka, asalkan tidak melakukan tindakan yang lebih parah seperti meniduri gadis lain atau meminum alkohol untuk Merokok atau Vape sekolah masih membebaskan hal tersebut. Aneh tapi bagi murid yang pecinta rokok ataupun Vape bisa bebas.

"Eh Alandra"

"Zia mana? Kemarin aja di bangga-banggain sekarang malah bocah nya ngilang"

"Mulut lo pada bisa diem gak sih"

"Kok lo jadi baperan sih Alan"

Alandra menarik kerah baju teman nya membuat teman satu circlennya tersebut sedikit berjinjit karena tubuh nya yang lebih pendek dari pada Alandra. "BAPERAN-BAPERAN TAI! GUA LAGI GAK MOOD ANJING! KALAU GUE SURUH DIEM YA DIEM GOBLOK!!" Bentak Alandra yang sudah muak dengan teman-teman nya yang selalu membuat nya semakin tak mood akhir-akhir ini

Haura segera cepat-cepat melerai kedua Laki-laki tersebut agar tak terjadi keramaian yang berkepanjangan. "Viki, lo mending diem. Alandra memang lagi kurang gak mood akhir-akhir ini" ujar Haura.

"Halah, memang sono aja yang baperan"

"MULUT LO GOBLOK TAI ANJING!"

"Cowo kok Baperan" ejek teman nya yang lain.

"BANGSAT"

Haura yang sudah menahan laki-laki bertubuh jangkung tersebut tetap saja akan tetap berulah, bukan Alandra jika tidak berulah. Tubuh Haura kalah. Ia tersungkur di lantai tapi tak apa. Alandra memukul teman nya habis-habiskan mereka berantem di kantin. Tidak ada yang berani melerai mereka berdua.

"Zia. Seharusnya ada Zia disini. Cuma Zia yang ngebuat Alandra tenang" ujar Ghania

"Tapi Zia pergi, Ghan"

"MULUT LO KALAU GAK BISA DIEM YA MENDING LO JAHIT AJA! BENCI BANGET GUA SAMA OMONGAN LO ANJING!" Ucap Alandra dengan nada nya yang tinggi. Rahang Viki di pukul habis-habisan. Mereka berdua saling melawan tapi tetap saja yang kuat Alandra karena tubuh nya yang lebih kuat dan berotot di timbang Viki.

"Viki cukup!!" Ucap Ghania. Haura bertugas menarik Alandra sedangkan Ghania bertugas menarik Viki. Tatapan Alandra terlihat begitu marah dengan Viki. Nafas nya begitu kasar dan sedikit tersengal-sengal

"Ayo ke UKS!"

"Gak, gua gak butuh UKS. Mending si culun kurang ajar ini aja yang ke UKS. Gua mau pergi. Lepasin!" Berontak Alandra yang lalu di lepaskan oleh Haura. Alandra pergi meninggalkan keributan yang ia buat sendiri.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now