BAB 10 . Rahasia

14 4 0
                                    

Arzia kini sedang asyik makan sambil mengerjakan salinan tugas nya, di meja makan. Untungnya tulisan Gabriel sangat mudah ia pahami, tidak terlalu berantakan dan terbilang rapih. Malah justru lebih rapih dari pada tulisannya.

"Arzia" Panggil Kenzo menuju ke ruang  makan untuk menemui Zia yang sedang berada disana.

"Apa?"

"Ini"

"Hah? Ngapain ngasih Zia uang? Uang dari siapa?"

"Dari om Tirta, katanya uang jajan kamu. Nggak besar karena Om Tirta juga punya anak"

Zia hanya mengangguk paham. Ia pun menerima uang tersebut, lalu Kenzo kembali pergi meninggalkan nya untuk berganti pakaian mungkin? Entahlah Zia pu juga tak tahu. Zia kembali fokus mengerjakan tugas menyalin nya itu kembali yang baru terjeda sebentar karena kakaknya. 

Sekarang hari libur, karena hari libur inilah menjad waktu untuk Zia mengerjakan tugas menyalin nya tersebut, jadi mungkin setelah selesai hari Senin bisa langsung ia kumpulkan langsung kepada Gabriel. Ia selalu memiliki beban jika ada satu buku, atau mungkin ada barang yang ia pinjam namun masih belum ia kembalikan. 

Sesekali ia beristirahat sebentar namun setelah itu ia lanjut kembali mengerjakannya karena sebentar lagi pun juga akan selesai tugas nya tersebut. Jadi Minggu ada waktu untuk dia istirahat dan Healing setelah seminggu penuh ini. 

Mungkin malam ini Zia akan begadang lagi, tetapi entahlah, tergantung kecepatan tangan ia dan  ke konsisten-an dia mengerjakan tugas nya tersebut sendiri. Kemarin ia tertidur sekitar jam 2 dini hari, sedangkan kakak nya sudah pulas di jam 12. Ia tidur jam 2 saja baru selesai 10 lembar kurang 5 lembar lagi untuk ia menyelesaikan semua nya. Untungnya saat ia libur hanya sedikit materi tambahan jadi ia tidak perlu mencatat terlalu banyak materi baru dari guru nya tersebut. 

===

Sore nya saat jam menunjukkan pukul 5 sore. Zia baru saja menyelesaikan semua tugas nya tersebut. Ia terlihat sangat bahagia saat sudah menyelesaikan itu semua hanya ada 2 hari 1 malam. Rasanya Zia sudah bebas, ia bebas dari tidur larut malam, bebas dari segala pikiran. 

"Alhamdulillah" Gumam Zia sembari meregangkan otot-otot tubuh nya. Ia menutup kedua buku tersebut, lalu membawa nya ke kamar untuk ia masukkan ke dalam tas sekolah nya agar hari Senin tak lupa untuk membawa buku tersebut. 

Ia jalan menuju kamar nya dengan ekspresi nya yang penuh kegembiraan. Setelah ia berada di kamar nya dan sudah memasukkan buku nya ke dalam tas nya, ia pun merebahkan badan nya ke kasur kesayangan nya itu. 

"Besok aku mau ajak kakak kemana ya? Biar kakak gak bosen di rumah terus juga" Zia berpikir keras soal itu, ia jarang keluar jadi ia tak tahu mau mengajak kakak nya kemana juga. Yang ia tahu hanya arah menuju sekolah nya. 

Tinggg!!

Notif handphone Zia berbunyi, ia segera meraba sekitarnya untuk mengambil handphone nya yang berada tak jauh dari tubuhnya tersebut. Sebelum ia membuka handphone nya, di lockscreen nya terdapat pesan dari Gabriel yang menanyakan soal tugas nya sudah ia selesaikan atau belum.

 Sebelum ia membuka handphone nya, di lockscreen nya terdapat pesan dari Gabriel yang menanyakan soal tugas nya sudah ia selesaikan atau belum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Z

ia pun mematikan handphone nya kembali lalu bangun dari kasur nya menuju kamar kakak na untuk menanyakan jadwal kakak nya esok hari. Ternyata saat Zia sampai di kamar kakak nya, ia melihat kakak nya tengah tertidur pulas di kasur nya.

Ia berjalan mencari remote pendingin ruangan mili kakak nya untuk menyalakan nya, agar kakak nya bisa tidur dengan nyaman tanpa merasa kepanasan. Setelah menyalakan pendingin ruangan ia berjalan ke arah kasur kakak ya lalu membuka selimut milik Kenzo untuk memakaikan nya ke Kakaknya. 

Mungkin ia akan menanyakan soal hal yang ia ingin tanyakan nanti malam saja, ia tak ingin mengganggu waktu tidur kakak nya. Karena ia tahu pasti kakak nya sangat lelah, apa lagi penyakit nya yang masih belum membaik untuk kini. 

===

Malam nya saat Zia dan Kenzo makan malam, Zia baru ingat jika ada yang ingin ia tanyakan kepada kakak nya tersebut. Di tengah-tengah keheningan di antara mereka Zia membuka pembicaraan dengan pertanyaan yang belum ia tanyakan kepada kakak nya tersebut. 

"Kak, kakak besok minggu ada acara gak? Zia mau ngajak kakak jalan bareng temen adek" Tanya Zia yang langsung to the point. 

"Engga ah, kakak engga mau ganggu waktu yang out nya kalian. Kalau kamu besok yang out sama temen-temen kamu, kakak di rumah biar rumah ada yang jaga" jawab Kenzo 

"Ohh oke kalau gitu, tapi kakak gapapa di tinggal sendiri di rumah?" Zia gampang khawatir jika kakak nya hanya sendiri di rumah

"Gapapa dek, kamu gausah khawatir banget, kakak bakal aman kok, tenang aja" Zia hanya diam. Ia kembali melanjutkan makan nya agar cepat selesai lalu pergi ke kamar nya kembali untuk bersantai sembari bermain handphone.

Setelah ia selesai makan malam bersama kakak nya, kali ini yang berjadwal untuk mencuci piring adalah Zia, jadi sebelum Zia ke kamar nya ia cuci piring sebentar lalu tak lupa ia membersihkan dapur setelah ia memasak tadi bersama kakak nya. Di saat beres-beres rumah dan memasak biasa nya di bantu oleh kakak nya, namun jika jadwal cuci piring dan cuci baju setiap hari mereka rolling atau bergantian. 

Selesai mencuci piring baru ia pergi naik ke atas letak kamar nya berada untuk bersantai setelah ia seharian sibuk mencatat rangkuman yang di berikan oleh Gabriel. Di kamar dirinya sibuk mencari tas yang cocok dengan style nya yang ingin ia pakai besok. Setelah menemukannya, Zia lanjut mencari barang lainnya yang ia butuhkan dan ia bawa besok. 

Ia mengambil liptint yang biasa ia pakai, lalu tissu kering sebagai jaga-jaga, dan tak lupa dompet nya. Setelah ia selesai menyiapkan semua nya ia lanjut membaringkan tubuh nya di ranjang tidur nya. Zia bergumam kecil, lalu mulai merogoh kantong celana nya untuk mengambil handphone nya. 

Zia mematikan handphone nya lalu berjalan ke meja belajarnya, lalu duduk di atas kursi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zia mematikan handphone nya lalu berjalan ke meja belajarnya, lalu duduk di atas kursi. Ia mengambil pulpennya lalu buku yang berisi soal kehidupannya sehari-hari. Menceritakan rasa lelah, marah, sedih, bahagianya ke dalam buku tersebut. Ia sangat melarang orang lain membukanya, bahkan kakak nya ia larang keras untuk membuka buku hariannya.

Ia menutup bukunya, lalu beranjak pergi dari meja belajarnya kembali ke kasur nya untuk tidur karena kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia menutup bukunya, lalu beranjak pergi dari meja belajarnya kembali ke kasur nya untuk tidur karena kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia tak ingin bangun kesiangan, karena besok juga ia ada janji dengan Gabriel, tidak enak jika ia telat.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now