BAB 07 . Perubahan Gabriel

18 5 0
                                    

Di part ini akan ada sekitar 3 kali pergantian part nya Gabriel dan Arzia, nanti akan ku beri tanda di bagian pergantian part antara masing-masing tokoh, terimakasih dan selamat membaca💗💗

================================
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gabriel Pov

Gabriel berangkat seperti biasa mengendarai motor laki nya dengan knalpot yang berisik. Dan seperti biasanya Gabriel sebelum sampai sekolah ia ngaret ke warung terlebih dahulu untuk sarapan, padahal beberapa menit lagi bel akan berbunyi.

"Mpok, pesen, kayak biasa ya, hehe" Ucap Gabriel sambil merogoh kantong celana sekolah nya tersebut.

"Siap Gabriel!"

Ini warung Mpok Retno, warung yang sering Gabriel kunjungi untuk sarapan, seringkali juga sesaat selesai sekolah ia nongkrong di warung Mpok Retno untuk makan siang. Gabriel sangat suka makan, habis makan siang ia makan siang lagi, namun tubuhnya masih terlihat sangat bagus.

Karena sebenarnya kemarin ia ada tugas, dan belum ia kerjakan kemarin malam, jadi ia kerjakan disini juga sembari makan. Sangat santai, padahal Gabriel sering kali masuk BK, hanya karena sering telat.

"Ini Gabriel pesanannya. Ngomong-ngomong bukan nya sebentar lagi bel ya?" Tanya Mpok Retno, sembari menaruh pesanan Gabriel di samping tempat pensil nya.

"Engga, masih lama" Jawah Gabriel. Wanita tua tersebut hanya mengangguk paham, lalu tak lama pergi meninggalkan Gabriel yang sibuk mengerjakan tugas nya.

Entah bagaimana saat Gabriel menatap seorang anak kecil, tiba-tiba Gabriel terbayang oleh wajah seorang Arzia Herliana Aurellie Ayunda. Perempuan yang ia sukai dan juga perempuan yang ia tak sengaja temui semalaman

Gabriel terdiam sejenak. Gabriel teringat dengan tutur kata Zia yang sangat lembut, wajah Zia yang sangat cantik di mata nya, mata nya yang berwana coklat pekat, dengan bulu matanya yang lentik dan juga alis nya yang sedikit tebal tersebut, yang sangat mirip dengan gadis kecil yang datang ke warung Mpok Retno tersebut.

Tutur katanya gadis tersebut yang sangat mirip dengan Arzia. Membuatnya menjadi teringat oleh Zia. Sesaat gadis tersebut kembali pergi, Gabriel kembali fokus dengan tugas nya agar tidak terlalu lama lagi disini. Selesai ia sarapan dan mengerjakan tugas nya di warung Mpok Retno, Gabriel segera membayar makanan yang ia pesan lalu berangkat ke sekolah agar tidak telat sampai sekolah.

===

Arzia Pov

Zia kini sudah sampai di rumah nya bersama dengan Kenzo. Zia sibuk beberes rumah nya yang kotor tersebut karena ia tinggal untuk menemani Kenzo di rumah sakit.

Kenzo berada di kamar nya untuk beristirahat, Zia yang menyuruh. Sebenarnya tadi Kenzo ingin membantu karena Zia tau Kenzo sebenarnya masih belum pulih total ia menyuruh Kakak nya untuk istirahat di kamar.

Sehabis nanti sepulangnya Gabriel sekolah Zia ingin pergi ke rumah Gabriel untuk meminjam buku catatan yang akan ia salin. Setelah kembali ke rumah ia ingin memasak untuk kakak nya dan juga dirinya, dan pada malam nya, Zia akan mulai menyalin catatan yang di catat oleh Gabriel.

Di tengah-tengah Zia mengepel lantai ruang tamu nya, hidungnya seketika mengeluarkan darah. Zia mimisan. Jarang sekali Zia seperti ini, mau secapek apapun fisik dan mentalnya.

Zia segera mengambil tisu lalu ia sumbatkan ke lubang hidung nya agar darah nya tak keluar banyak. "Jangan sampai kak Kenzo tau ini" Gumam nya sembari melanjutkan pekerjaannya mengepel lantai ruang tamunya.

Sesekali per-berapa menit sekali ia mengganti tisu yang ia pakai untuk menyumbat salah satu lubang hidung nya tersebut. Setelah ia selesai bersih-bersih rumah, ia mengistirahatkan tubuh nya di atas sofa ruang keluarga nya sementara sebelum melanjutkan kegiatannya yang lain.

"Habis ini istirahat habis itu ke rumah nya Gabriel, habis itu masak buat aku sama kak Kenzo selesai itu malem nya habis sholat Isya belajar. Oke deh, semangat Zia!" Zia bangkit dari sofa nya lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, sebelumnya ia ke kamar kakak nya Kenzo untuk mengeceknya

===

Gabriel Pov

Saat jam istirahat, sebelum 1 mata pelajaran terakhir untuk pulang, Gabriel menyempatkan dirinya untuk pergi ke kantin bersama teman-temannya untuk makan siang di kantin.

"Klian mau pesen apa? Gue mau ke dalem, kalau rame-rame sempit banget nanti" Tawar Yuda.

"Nasgor aja deh, yud" jawab Gabriel.

"Gue ikut Lo aja deh" Jawab Reza, Samuel, dan Ziel.

"Yaudah, kalau lo mau apa jak?" Tanya Yuda.

"Gue sama kayak Gabriel"

"Sebentar, gimana kalau semua nya nasgor aja? Biar kagak ribet"

"Terserah lo"

Yuda hanya berdecak kesal. Lalu ia pergi ke dalam sedangkan teman-temannya hanya tinggal menunggunya kembali lagi membawakan makanan pesanan mereka.

"Gimana gab jadinya cerita lo sama zia kemarin malem? Kata nya gak sengaja ketemu" Ucap Samuel.

"Tadi pagi sampe mana?"

"Waktu lo ngobrol sama zia di taman"

"Oh oke. Gue pas lagi taman ya kayak biasa ngobrol singkat soal kehidupan gue sama dia, dan ada janjian nanti habis pulang ketemuan. Buat minjem buku catetan gue, dia ke rumah gue. Untungnya papa gue lagi gak ada di rumah" Ucap Gabriel.

"Maksud lo?"

"Elah, gitu aja langsung negatif aje pikiran kalian. Ya kalian tau kan, bapak gue rada gak suka kalau gue deket sama cewek muslim gitu, apa lagi sampe dia nya ke rumah. Makanya jadi nanti kan gue gak kena omel bapak gue"

"Ulangan harian Zia ketinggalan banyak banget, apa lagi dia belum nyelesaiin ulangan bu Puspa"

"Mana bu Puspa galak banget anjir, gue ngelamun aja di ceramahin jing"

"Ya di omelin lah jir, kalau engga yang ada lo kesambet syaiton"

"Iya sih, tapi gue sampe di ceramahin kayak 'Jaka! Jangan ngelamun terus! Gimana kalau nanti pas ulangan nilai kamu jelek?! Dan lain sebagainya"

Teman-temannya yang mendengarkan ocehan Jaka yang terlihat kesal dengan guru nya tersebut hanya bisa tertawa.

"Kek anjir, lo bisa diem gak sih. Apa-apa nilai yang di urus, iya sih Sono pinter tapi gausah pamer, kalau gelar situ profesor ngomongin soal nilai dia yang tinggi-tinggi ya gue jadi takut, gelar dia cuma S1 Ngoceh gajelas di depan gue siapa yang gak kesel anjing"

Tak lama tiba-tiba Yuda datang membawakan pesanan mereka ber-6. Dan minuman es teh yang di pesan oleh Yuda.

"Nih Jak, minum dulu. Biar otak lo dingin dulu" ucap Ziel sambil memindahkan satu gelas berisikan es teh manis tersebut ke depan Jaka.

"Gue habis ini mau nge-vape di belakang sekolah. Ikut kagak?" Tanya Yuda

"Gas!" Jawab teman-temannya serentak

"Bentar lagi mau masuk, ngapain ngevape"

"Bentar doang, rajin banget sih lo. Biasanya sering telat juga"

Gabriel hanya diam tak ingin berkata lagi setelah melontarkan kata-kata kepada Yuda. Gabriel akhir-akhir ini sedikit berbeda, dari tingkah laku nya pun juga. Gabriel yang awalnya paling sering telat, lalu berubah seketika. Apa yang terjadi pada Gabriel sekarang? Apakah karena Zia yang bisa merubah nya jadi lebih baik? 

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now