BAB 09 . Pertemuan Papa dan Kenzo

16 4 0
                                    

Pagi pun tiba kembali. Ia segera bangun dari kasur adik nya pelan-pelan agar tidak membangunkannya yang tengah tertidur pulas. Kenzo pergi ke kamar mandi untuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuknya sholat tahajud sembari menunggu waktu adzan subuh berkumandang.

Selesai ia melaksanakan sholat tahajud, ia kembali ke kamar adik nya untuk mengambil handphone nya yang tergeletak di atas meja belajar adiknya. Hari ini Kenzo berencana untuk menemui papa nya seorang diri. Nanti ia akan pamit ingin bertemu teman nya agar Zia tidak marah kepada nya.

Ia membuka Room chat nya bersama papa nya lalu menjawab pesan yang semalam hanya ia baca. Ia menyetujui ajakan papa nya untuk bertemu, sembari menyambung silahturahmi nya yang sudah terputus dengan papa nya sangat lama.

Tak lama selang beberapa menit setelah ia menjawab pesan chat dari papa nya tiba-tiba saja adzan subuh berkumandang. Ia segera meletakkan handphone nya kembali ke atas meja untuk pergi ke masjid di sekitar perumahan nya. Dengan baju nya yang sudah rapih dan sudah menggunakan peci ia berjalan menuju masjid dengan penuh senyuman dan kebahagian.

"Alhamdulillah. Bissmillah" gumam Kenzo sembari melepaskan peci nya untuk berwudhu kembali di area tempat wudhu tersebut.

Setelah ia selesai berwudhu Kenzo segera masuk untuk melaksanakan sholat tahiyatul masjid. Setelah itu ia mengambil kesempatan untuk berdoa kepada sang penciptanya. Dan tak lama sholat Subuh pun dimulai.

Selesai ia sholat subuh sebelum pulang lagi-lagi ia mengambil kesempatan lagi untuk berdoa dan beristigfar kepada sang penciptanya. Hingga selesai berdoa ia lanjut beristigfar sembari jalan menuju rumah nya kembali. Ia menyapa orang-orang sekitarnya dengan senyuman nya yang manis tersebut.

Sesampainya di rumah, ia segera pergi ke kamar adik nya untuk mengecek adik nya sudah bangun atau belum. Nama nya juga seorang Arzia, ya bagaimana lagi jika terkadang ia juga masih molor. Untung nya kakak nya masih bisa sabar menghadapi adik nya.

"Zia, bangun!" Zia membuka mata nya pelan-pelan, dan ia mendapati sosok kakak nya tengah terduduk di ujung kasur nya. Zia mengucek mata nya pelan, lalu bangun, duduk di ujung kasur mengumpulkan nyawa sebentar agar tidak oleng saat jalan.

"Ayo cantik, habis kamu wudhu kakak mau mandi buat ketemu sama temen-temen kakak" ucap Kenzo sambil seraya menepuk-nepuk ujung kepala nya. Zia hanya mengangguk-angguk, saat sudah terasa cukup ia bangun lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Kenzo tersenyum tipis saat melihat adik nya mulai berjalan keluar kamar. Entah pagi ini terasa sangat beda dari pagi-pagi sebelum nya.

Saat selang beberapa menit, Zia keluar namun bukan pergi ke kamar yang digunakan untuk sholat biasanya ia malah pergi ke ruang TV.

"Loh? Udah sholat?"

"Halangan"

Kenzo hanya mengangguk paham. Ia pun segera pergi ke kamar mandi untuk tidur, sedangkan Zia? Ia lanjut tidur di sofa, mungkin ia ingin melanjutkan mimpi nya yang belum selesai sebelumnya?

===

Kenzo Pov

Sesampainya diri nya di sebuah Resto yang di ia tuju. Ia segera mencari nomor meja papa nya, dan tak berselang lama ia menemukan nya. Kenzo pun menghampiri nya lalu duduk di kursi depan papa nya yang sudah di sediakan.

Rasanya sangat canggung karena mereka sudah sangat lama tidak bertemu, dari Zia bayi hingga sekarang baru kali ini Kenzo bertemu lagi dengan papa nya. Rasa nya aneh. kerut wajah papa nya seperti terlihat ingin mengungkapkan sesuatu dalam benaknya.

"Zia tidak ikut ya?" Tanya sang papa. Kenzo menggeleng pelan, pria tua tersebut hanya bisa tersenyum kecewa karena ketidak hadiran nya Zia.

"Papa rindu, sangat rindu dengan kalian berdua. Papa mau ke rumah, tapi papa malu, papa mau minta maaf ke kamu Kenzo. Maafin papa, selama kalian masih kecil papa engga ada di sisi kalian memberi sayang ke kalian berdua. Papa menyesal, sangat menyesal. Namun bagaimana lagi? Papa tidak bisa mengulang waktu tersebut kembali. Papa hanya bisa berharap jika kalian berdua dapat memaafkan papa. Papa tau ini sangat tidak masuk akal, seorang papa meminta maaf akan perbuatan khilaf nya sendiri. Namun percaya lah papa sangat menyesal. Papa ingin kembali membiayai kalian berdua, hingga kamu sembuh juga Kenzo. Papa tau kamu punya penyakit, dan papa tau ekonomi kalian susah, saya sebagai papa kandung kalian ingin kembali menafkahi kalian lagi seperti dahulu. Papa tau itu semua dari om Tirta. Tapi karena Zia masih membenci papa, papa ingin kamu sembunyikan semua nya terlebih dahulu, dan beri tahukannya di waktu yang tepat untuk dia mengetahui semua nya. Saya ingin kamu kuliah kembali melanjutkan S2 kamu, seperti yang kamu ceritakan kepada om Tirta. Papa siap sedia menampung kebutuhan kehidupan kalian, dan pendidikan kalian hingga S3"

Kenzo terdiam tak berkutik, ia sangat terkejut dengan apa yang di ceritakan papa nya selama ini. Kenzo sangat takut jika semua ini terbongkar kepada Zia yang masih memiki dendam terdalam dengan ayah kandung nya sendiri.

"Pa, tapi papa punya keluarga papa sendiri, Kenzo engga mau ganggu kehidupan keluarga papa yang baru"

"Istri papa sudah mengizinkan semua ini, dan dia memperbolehkan papa kembali menafkahi kalian. Tolong ya Kenzo..."

Kenzo kembali terbungkam sejenak. "Pa, papa punya anak. Kenzo takut karena ini jadi ganggu ekonomi papa sama hubungan keluarga papa"

"Engga Kenzo... Tolong terima ya Kenzo, ini bentuk rasa maaf papa sama keluarga papa..."

"Baiklah, Kenzo terima. Tapi papa jangan terlalu sering untuk ke rumah ya, maksud Kenzo bukan tidak suka dengan kehadiran papa di rumah, tapi mengingat Zia yang masih mungkin merasa benci dengan papa"

"Iya, papa mengerti Kenzo. Papa mengerti sangat mengerti perasaan Zia, rasa benci dan kesal nya papa menegerti... Mungkin sesekali kesana untuk menemui kalian berdua"

"Kenzo kalau ada yang kurang jangan sungkan minta uang ke papa. Papa mau membuka halaman baru bersama kalian, halaman baru bersama keluarga pertama papa"

"Siap pa, makasih..."

"Sama-sama Kenzo"

"Yaudah papa pamit duluan ya, papa mau ke gereja dulu buat ibadah"

"Maaf sebelum nya, papa belum kasih tau kamu kalau papa pindah keyakinan karena menikah lagi sama istri papa yang baru sekarang"

"Gapapa pa, engga masalah. Lagian pindah keyakinan itu hak papa dan itu pilihan papa, Yaudah papa berangkat aja dari pada nanti telat gara-gara macet. Hati-hati di jalan ya, pa"

"Iya, makasih. Shalom"

"Wa'alaikum" Kenzo menjawab salam tersebut dengan halus, sembari menunggu papa nya yang jalan semakin menjauh dari nya. Rasanya Kenzo sangat bersyukur bisa bertemu kembali dengan papa nya setelah bertahun-tahun sama sekali tidak pernah bertemu

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now