12. Mengobati luka

652 63 0
                                    

Sepulang sekolah seperti biasa Riki akan langsung masuk ke kamarnya, ia akan menunggu para pelayan memanggil untuk makan siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sepulang sekolah seperti biasa Riki akan langsung masuk ke kamarnya, ia akan menunggu para pelayan memanggil untuk makan siang. Memang terlihat sangat manja, tapi mau bagaimana lagi ia sudah terbiasa.

Di dalam kamar, Riki duduk di meja belajar. Tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, ia memutuskan untuk menulis sesuatu di bukunya.

Menghela nafas pelan. "Ini baru saja di mulai... Masih banyak lagi yang harus ku lakukan." Riki mengambil pulpen di dalam tasnya, juga mengambil buku yang sudah ia tulis sebelumnya. Membolak-balik kertas yang kosong sampai menemukan catatan sebelumnya.

Ia mencoret nama Veera dan Janu, menggunakan tinta warna merah. " Kau tenang saja ky, akan ku pastikan bahwa sebentar lagi mereka berdua akan terpisah. Aku janji!"

Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, dimana para pelayan sudah pulang 3 jam yang lalu. Rumah besar keluarga Mahendika terasa begitu sepi.

Di ruang tengah terlihat Riki yang sedang bermain game, terdapat layar besar di depannya juga beberapa peralatan yang ia butuhkan. Seperti makanan dan minuman.

Sibuk memencet tombol di stik PSnya, ia bergerak heboh ketika merasa bahwa dirinya akan segera memenangkan pertandingan. "Huh! ini sangat mudah, aku pasti menag!" Riki melipat lengan bajunya yang membuat gerah, hingga memperlihatkan lengannya. Tanpa memperdulikan Coco yang memandangnya dengan sorot mata bingung.

Coco duduk di samping Riki, anjing besar itu setia menemani tuannya. Bahkan ia tidak berniat untuk pergi meninggalkan Riki. Ia malah mendekatkan kepalanya untuk di usap oleh Riki.

Riki mengusap bulu Coco, sekilas.  "Tunggu sebentar lagi, setelah ini baru kita istirahat... Atau kau lapar? Ini makanlah sedikit." Ia menyodorkan makanan Coco yang sudah ia siapkan dari tadi. Lalu kembali fokus ke game.

Semakin asyik bermain tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Membuat Coco juga ikut meloncat karena kaget.

Menolehkan kepalanya ke arah pintu, Riki membuang nafas malas. "Siapa yang bertamu malam-malam?" Walaupun kesal ia tetap beranjak dari duduknya, menaruh stik PSnya ke bawah, lalu bergerak untuk menurunkan kembali lengan kaos oblong berwarna putihnya, yang tadi ia lipat,  sehingga menutupi kembali lengannya.

Berjalan dengan gontai menuju ke arah pintu, Riki masih menerka-nerka siapa yang datang. Ia bahkan berpikir bahwa yang datang adalah mamahnya. Tapi tidak mungkin, jika benar pasti mamahnya akan menghubunginya terlebih dahulu.

Di ikuti oleh Coco di belakang, Riki membuka pintu rumah yang terkunci dari dalam. "Sabar!!!" Teriaknya ketika mendengar bel yang di bunyikan lagi.

Saat pintu terbuka, Riki membulatkan matanya ketika mengetahui siapa yang datang ke rumahnya. "Kau!"

Bersamaan dengan dibukanya pintu, Cocok langsung bertingkah aneh. Ia melompat- lompat ingin mendekat. Tapi Riki memerintahkannya agar tetap tenang, untung saja Coco menurut padanya sehingga Coco langsung duduk diam.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Where stories live. Discover now